Mohon tunggu...
Alif Raung Firdaus
Alif Raung Firdaus Mohon Tunggu... -

Lelaki, itu saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melankolia Musim Penghujan

3 Agustus 2013   07:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:41 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1/

Di sini, sebait doa kita langitkan

Mengalir rancak bersama deburan hujan

Yang setia mengeja bumi, mengeja kegalauan

Mungkin hujan adalah tanda

Yang acapkali kita jamu di beranda

Tanda-tanda duka; pekabaran sembilu, sajak rintih

Surat vonis, suara kematian, dan selaksa lagu pedih

Tapi kita hanya pejalan yang masih belajar menafsir hujan

Entah ia adalah tanda duka, atau ia yang disebut murka

2/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun