Mohon tunggu...
Alif Nawawangsa
Alif Nawawangsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

We never know until we do it

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehidupan Sementara

23 November 2021   10:08 Diperbarui: 23 November 2021   14:34 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu kehidupan? Mengapa kita hidup? 

Kehidupan adalah proses di lahirkannya kita makhluk hidup di dunia ini. Mengapa kita hidup dan di beri kebebasan dalam kehidupan ini

Kita hidup untuk beribadah kepada Allah SWT. Berjuta - juta hal yang ada di dunia ini. Dan semua orang mati-matian mengejarnya. Apa yang mereka kejar? Mereka mengejar Kekayaan, kekuasaan, jabatan, dan lainnya. 

Yang bisa kita fikirkan adalah Apakah kita hidup hanya untuk mencari hal tersebut? Atau kita mencari hal yang lebih berharga dari itu?. 

Karena hidup ini tidak selamanya. Seharusnya kita lebih mementingkan hal setelah kehidupan yaitu Akhirat sebelum ke akhirat kita harus mempersiapkan kematian kita.  Apakah kita sudah berbuat baik? Apakah sudah menolong orang? 

Itulah yang harus kita siapkan. Untuk menghadapi kematian. Bukan mengejar kekuasaan, jabatan apalagi kekayaan. 

Bisa kita bayangkan ketika kita sudah mati

Bagaimana gelapnya kuburan kita sendirian di sana tidak ada yang menemani hanya kita sendiri. Mengapa kita malah mengejar hal yang sementara? 

Kita bayangkan setelah kita meninggalkan dunia ini kemana lagi kita apakah lengal begitu saja atau kita akan di minta pertanggung jawaban atas perbuatan kita di dunia ini. Bukan

Hal yang mudah untuk mempersiapkan kematian analogi nya seperti ini: ada suatu kerajaan yang membutuhkan raja karena raja sebelum nya menghilang entah kemana  akhirnya ada seseorang yang mencalonkan dan di terima tapi ada syarat untuk menjadi raja setelah lima tahun raja itu harus di bunuh akhirnya si orang pertama pun setuju dan menjadi raja pertama, karena di dalam pikirannya menjadi raja pasti enak ada pasukan ada makanan minuman harta dan banyak permaisuri. Akhirnya sang raja pun memerintah beliau pun memerintah dengan berfoya foya menikmati hartanya 1 tabun berlalu raja tersebut tidak membuat perkembangan yang besar terhadap kerajaan dia masih sibuk kepada diri sendiri, pada tahun kedua dia pun sama seperti tahun pertama begitu juga tahun ke tiga sampai akhirnya pada tahun ke empat. Dia pun sadar dan merasa kematiannya sudah dekat akhirnya dia pun mengembangkan kerajaan nya hingga kerajaan tersebut sedikit besar akan tetapi pada akhirnya dia pun mati karena sudah habis masa memerintahnya selama 5 tahun

Selanjutnya orang ke dua dia adalah orang yang pintar dan berbudi dia tidak berfoya foya menikmati harta dan lain lain akhirnya dia pun menjadi raja yang di hormati tahun pertama kerajaan berkemnang dengan sangat pedat tahun ke dua kerajaan lebih berkembang lagi dari pada tahun pertama. 

Tahun ke tiga lebih berkembang lagi dari pada tahun kedua hingga akhirnya pada tahun ke empat raja ini berpikir bagaimana caranya jika aku tidak mati tahun depan hingga ia pun menemukan jawabannya di perintahkan seluruh pasukannya untuk pergi ke sebuah pulau dan membunuh semua makhluk liar di sana serta mendirikan kerajaan akhirnya pasukannya menyelesaikan hal yang di perintahkan raja. Sisa 1 bulan sebelum kematian raja memerintahkan untuk memindahkan semua makanan dan minuman serta buah buahan ke pulau baru tersebut hingga akhirnya selesai semua perintah raja 

Sisa 1 hari sebelum kematian raja tersebut pun pergi ke pulau tersebut dan meninggalkan kerajaan. Akhirnya raja tersebut pun selamat dengan syarat 5 tahun mati tersebut. Masyarakat yang ada di kerajaan pertama pun pindah semua hingga ke pulau baru dan raja baru pun berkuasa di sana dengan damai. 

Seperti itulah gambaran tentang kehidupan di dunia ini mengapa kita mengejar harta dan kekayaan sedangkan ada yang lebih penting yaitu kehidupan setelah kematian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun