Tapi bagaimana pun, kita mesti tetap di sini
Mengaji hujan di beranda, mengaji ketabahan
“Gusti, semisal Ayub yang Kauuji dengan kenikmatan
Datangkan padanya kenikmatan yang lebih betapa!”
Hingga malam datang bertandang, perlahan, perlahan,
Doa yang telah kita langitkan, membubung menerbang
Mencengkeram angkasa dan cakrawala semakin remang
Tapi kita hanya pejalan yang memeram segumpal keyakinan;
Tuhan akan datang, dan menganugerahimu tetes-tetes kesembuhan
Jember, 25 Januari 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!