Hari Sabtu sekira pukul 06.30 WIB pagi menggunakan mobil, aku mengawali trip. Aku tidak pegang kemudi dan dibangku kuris mobil belakang. Ini dikarenakan semalam Aku piket, sehingga kurang tidur. Sepakat nanti  bergantian dalam mengemudi mobil. Lelah kegiatan semalam di kantor membuat rasa mengantuk begitu berat. Namun, rasa ini kalah dengan keinginan untuk mengikuti Trip dengan pekalongan- Purbalingga dan Wonosobo dan kembali ke Pekalongan. Rencana bermalam di Villa yang ada  di kaki Gunung Cilik Wonosobo.
Menempuh sekira 3 jam perjalanan menggunakan jalur alternatif rute Bantarbolang, Pemalang dan Purbalingga Jawa Tengah. Di tempat ini, Nenekku dikebumikan.  Kebiasaan keluargaku saat menjelang Ramadhan datang untuk ziarah kubur dan silaturhami dengan keluarga besar di  Purbalingga.  Setelah melakukan Ziarah kubur dengan berdoa dilanjutkan untuk menikmati Soto khas Kota Purbalingga. Siapa lagi kalau bukan Soto Misdar,  yang terkenal enak dan luget bumbunya. Tempat makan ini terletak di sebelah timur alun-alun Purbalinnga.
Dalam kondisi lapar, sebelum soto terhidang, aku sudah mengambil tahu dan mendoan. Lahap saja aku memakannya. Sehingga ketika hidangan utama yang kupesan datang, yaitu soto, perut seperti tidak muat lagi. Namun karena enak pelan-pelan habis juga satu porsi Soto. Â Soto Misdar ini menjadi langganan keluarga ketika kami datang ke Purbalingga. Letaknya di depan Pengadilan Negeri Purbalingga. Bukan ikut promosi, jujur saja bikin ketagihan siapapun yang menikmatinya. Meski, untuk racikan bumbunya khas Purbalingga, yaitu dengan kuah kental sambal kacang.
Perjalanan lanjut, dengan  Sholat dhuhur di sebuah masjid tidak jauh dari tempat warung soto tadi, di jalan Purbalingga-Banjarnegara. Jujur saja, Kota Wonosobo yang sering aku dengar, belum pernah secara khusus aku Trip ke sana. Maka kesempatan ini aku manfaatkan sebaik mungkin untuk menikmatinya.
Bagiku Wonosobo adalah tempat yang sangat indah sebab dikelilingi berbagai gunung di sekitarnya, diantaranya Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Sikembang, Gunung Prau dan ada Gunung Cilik Wonosobo yang sangat mengusik perhatianku. Aku bermalam di saah satu villa dikaki gunung itu. Tarif permalam villa adalah Rp. 455.000, dengan fasilitas 2 bad room dan breakfast serta welcome drink berupa teh dan kopi sedu.
 Air bagai es dari kulkas sangat terasa ketika aku mencoba untuk mandi. Sangat dingin. Namun demi kesegaran tubuh aku tetap mengguyur badan dengan air. Segar sekali. Sementara di luar, hujan terus mengguyur, seolah menunda untuk menikmati indahnya lokasi tempatku akan bermalam tersebut.
View didepan Villa sangatlah indah langsung memamerkan indahnya Gunung yang dikelilingi Gunung Sumbung,Gunung Sindoro dan pegunungan terhampar luas tepat di belakang Villaku menginap ada Gunung Cilik Wonosobo ketinggianya sekira 1550 MDPL. Sore itupun ditemani dengan Kopi hangat buatan Bunda dan menikmati berfoto serta membuat Vlog pendek pribadi dengan menikmati keindahan yang Allah suguhkan. Malampun lewat begitu saja karena di samping hujan, kami dalam kondisi cape, sehingga butuh recovery. Harapannya besok pagi cerah dan bisa melihat indahnya matahari terbit dari balik deretan Gunung.
Pagi selesai Sholat Subuh, kaki ini dengan berat memenuhi ajakan Bunda Ayah untuk melanjutkan trip singkat mendaki Gunung Cilik Wonosobo. Udara sangat dingin sekali, ketika kami mulai mendaki. Salah bagiku karena tidak membawa jaket tebal. Padahal  sudah kusiapkan.  Namun sifat manusia, karenaterburu buru  membuatku terlupa membawa jaket.
Dingin sekali seperti menusuk seluruh tulangku dan aku kuatkan niat untuk menampingi Ayah dan Bundaku mendaki. Sangatlah disayangkan jika tidak mendaki di Gunung itu. Sedikit bercerita Masyarakat di Kaki Gunung pada umumnya sangatlah baik dan ramah sekali dalam melewati pasti mereka bersenyum dan mengucapkan salam atau dengan kalimat "Monggo". Mereka sangat ramah dan murah senyum.