Setelah meletakkan barang, anak-anak melakukan foto bersama di pinggir pantai dengan ditemani sang angin kencang, sehingga spanduk dan jilbab mereka sedikit 'terbang', namun mereka bisa mengatasinya dengan memegang bagian belakang jilbab satu dengan yang lainnya.Â
Lalu, mereka pergi ke 'pos masing-masing' alias ke sekitar pantai untuk mengabadikan foto yang Instagramable agar bisa di upload ke akun mereka masing-masing.Â
Aku pun juga tak ketinggalan untuk berfoto ria bersama teman-teman sambil menikmati gelombang-gelombang air laut yang menyambut kedatangan kami, serta jajaran kapal (atau perahu?) yang sedang berbaris rapi di bibir pantai.Â
Deburan ombak dan hembusan angin dengan kecepatan sedang selalu mendatangi kami saat berfoto, anak-anak bermain pasir dan terkadang temanku pun menghibur dirinya dengan mengubur 'kembali' cangkang kerang-kerang atau menuliskan sebuah kata diatas pasir dengan kayu itu dengan alasan kurang kerjaan alias gabut.Â
Jam 9 pagi, it's time to snorkling! Yeah. Dan sayangnya, aku nggak ikut karena larangan dari orang tua. -Kalo ngelawan, takut kualat, hadehh..Â
Terus, apa yang aku lakukan saat mereka snorkling? Yah, seperti keliling pulau sama teman yang sama-sama nggak ikutsnorkling, tidur dan kadang menulis catatan ini selama dua jam.Â
Bosan? Tentu, sedikit teman yang nggak ikut, melakukan hal yang monoton disini sudah pasti membosankan. Namun, menulis membuatku nggak  seberapa bosan. Hehehe..Â
Hal unik di Gili Ketapang terdapat banyak kambing (atau domba?)Â yang berkeliaran disana. Namun sayangnya, kambing-kambing disini untuk alasan makan, mereka kadang memakan sisa degan bahkan sampah yang berserakan. Mungkin mereka tidak menemukan rumput-rumput hijau yang difavoritkan oleh mereka. Miris.Â