*
Ombak yang berdebur kencang
Membawa buihnya singgah ke tepian
Menghampiri batubatu, mengirama sendu
Memberi salam kedatangan
Bagi setumpuk peluh dalam ingatan
Di tepi pantai yang telah ramai dengan dentingan lagu purnama
Kita bangun prasasti api dari setumpuk janji dan sketsa jalan setapak
Tentang semangat yang menderu lautan dan meneguh karang
Lihat, malam menjadi jembar
Tatkala kita menjamahi pantai yang kesepian
Meraba wajah purnama dengan riang
Di antara kita; antara jarak dan keakraban kian berkelindan
Ada yang lihai menari, mendansai ombak dan angin
Meningkahi desir yang dingin
Ada yang hanyut dalam romantisme syahdu
Dalam remang malam yang bisu dan denting gitar berlagu
Ada aku, kau, dan orkestra pantai memainkan ombaknya
Bukankah malam itu terlalu sejenak untuk kita singgahi, kawan?
Dan cerita-cerita kita menjejak di bawah rembulan
Semoga ia tak hanyut ditelan gemuruh lautan
*
Dan pagi itu, ombak yang berdebur kencang
Membawa buihnya meninggalkan tepian
Sembari mengenang kita, membawa keharuan
Disampaikannya pada angin, ombak dan pasirnya
: Sebait salam kepulangan
Papuma, 07 - 08 April 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H