Ini lebih lanjut menemukan bahwa infrastruktur yang dibangun bukan oleh penduduk lokal dapat menyebabkan peningkatan kemiskinan. lebih lanjut, kemiskinan ini meningkat ketika proses pembangunan infrastruktur berjalan dan menghambat beberapa kegiatan ekonomi penduduk lokal. Indonesia memiliki peluang besar karena telah belajar banyak tentang Saemaul Undong dari tahun ke tahun, dan bahkan telah mengimplementasikan sejumlah kota kembar dengan Korea Selatan. sister city lebih lanjut dijelaskan sebagai upaya kontak antara pemerintah dan warga dari dua tempat yang berbeda dalam hal budaya, sosial, dan ekonomi.Â
Tidak hanya itu, pembangunan desa melalui dana desa Indonesia juga merupakan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan desa di masa depan. hanya saja, sejauh ini dana Desa masih memiliki banyak kekurangan, termasuk korupsi, digunakan untuk konsumtif, dan birokrasi yang tidak sehat. Mengadopsi Korea Selatan dalam membangun desanya, mereka menggunakan banyak sukarelawan, menargetkan sektor ekonomi utama dari setiap desa, menyediakan jalan dan air bersih, listrik, dan internet.Â
Dari hal di atas, solusi yang Indonesia dapat adopsi dari Korea ada di Internet dan poin para relawan berpendidikan yang membantu membangun desa. Setelah menemukan poin inti pembangunan desa di Korea Selatan yang dapat diadopsi Indonesia, serta masalah terkait pembangunan pedesaan di Indonesia, maka ada beberapa solusi dalam bentuk rekomendasi kebijakan kepada pemerintah: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
1. memasukkan internet dan teknologi sebagai percepatan pembangunan desa        Â
2. memobilisasi sukarelawan untuk membantu mempercepat pembangunan desa, serta gerakan untuk mengembalikan budaya gotong royong, dan juga membangun desa dengan komunitas mereka sendiri                     Â
 3. memberikan bantuan untuk realisasi dana desa, terutama di sektor pengeluaran pemerintah desa untuk infrastruktur dan meningkatkan kegiatan ekonomi secara berkelanjutan.                                 Â
 4. menyeimbamgkan jumlah populasi penduduk pedesaan dan perkotaan bersamaan dengan meningkatkan ekonomi lokal desa      Â
 Daftar Pustaka                                Â
Arturol. 1990. Pengembangan Kelembagaan: Pengalaman Proyek-proyek Bank Dunia. Jakarta (ID): LP3ES Bebbington A. 2001.Ensiklopedia internasional Ilmu Sosial & Perilaku. Elsavier.Ltd. Halaman 3578-3583 Daldjoeni, N dan A. Suyitno. 2004. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan. Bandung (ID): PT. Alumni. Labont R. dan Laverack G. 2008. Promosi kesehatan dalam aksi: dari pemberdayaan lokal ke global                    Baum, F.2008. Pengantar Promosi kesehatan dalam aksi: dari pemberdayaan lokal ke global                                                  Fox 1997. Opsi strategis untuk manajemen infrastruktur perkotaan. Makalah Kebijakan Program Manajemen Perkotaan 17. Washington DC: Bank Dunia tentang Rachel Mashika dan Sally Barden. Infrastruktur Povevrty: Suatu Analisis Gender. Inggris: Jembatan. LaporanÂ
SIDA Iek, Mesak, 2012. analisis dampak pembangunan jalan terhadap pertumbuhan bisnis ekonomi rakyat di pedalaman Papua Barat. JEKT: PapuaÂ
Iyan. 2016. ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM EKONOMI DAN PELUANG KERJA DI PROPINSI RIAU. riau: Jurnal Ekonomi Sosial Pembangunan Indraswari. 2016. Studi Indonesia tentang Saemaul Undong. Malang: Universitas Brawijaya                         Â