Mohon tunggu...
Alif Laela Rahma Nafisa
Alif Laela Rahma Nafisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sabar dan tabah dalam menghadapi sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Sekolah Online bagi Anak-Anak SD di Masa Pandemi Covid-19

25 Februari 2021   15:48 Diperbarui: 25 Februari 2021   15:57 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini semua negara sedang dilanda virus yang sangat berbahaya, terutama di Indonesia sendiri sampai sekarang ada 1,22jt kasus. Yang mengakibatkan semua aktifitas dibatasi untuk mencegah penyebaran virus corona, termasuk pada aktifitas pendidikan. Di Indonesia, sudah kurang lebih 1 tahun aktifitas pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi diliburkan sampai waktu yang tidak bisa ditentukan walaupun diliburkan namun sistem pendidikan tetap berjalan dengan sistem online yaitu secara daring atau melewati media massa seperti : zoom, google meet, dll.

Pembelajaran daring itu sendiri dirasa kurang efektif ketika anak tidak bisa memahami suatu soal yang susah mereka tidak bisa menanyakan secara langsung. Begitu juga dengan akses internet tidak semua wilayah memiliki akses internet yang lancar, seperti di pedesaan yang mungkin beberapa desa masih terkendala dalam internet namun anak-anak SD dituntut untuk bisa dalam mengakses internet untuk belajar daring. Banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi untuk sekolah secara daring.

Sebelumnya, kegiatan yang dilakukan secara langsung atau secara tatap muka ini memudahkan murid serta guru dalam menyampaikan ilmu. Pendidikan karakter dilakukan dengan pengawasan langsung dari guru atau dosen. Kegiatan-kegiatan yang mendukung pendidikan karakter juga bisa dilakukan langsung, secara intensif dan bisa diukur tingkat keberhasilannya. Akan tetapi, sekarang sistem pembelajaran dilakukan secara online yang membuat pengajar memutar otak untuk memfikirkan supaya siswa-siswi bisa memahami pelajaran yang dilakukan secara online. Pembelajaran secara online tidak menjamin siswa mendapatkan pendidikan karakter dari kedua orang tua mereka sesuai dengan dengan nilai-nilai yang selama ini diajarkan oleh institusi pendidikan.

Beberapa dampak negative dari belajar secara daring, yaitu :

  • Ancaman Putus Sekolah. Anak-anak berisiko putus sekolah lantaran terpaksa bekerja demi membantu perekonomian keluarga.
  • Penurunan pencapaian belajar.
  • Tanpa sekolah, anak berpotensi menjadi korban kekerasan rumah tangga yang tidak terdeteksi guru.
  • Keterbatasan gawai dan kuota internet sebagai fasilitas penunjang belajar daring.
  • Anak berisiko kehilangan pembelajaran atau learning loss.
  • Anak kurang bersosialisasi.

Dampak positif dari belajar secara daring, yaitu :

  • Anak memiliki banyak waktu di rumah bersama keluarga.
  • Metode belajar yang variatif
  • Anak peka dan beradaptasi dengan perubahan.
  • Mau atau tidak, anak pasti harus mengeksplorasi teknologi.
  • Sebagian anak merasa nyaman belajar dari rumah karena tak ada yang merisak.

Yang di khawatitkan jika pandemic masih berlangsung lama dan belum usai, dan pembelajaran dilakukan secara daring kurang lebih selama 1 tahun, anak-anak ini akan terbiasa dengan berbagai kemudahan-kemudahan yang tidak mendidik dan mendewasakan. Mereka juga bisa jadi akan kehilangan setahun lebih dengan pendidikan karakter yang nilainya sangat berharga sebagai bekal menjalani kehidupan.

Oleh karena itu peran pemerintah dalam hal pendidikan di Indonesia harus bisa menyelesaikan bagaimana cara membentuk pendidikan karakter yang selama masa pandemic ini terpaksa harus terabaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun