Sebuah berita tentang sepak bola yang trending di kalangan pemain sepak bola dan tentu para penggemar pesepak bola pun mengalami kesedihan dan keprihatinan yang sama akibat gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20. Sebelumnya, Indonesia pada Oktober 2019 ditunjuk menjadi tuan rumah pagelaran akbar sepak bola yang dibawah naungan FIFA.Â
FIFA yaitu Fdration Internationale de Football Association atau Federasi Sepak Bola Internasional adalah badan pengendali sepak bola internasional yang didirikan di Perancis pada tahun 1904. Dalam pemilihan tuan rumah dalam rapat Dewan FIFA di Shanghai.Â
Indonesia mampu mengalahkan kandidat seperti Peru dan Brasil. Indonesia pada saat itu harus berbangga karena mengalahkan kandidat-kandidat kuat yang sudah terbiasa menyelenggarakan event olahraga tingkat internasional, tetapi Indonesia lah yang memenangkan gelar tuan rumah ajang sepak bola internasional U-20.
Tentu menjadi hal yang amat sangat mengagetkan dan menyedihkan ketika mendengar dan mengetahui gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20 pada "last minute" atau detik terakhir sebelum acara dimulai, karena sudah sangat jauh yang dilakukan oleh pihak Indonesia, selain mematangkan infrastrukturnya pun pemain timnas Indonesia U-20 terus dilatih karena akan berlaga di perhelatan akbar tingkat internasional tersebut.Â
Dibuktikan dengan keseriusan Indonesia yang tetap profesional dan berprogres walaupun seharusnya pagelaran akbar tersebut terselenggara pada tahun 2021, tetapi akibat merebaknya pandemi COVID-19 diundur menjadi tahun 2023. Namun oleh FIFA, Indonesia masih diputuskan menjadi tuan rumah piala dunia U-20 ketika masa-masa kritis pandemi.
Beberapa stadion telah siap untuk acara sepak bola tingkat Internasional, setelah sepuluh stadion diajukan menjadi tempat berlaga, tetapi menjadi enam yang memenuhi standar Internasional sebagai tempat berlaga. Antara lain:
- Stadion Jakabaring (Palembang, Sumatra Selatan)
- Stadion Utama Gelora Bung Karno (DKI Jakarta)
- Stadion Si Jalak Harupat (Bandung, Jawa Barat)
- Stadion Manahan (Solo, Jawa Tengah)
- Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya, Jawa Timur)
- Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali)
Persiapan Indonesia telah banyak setelah empat tahun melakukan progres memperbaiki diri dan meningkatkan segala kualitas dari apa yang diperlukan untuk pagelaran akbar tersebut, karena tentu saja mata dunia akan tertuju ke Indonesia, bagaimana pun dunia akan menilai Indonesia bagaimana dalam menyelenggarakan event internasional, yang tentu akan memengaruhi tingkat investasi dan pariwisata ke Indonesia dan ujung-ujungnya akan meningkatkan dan menggerakan ekonomi Indonesia lebih galak lagi yang tentunya seperti menyelam minum air, selain memperkenalkan pariwisata saat wisatawan datang ke Indonesia juga meningkatkan pergerakan Indonesia.
Namun, permasalahan timbul ketika Israel ikut berlaga di piala dunia U-20. Kala itu di babak penyisihan, Israel melawan Inggris, Israel kalah dan menjadi runner up, sehingga Israel tetap berhak untuk ikut berlaga di Indonesia yang dari awal Indonesia merdeka tidak pernah membuka pintu diplomatik dengan Israel. Awalnya, pemerintah pusat baik itu Ketua PSSI pada saat itu, Iriawan dan Menpora Amali menyatakan siap menerima dan mengakomodasi Israel.Â
Namun, tensi memuncak pada detik-detik terakhir sebelum perhelatan akbar itu dibuka, dua gubernur di Indonesia yang wilayahnya akan dijadikan tempat bertanding menolak kedatangan Israel, termasuk usulan dari berbagai LSM, ormas, masyarakat umum, anggota legislatif, dll. Walaupun beberapa memang turut mendukung perhelatan tersebut dan tidak mempermasalahkan kedatangan Israel.
Akibat memuncaknya permasalahan tersebut, FIFA sebagai badan yang menaungi pun tidak bisa ikut diam, secara cepat langsung menutuskan untuk perhelatan akbar piala dunia U-20 tidak akan diselenggarakan di Indonesia, FIFA memang tidak menjelaskan secara rinci mengapa Indonesia gagal menjadi tuan rumah piala dunia U-20, tetapi digadang-gadang karena penolakan kedatangan tim Israel yang ikut berlaga.Â
Oleh karena itu, banyaknya persiapan yang ternyata Indonesia harus mengikhlaskan kegagalannya menjadi tuan rumah piala dunia U-20, tentunya banyak dampak yang harus Indonesia terima, terutama dampak ekonomi. Indonesia harus menerima segala kondisi dan sanksi yang nantinya akan diberikan, karena telah adanya perjanjian-perjanjian tentang perhelatan akbar ini.
Dampak gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah terhadap ekonomi, memangnya ada?
Tentu ada, walaupun memang dampak ekonominya tidak terlalu besar, mengingat event ini tidak seperti piala dunia senior atau Asean Games, tetapi piala dunia yang dikhususkan untuk pemain U-20. Walaupun begitu, event ini memang mengandung makna yang besar, terutama dalam dunia olahraga dan sepak bola karena memunculkan harapan baru, semangat baru, dan meningkatkan kepercayaan untuk menggelar event internasional di Indonesia yang akan memberi dampak untuk perekonomian bagi Indonesia dan masyarakat. Karena pergerakan ekonomi di Indonesia tentu akan besar mengingat dunia baru kembali pulih pasca pandemi, sehingga sangat dibutuhkan penggerak ekonomi terutama bagi wisatawan yang ingin mrnghabiskan uangnya di Indonesia sambil menonton perhelatan akbar piala dunia U-20 tersebut.
Sektor mana saja yang memberi dampak besar di bidang ekonomi?
Yang jelas, Indonesia diuntungkan dari segi pariwisata, pembelian tiket bola, transportasi, penginapan, makanan dan minuman, hiburan, serta kebutuhan-kebutuhan pokok para wisatawan di sana. Sementara untuk keuntugan di sektor lainnya yaitu dari hasil pembelian oleh-oleh dari UMKM atau pengrajin-pengrajin Indonesia.Â
Dampak besar tersebut akan terjadi apabila Indonesia masih tetap memegang tuan rumah piala dunia U-20. Walaupun terdengar tidak nyambung antara acara sepak bola dan ekonomi negara, nyatanya ini sangat berhubungan sehingga banyak negara yang ikut mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah event internasional ini.
Ibarat nasi telah menjadi bubur, Indonesia telah dicoret oleh FIFA sebagai tuan rumah piala dunia U-20 dan tinggal menanti sanksi yang akan diberikan, Presiden Joko Widodo bersama ketua PSSI Eric Thohir per tanggal 1 April 2023 turut ikut membubarkan Timnas Indonesia U-20. Indonesia gagal menjadi tuan rumah perhelatan akbar ini, sanksi FIFA menanti dan perhelatan akbar tidak akan jadi digelar di Indonesia, tentu menjadi catatan buruk bagi Indonesia karena selain dampak ekonomi, dampak kepercayaan dunia pun dipertaruhkan. Semoga Indonesia lain waktu dapat menjadi tuan rumah perhelatan akbar lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H