Dewata, Pulaunya para Dewa

Siapa yg tak kenal pulau dewata, pulau yang terkenal akan pesona destinasinya. Bukan hanya destinasinya saja, tetapi kentalnya kebudaya dan adat yg masih terjalin sampai saat ini menjadi salah satu daya tarik tersendiri. 

Penduduk yang mayoritas beragama Hindu ini bertuhankan dewa wisnu, siwa dan brahma ini menjadikan setiap tempatnya wajib memiliki tempat khusus peribadatan yang dilengkapi dengan sesajen dan patung para dewa.

Seperti destinasi Tanah Lot yang menjadi tempat wisata paling wajib dikunjungi jika ke pulau dewata ini. Tanah Lot merupakan salah satu pura penting untuk penduduk bali yang beragama Hindu, untuk tempatnya sendiri Tanah Lot terletak di atas batu besar yang berada dilepas pantai. Pura Tanah Lot merupakan ikon pariwisata pulau Dewata Bali. Lokasi Tanah Lot berada di  Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali.

Pura Tanah Lot ini juga bagian dari Pura Kahyangan Jagat di Bali, ditujukan sebagai tempat memuja dewa penjaga laut. Di bawah Pura Tanah Lot terdapat goa kecil yang didalamnya ada beberapa ular laut suci yang berwarna belang hitam putih.

Saat air laut pasang, pura akan seperti dikelilingi lautan. Sedangkan saat air laut surut, kita dapat berjalan mendekati lokasi pura. For your information, untuk para wanita yang sedang datang bulan tidak bisa mendekati lokasi karena kita dalam keadaan tidak suci.

Saat sore hari menjelang malam, kita dapat menikmati indahnya sunset dengan siluet pura yang menawan. Setelah selesai menikmati keindahan alamnya kita juga bisa memanjakan diri dengan berbelanja, karena dari area pura menuju tempat parkir, terdapat banyak toko yang menjual berbagai barang kerajinan khas pulau dewata ini.

dok. pribadi

Tempat lain yg juga memiliki ikon para dewa yaitu, Pantai Pandawa. Letak pantai Pandawa berada di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Karena letaknya yang jauh dari keramaian dan tertutup tebing yang sangat besar membuat pantai ini masih terasa asri dan bersih. Wisatawan lebih dominan dari wisatawan domestik.

Pantai Pandawa sendiri diambil dari nama kelima anak pandu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata, yang terdiri dari Yudistira, Bima, Arjuna, jNakula dan Sahadewa. Di sekitar pantai ini terdapat tebing besar yang dipahat membentuk kelima patung Pandawa dan Dewi Kunti.

Keenam patung tersebut secara berurutan diberi penjelasan nama Dewi Kunti, Dharma Wangsa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Di tempat ini juga diselenggarakan Tari Kecak yang menceritakan tentang kisah cinta Rama dan Sinta. Cerita ini telah menginspirasi kehidupan sosial Hindu Bali yang tercermin pada budaya mereka.

dok. pribadi

Kentalnya makna filosofi agama Hindu juga terasa pada bangunan bersejarah Museum Bajra Sandi. Bangununan yang memiliki arsitektur khas tradisional bali ini merupakan monumen yang melambangan perjuangan rakyat Bali yang terletak di Renon, Denpasar Bali.

Nama Bajra Sandi terdiri dari dua suku kata yaitu Bajra dan Sandi, Bajra yang artinya Genta dan Sandi artinya Suci. Bangunan monumen ini sekilas mirip seperti genta yang biasa digunakan para pendeta agama Hindu ketika mengucapkan mantera dalam upacara persembahyangan keagamaan.

Di setiap sisi kanan dan kiri pintu masuk juga terdapat patung para dewa. Elemen lain yang terkandung dalam monumen ini yaitu, Guci Amerta yang disimbolkan dengan kumbha (sejenis periuk) yang bisa dilihat pada bagian atas monumen; Gunung Mendara Giri yang disimbolkan sebagai bangunan monumen yang menjulang tinggi; dan kolam yang mengelilingi monument, dianggap seperti Ksirarnawa atau lautan susu.

dok. pribadi

Selain Museum Bajra Shandi, pulau dewata juga mememiliki tempat wisata edukasi lain yaitu Museum Garuda Wisnu Kencana atau  biasa disebut GWK Bali. Museum bersejarah ini merupakan Patung Garuda Wisnu Kencana terbuat dari bahan tembaga, kuningan dan rangka baja. Bahan tembaga dan kuningan dilapisi zat asam platina. 

Patung yang diperkirakan memiliki berat 3,000 ton dan tinggi mencai 124 meter. Taman budaya GWK menjadi salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi jika berada di pulau Dewata Bali. Di dalam museum juga terdapat pahatan dari Garuda Wisnu story, burung garuda merupakan kendaraan yang digunakan Dewa Wisnu.

dok. pribadi

Bukan hanya tempat wisata saja yang memiliki ikon para dewa, toko perbelanjaan oleh-oleh khas bali Krisna juga memiliki ciri khas tersendiri. Tepat di depan pintu masuk berdiri kokoh patung krisna yang sedang bermain seruling sambil berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping. Krisna merupakan awatara atau inkarnasi dari Dewa Wisnu kedelapan di antara sepuluh awatara Wisnu.

Toko oleh-oleh Krisna berada di Jalan Raya Tuban, Kuta, Bali. Tidak jauh dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, hanya berjarak 10 menit saja dengan menggunakan kendaraan pribadi. Toko oleh-oleh krisna memiliki beberapa cabang, tetapi khusus toko ini buka setiap hari selama 24 jam sehingga kita dapat berkunjung kapan saja. 

Banyak sekali oleh-oleh khas bali yang bisa kita dapatkan disini, mulai dari souvenir, cemilan dan makanan khas bali serta barang-barang fashion dan galeri seni yang memajang sederet lukisan.

Penulis : Alif Putri dan Dhena Delviana

Mahasiswa Universitas Prof Dr. Hamka