Mohon tunggu...
Kebijakan

Indonesia vs Korea: Pembangunan Desa

3 Maret 2019   11:25 Diperbarui: 3 Maret 2019   12:29 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini lebih lanjut menemukan bahwa infrastruktur yang dibangun bukan oleh penduduk lokal dapat menyebabkan peningkatan kemiskinan. lebih lanjut, kemiskinan ini meningkat ketika proses pembangunan infrastruktur berjalan dan menghambat beberapa kegiatan ekonomi penduduk lokal. Indonesia memiliki peluang besar karena telah belajar banyak tentang Saemaul Undong dari tahun ke tahun, dan bahkan telah mengimplementasikan sejumlah kota kembar dengan Korea Selatan. sister city lebih lanjut dijelaskan sebagai upaya kontak antara pemerintah dan warga dari dua tempat yang berbeda dalam hal budaya, sosial, dan ekonomi. 

Tidak hanya itu, pembangunan desa melalui dana desa Indonesia juga merupakan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan desa di masa depan. hanya saja, sejauh ini dana Desa masih memiliki banyak kekurangan, termasuk korupsi, digunakan untuk konsumtif, dan birokrasi yang tidak sehat. Mengadopsi Korea Selatan dalam membangun desanya, mereka menggunakan banyak sukarelawan, menargetkan sektor ekonomi utama dari setiap desa, menyediakan jalan dan air bersih, listrik, dan internet. 

Dari hal di atas, solusi yang Indonesia dapat adopsi dari Korea ada di Internet dan poin para relawan berpendidikan yang membantu membangun desa. Setelah menemukan poin inti pembangunan desa di Korea Selatan yang dapat diadopsi Indonesia, serta masalah terkait pembangunan pedesaan di Indonesia, maka ada beberapa solusi dalam bentuk rekomendasi kebijakan kepada pemerintah:                                            

1. memasukkan internet dan teknologi sebagai percepatan pembangunan desa                

2. memobilisasi sukarelawan untuk membantu mempercepat pembangunan desa, serta gerakan untuk mengembalikan budaya gotong royong, dan juga membangun desa dengan komunitas mereka sendiri                                         

 3. memberikan bantuan untuk realisasi dana desa, terutama di sektor pengeluaran pemerintah desa untuk infrastruktur dan meningkatkan kegiatan ekonomi secara berkelanjutan.                                                                 

 4. menyeimbamgkan jumlah populasi penduduk pedesaan dan perkotaan bersamaan dengan meningkatkan ekonomi lokal desa           

 Daftar Pustaka                                                              

Arturol. 1990. Pengembangan Kelembagaan: Pengalaman Proyek-proyek Bank Dunia. Jakarta (ID): LP3ES Bebbington A. 2001.Ensiklopedia internasional Ilmu Sosial & Perilaku. Elsavier.Ltd. Halaman 3578-3583 Daldjoeni, N dan A. Suyitno. 2004. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan. Bandung (ID): PT. Alumni. Labont R. dan Laverack G. 2008. Promosi kesehatan dalam aksi: dari pemberdayaan lokal ke global                                       Baum, F.2008. Pengantar Promosi kesehatan dalam aksi: dari pemberdayaan lokal ke global                                                                                                  Fox 1997. Opsi strategis untuk manajemen infrastruktur perkotaan. Makalah Kebijakan Program Manajemen Perkotaan 17. Washington DC: Bank Dunia tentang Rachel Mashika dan Sally Barden. Infrastruktur Povevrty: Suatu Analisis Gender. Inggris: Jembatan. Laporan 

SIDA Iek, Mesak, 2012. analisis dampak pembangunan jalan terhadap pertumbuhan bisnis ekonomi rakyat di pedalaman Papua Barat. JEKT: Papua 

Iyan. 2016. ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM EKONOMI DAN PELUANG KERJA DI PROPINSI RIAU. riau: Jurnal Ekonomi Sosial Pembangunan Indraswari. 2016. Studi Indonesia tentang Saemaul Undong. Malang: Universitas Brawijaya                                                 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun