Mohon tunggu...
Alif Fatchur
Alif Fatchur Mohon Tunggu... Editor - Panupo Jiwo

Mencari jalan ketenangan dalam perjalanan kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dosen Fisika Universitas Gajayana Malang Latih Tanggap Mitigasi Bencana dan Hibah System Warning Tsunami

14 Oktober 2019   18:21 Diperbarui: 14 Oktober 2019   18:34 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang bersama Kepala Desa Gajahrejo beserta staf dan jajarannya.

Fenomena gempa telah menjadi buah bibir di masyarakat pada umumnya, karena dampak yang ditimbulkan merugikan perekonomian dan sosial di masyarakat. Potensi terjadinya Tsunami sangat dimungkinkan melihat banyak terjadinya gempa yang berkekuatan tinggi, khususnya Dusun Bajul Mati, Desa Gajahrejo, Malang Selatan yang merupakan daerah pesisir pantai. Area tersebut terletak di atas 3 lempeng tektonik aktif, yaitu: lempeng Indo-Australia, lempeng pasifik, dan lempeng Eurasia.

Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang yang terdiri dari Amri Baihaqi Mashuda, M.Si, Aisyah Dianing Pradipta, M.Si, dan Hengky Herdianto, M.Si, berjuang mengabdikan ilmu dan pengetahuannya untuk melatih masyarakat Dusun Bajul Mati, Desa Gajahrejo, Malang Selatan untuk tanggap mitigasi bencana gempa dan Tsunami serta menghibahkan karya teknologi berupa detektor Warning System Tsunami yang didanai DRPM Menristekdikti skema Program Kemitraan Masyarakat.

"Posisi Dusun Bajul Mati, Desa Gajahrejo dekat dengan pesisir pantai sehingga berpotensi Tsunami, maka diperlukan Warning System Tsunami yang berupa alat Seismograf Digital. 

Secara umum gempa merupakan peristiwa alam yang terjadi secara mendadak, sehingga diperlukan tindak mitigasi bencana berbasis pemberdayaan masyarakat dan teknologi tepat guna untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan" terang ketua PKM Universitas Gajayana Malang, Amri Baihaqi Mashuda, M.Si.

"Prinsip kerja dari seismograf analog dirubah menjadi seismograf digital dengan menggunakan sensor ADXL 345 Accelerometer sebagai pengganti kerja bandul. Selain itu peralatan tersebut dilengkapi dengan sensor gempa D7S-A0001-1" terang anggota teknis PKM Universitas Gajayana Malang, Hengky Herdianto, M.Si.

 

Foto: Model peralatan Warning System Tsunami Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang. 
Foto: Model peralatan Warning System Tsunami Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang. 

Selain itu anggota teknis PKM Universitas Gajayana Malang, Hengky Herdianto, M.Si menambahkan "sensitivitas detektor pada sumbu X adalah 0,297 V/g, sumbu Y 0,2886 V/g, dan sumbu Z 0,34 V/g. 

Perbedaan nilai yang diperoleh oleh detektor dengan nilai accelerometer pada smartphone adalah 0,43% pada sumbu X, 0,165% pada sumbu Y, dan 0,036% pada sumbu Z. Sistem deteksi gempa bumi dan peringatan Tsunami berjalan sesuai dengan desain sistem dan dapat mengingatkan ketika terjadi gempa dan Tsunami".

"Bentuk pengabdian ini merupakan salah satu implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Program Studi Fisika Universitas Gajayana Malang dalam memberikan pengabdian selalu fokus menerapkan teknologi di masyarakat. Tidak hanya sekedar salurkan ilmu tetapi sangat berupaya untuk Bagaimana teknologi itu menyentuh dan memberikan manfaat memecahkan masalah masyarakat?" terang anggota Hubungan Masyarakat PKM Universitas Gajayana Malang, Aisyah Dianing Pradipta, M.Si.

Selain wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, "upaya menyentuh masyarakat dengan teknologi merupakan cita-cita besar Universitas Gajayana Malang yang dipimpin oleh rektor Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M, dengan visi 'Menjadi Universitas yang unggul di bidang riset tingkat Nasional pada tahun 2026'. Penguatan dan penajaman visi berpotensi memberikan stimulus output dan outcome pada lulusan Universitas yang terdepan dan berkarakter" penegasan keterangan Tim PKM Universitas Gajayana Malang.

Foto: Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang di International Conference acara MISEIC 2019 Hotel Whindham Surabaya.
Foto: Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Fisika Universitas Gajayana Malang di International Conference acara MISEIC 2019 Hotel Whindham Surabaya.

Teknologi Warning System Tsunami yang dihibahkan telah dilakukan pencocokan data real time melalui koordinasi dengan Stasiun Geofisika Kelas II BMKG Tretes, Pasuruan pada tiga titik pangamatan Komp. ITS Surabaya, Sta. Met. Juanda, dan Sta. Klim. Karang Ploso Malang. Selain itu hasil dari kegiatan pengabdian ini dipresentasikan di International Conference acara MISEIC 2019 di Hotel Whindham Surabaya dengan judul paper "Application of Tsunami's warning system as disaster mitigation in Bajul Mati - Gajahrejo, Malang".

"Terima kasih kepada tim Pengabdian Masyarakat Dosen Fisika Universitas Gajayana Malang yang didukung penuh oleh DRPM Menristekdikti. Semoga dengan adanya sumbangan ilmu mitigasi bencana dan hibah peralatan deteksi gempa dan Tsunami ini memberikan manfaat pada masyarakat Desa kami - Salam Inovasi untuk Negeri -" terang Kepala Desa Gajahrejo, Siswoyo.

Created by: Bpk Hengky Herdianto, M.Si

Penelitian pengabdian masyarakat tersebut merupakan hal yang sangat bermanfaat, semoga dapat memberikan manfaat kepada seluruh daerah pesisir yang rawan sekali dengan bencana tsunami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun