Menurut Dr. Ahmad Susanto dalam bukunya menjelaskan bahwa pelayanan responsif merupakan bantuan terhadapap konseli untuk menyelesaikan masalahnya dengan segera, karena bila tidak segera diselesaikan dapat menyebabkan tambah buruknya masalah yang akan datang atau menghambat pencapaian dalam perkembangannya.Â
Biasanya hal ini berhubungan dengan pendidikan, profesi, dan sebagainya. Seperti contoh yang paling sering kita jumpai yakni pelajar kelas XII dalam melanjutkan studinya atau bekerja. pelayanan responsif ini memiliki tujuan yang sama seperti pengertiannya, yakni membantu konseli untuk menyelesaikan masalahnya agar tidak terjadi masalah dalam perkembangannya.
3. Pelayanan Perencanaan Individu
Pak Susanto juga menerangkan bahwa  perencanaan individu merupakan pelayanan tentang pribadi seseorang itu sendiri dalam mengenal kelebihan maupun kekuranganya sendiri, juga pemanfaatan potensi yang dimilikinya untuk masa depan, serta pemahaman langkah-langkah yang akan diambil untuk tujuannya yang akan datang, dan pemanfaatan lingkungan sekitar.Â
Dalam Pelayanan ini bertujuan agar konseli memiliki beberapa hal-hal berikut: a. Memiliki pemahaman diri dan lingkungannya, b. mampu merumuskan tujuan, konsep, atau pengelolahan terhadap perkembangan tentang dirinya, baik dalam aspek pribadi, sosial, cita-cita, maupun karir, dan c. Mampu melaksanakan, mengaplikasikan, dan mendemonstrasikan apa yang telah dikonsepkan.
4. Pelayanan Dukungan Sistem
Beliau juga menjelaskan tentang pengertian pelayanan dukungan sistem adalah komponen pelayanan dan kegiatana yang membantu mengembangkan kemampuan keprofesionalisnya konselor dalam memberi pelayanan. Namun, hal ini juga mempengaruhi konseli walaupun tidak secara langsung. Yakni memfasilitasi seluruh kebutuhan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan masalahnya.Â
Jadi pada intinya tiga pelayanan diatas merupakan pelayanan langsung, sedangkan pelayanan dukungan sistem merupakan hal yang membantu kelancaran dari ketiga pelayanan yang diatas.
Menurut Depdiknas (2008: 213) layanan dukungan sistem meliputi aspek-aspek: 1). Pengembangan jejaing baik dengan pihak orang tua, guru, staf sekolah, maupun kerja sama dengan ahli lain yang terkait pelayanan bimbingan dan konseling,Â
2). Kegiatan menejemen yang meliputi kegiatan pengembangan program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya, serta pengembangan penataan kebijakan,Â
3). Riset dan pengembangan yang merupakan yang merupakan aktivitas konselor yang berhubungan dengan pengembangan profesional secara berkelanjutan.