Mohon tunggu...
Alif Rahman Muljawan
Alif Rahman Muljawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa di Administrasi Publik

Hobi menulis dengan berkaitan administrasi dan publik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia Gagal Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Inilah Kaitannya dengan Dampak Ekonomi

5 April 2023   23:35 Diperbarui: 5 April 2023   23:43 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebuah berita tentang sepak bola yang trending di kalangan pemain sepak bola dan tentu para penggemar pesepak bola pun mengalami kesedihan dan keprihatinan yang sama akibat gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20. Sebelumnya, Indonesia pada Oktober 2019 ditunjuk menjadi tuan rumah pagelaran akbar sepak bola yang dibawah naungan FIFA. 

FIFA yaitu Fdration Internationale de Football Association atau Federasi Sepak Bola Internasional adalah badan pengendali sepak bola internasional yang didirikan di Perancis pada tahun 1904. Dalam pemilihan tuan rumah dalam rapat Dewan FIFA di Shanghai. 

Indonesia mampu mengalahkan kandidat seperti Peru dan Brasil. Indonesia pada saat itu harus berbangga karena mengalahkan kandidat-kandidat kuat yang sudah terbiasa menyelenggarakan event olahraga tingkat internasional, tetapi Indonesia lah yang memenangkan gelar tuan rumah ajang sepak bola internasional U-20.

Tentu menjadi hal yang amat sangat mengagetkan dan menyedihkan ketika mendengar dan mengetahui gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20 pada "last minute" atau detik terakhir sebelum acara dimulai, karena sudah sangat jauh yang dilakukan oleh pihak Indonesia, selain mematangkan infrastrukturnya pun pemain timnas Indonesia U-20 terus dilatih karena akan berlaga di perhelatan akbar tingkat internasional tersebut. 

Dibuktikan dengan keseriusan Indonesia yang tetap profesional dan berprogres walaupun seharusnya pagelaran akbar tersebut terselenggara pada tahun 2021, tetapi akibat merebaknya pandemi COVID-19 diundur menjadi tahun 2023. Namun oleh FIFA, Indonesia masih diputuskan menjadi tuan rumah piala dunia U-20 ketika masa-masa kritis pandemi.

Beberapa stadion telah siap untuk acara sepak bola tingkat Internasional, setelah sepuluh stadion diajukan menjadi tempat berlaga, tetapi menjadi enam yang memenuhi standar Internasional sebagai tempat berlaga. Antara lain:

  • Stadion Jakabaring (Palembang, Sumatra Selatan)
  • Stadion Utama Gelora Bung Karno (DKI Jakarta)
  • Stadion Si Jalak Harupat (Bandung, Jawa Barat)
  • Stadion Manahan (Solo, Jawa Tengah)
  • Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya, Jawa Timur)
  • Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali)

Persiapan Indonesia telah banyak setelah empat tahun melakukan progres memperbaiki diri dan meningkatkan segala kualitas dari apa yang diperlukan untuk pagelaran akbar tersebut, karena tentu saja mata dunia akan tertuju ke Indonesia, bagaimana pun dunia akan menilai Indonesia bagaimana dalam menyelenggarakan event internasional, yang tentu akan memengaruhi tingkat investasi dan pariwisata ke Indonesia dan ujung-ujungnya akan meningkatkan dan menggerakan ekonomi Indonesia lebih galak lagi yang tentunya seperti menyelam minum air, selain memperkenalkan pariwisata saat wisatawan datang ke Indonesia juga meningkatkan pergerakan Indonesia.

Namun, permasalahan timbul ketika Israel ikut berlaga di piala dunia U-20. Kala itu di babak penyisihan, Israel melawan Inggris, Israel kalah dan menjadi runner up, sehingga Israel tetap berhak untuk ikut berlaga di Indonesia yang dari awal Indonesia merdeka tidak pernah membuka pintu diplomatik dengan Israel. Awalnya, pemerintah pusat baik itu Ketua PSSI pada saat itu, Iriawan dan Menpora Amali menyatakan siap menerima dan mengakomodasi Israel. 

Namun, tensi memuncak pada detik-detik terakhir sebelum perhelatan akbar itu dibuka, dua gubernur di Indonesia yang wilayahnya akan dijadikan tempat bertanding menolak kedatangan Israel, termasuk usulan dari berbagai LSM, ormas, masyarakat umum, anggota legislatif, dll. Walaupun beberapa memang turut mendukung perhelatan tersebut dan tidak mempermasalahkan kedatangan Israel.

Akibat memuncaknya permasalahan tersebut, FIFA sebagai badan yang menaungi pun tidak bisa ikut diam, secara cepat langsung menutuskan untuk perhelatan akbar piala dunia U-20 tidak akan diselenggarakan di Indonesia, FIFA memang tidak menjelaskan secara rinci mengapa Indonesia gagal menjadi tuan rumah piala dunia U-20, tetapi digadang-gadang karena penolakan kedatangan tim Israel yang ikut berlaga. 

Oleh karena itu, banyaknya persiapan yang ternyata Indonesia harus mengikhlaskan kegagalannya menjadi tuan rumah piala dunia U-20, tentunya banyak dampak yang harus Indonesia terima, terutama dampak ekonomi. Indonesia harus menerima segala kondisi dan sanksi yang nantinya akan diberikan, karena telah adanya perjanjian-perjanjian tentang perhelatan akbar ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun