Ibarat kalian pergi ke restoran terkenal makanannya lezat tapi nasinya masih ada yang mentah gitu, seperti itulah naskah yang ada di film ini. Juga, aksen Bahasa Jawa disini masih kaku banget malah lebih mending aksen Bahasa Jawa di film "KKN di Desa Penari". Mungkin untuk kedepannya, tim produksi harus riset lagi mengenai penggunaan kosakata Bahasa Jawa dan lafal pengucapannya.
Di film ini, karakternya banyak tapi kayak mubazir gitu. Gue sempet mengira film ini tuh mungkin banyak sekali karakter supaya alurnya rapih dan berisi gitu tapi ternyata nggak, malah ninggalin lubang untuk cerita ini. Tapi gue kepikiran dengan kejadian ini, apakah Sewu Dino akan dibikin versi extendednya seperti KKN yang "Luwih Dowo, Luwih Medeni"? Ya, hanya Pak Manoj Punjabi dan Tuhan yang tahu. Juga, film ini kurang mengangkat sendiri mengenai mitologi "Santet 1000 hari" tersebut jadi ya masih kurang greget lah film ini.
Gue akuin bahwa Kimo adalah sutradara horor yang paten tapi sayangnya magis Kimo disini hilang karena film ini terlalu main aman untuk cerita yang harusnya potensial bakalan lebih "creepy" dan "gore". Iya sih gue tau film ini buat lebaran yang mungkin strategi pasarnya ya menjangkau penonton buat semua kalangan tapi malah main aman dan gak mau kembangin lagi apa yang ada di utasnya, sayang banget sih film sepotensial mengerikan ini malah main aman.
Overall, film ini menurut gue menjadi film horor yang cukup menjanjikan dan masih bisa dinikmati, karena ada beberapa aspek yang mungkin bisa film ini menarik ditonton menurut gue.
RATING FILM: 5.5/10 (C)Â
TRAILER FILM SEWU DINO:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H