Mohon tunggu...
alif laela
alif laela Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - mahasiswa

try everything

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku "Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam"

8 Maret 2020   22:56 Diperbarui: 8 Maret 2020   22:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul             : Filsafat Ilmu Perspektif Pemikiran Islam

Pengarang   : Drs. M. Zainuddin, M.A

Penerbit               : Naila Pustaka

Tahun Terbit      : 2011

Jumlah Halaman: 167

Buku ini merupakan buku yang direkomendasikan untuk seorang pemula yang masih dalam tahap awal mempelajari ilmu filsafat. Buku ini berisi tentang pemikiran filsafat dalam perspektif Islam. Buku ini mempunyai 5 bab yang beserta dengan penutup dan sudah terjabar lengkap di dalamnya.

 Di dalam buku ini terdapat pembahasan tentang manusia. Yang mana Manusia adalah makhluk mukallaf yang yang dibebani kewajiban dan tanggung jawab. Dengan akal pikirannya ia mampu menciptakan kreasi spektakuler berupa sains dan teknologi.  Oleh sebab itu, tidak heran pula jika ada yang mengatakan bahwa manusia adalah "pencipta kedua" setelah Tuhan. Hal ini dapat kita pahami betapa manusia yang dianugerahi rasio oleh Tuhan itu mampu menciptakan kreasi canggih berupa sains dan teknologi. Dikarenakan betapa ilmu itu amat penting artinya nya sehingga hampir setiap saat manusia tak pernah lepas dari apa yang disebut sebagai aktivitas pencarian ilmu itu. Apalagi dalam konsep Islam terdapat kredo yang menegaskan bahwa mencari ilmu itu suatu kewajiban ibadah, dan dosa bagi yang meninggalkannya.

Bagi seorang muslim pengetahuan bukan merupakan tindakan atau pikiran yang terpencil dan abstrak. Melainkan merupakan bagian yang paling dasar dari kemajuan dan pandangan dunia. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika ilmu memiliki arti yang penting bagi kaum muslimin pada masa awalnya. Sehingga tidak terhitung banyaknya pemikir muslim yang larut dalam upaya mengungkap konsep ini. Konseptualisasi ilmu yang mereka lakukan merupakan paling nyata nampak dalam upaya mendefinisikan ilmu yang tiada habisnya dengan kepercayaan bahwa ilmu merupakan perwujudan memahami tanda-tanda kekuasaan Tuhan. Dengan kesadaran yang kudus dan pengenalan kepada Tuhan maka manusia akan juga mengenali dirinya. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk mengenali diri dan kepribadiannya. Teori ilmu pengetahuan menurut Islam sangat berkaitan dengan keharusan yang mendesak kepada pencarian ilmu. Kita tahu bahwa semangat itu tercermin dalam wahyu yang pertama kali turun yaitu surat Al alaq: 1-5. Di sisi lain, Alquran memerintahkan manusia untuk menjadi khalifah di bumi, memanfaatkan dan memelihara alam untuk kesejahteraan umat manusia.

 Dalam pemikiran kefilsafatan, Islam juga memiliki kerangka pemikiran sendiri meski diakui bahwa umat Islam berhutang budi kepada para pemikir Yunani. Dalam perspektif Islam, filsafat merupakan upaya untuk menjelaskan cara Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang rasional. Kemajuan ilmu pengetahuan pada saat itu ditunjang oleh kondisi serta dukungan penguasa. Dari sisi lain juga telah terjadi kontak dan saling tukar pikiran antara barat dan timur dari segi keilmuan. Keduanya memiliki jasa masing-masing, sebab ketika Barat mengalami kondisi rapuh pada abad pertengahan atau yang sering diistilahkan dengan the dark age, maka Islam lah yang kemudian mengisi kegelapan itu. Baru setelah itu macet bahkan terjadi involusi ketika agama salah dipersepsikan dan menjadi otoriter. Sementara itu penguasa tidak lagi concern dengan perkembangan keilmuan tersebut. Inilah awal dari sebab kemunduran Islam.

Ilmu memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tidak seorangpun dapat mengingkarinya, karena pentingnya ilmu itu Alquran juga menyinggung di dalamnya, demikian pula dengan hadits. Ilmu merupakan dasar berpijak bagi seseorang untuk berbuat dan lebih dari itu untuk mengembangkan dirinya, sehingga kadar kualitas manusia dan perkembangan kepribadiannya akan tergantung kepada kadar keilmuan nya. Dalam Islam strategi pengembangan ilmu didasarkan pada perbaikan dan kelangsungan hidup. Manusia untuk menjadi khalifah di bumi dengan tetap harus memegang amanah besar dari Allah. Oleh sebab itu, manusia harus selalu berada dalam kontrol iman, ilmu, dan iman yang akan menjadi bagian integral dalam diri seseorang. Dengan begitu, teknologi sebagai produk dari ilmu akan menjadi barang yang bermanfaat bagi manusia di sepanjang masa.

Pada zaman Yunani Kuno hingga awal abad pertengahan dianggap sebagai cikal bakal filsafat yang ada hingga sekarang pada zaman ini. Mitos-mitos yang berkembang dalam masyarakat digantikan dengan rasio setelah mitos-mitos tersebut tidak dapat lagi menjawab dan memecahkan masalah-masalah kosmologis. Pada zaman ini melahirkan banyak pakar pakar filsafat yang berjasa besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya seperti Thales, Anaximandors, Pythagoras, Aristoteles, dan sebagainya. Pasca Yunani bangsa yang berbudaya tinggi adalah Romawi. dapat dikatakan Romawi pada umumnya hanya berpegang kepada karya-karya tokoh Yunani, terutama Aristoteles yang tanpa banyak mengadakan perubahan. Setelah ini, kemudian muncul zaman pertengahan atau disebut juga dengan zaman baru Eropa Barat. Sebutan skolastik menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan abad ini diajarkan oleh sekolah-sekolah Gereja. Setelah ini kemudian muncul zaman pertengahan atau disebut juga dengan zaman baru Eropa Barat. Pada zaman pertengahan ini, ilmu dikembangkan dan diarahkan atas dasar kepentingan agama Kristen dan harus memperoleh kemandiriannya. Semenjak adanya gerakan Renaissance dan Aufklarung pada abad ke 15 dan 18. Pada saat ini ini filsafat dan agama menjadi mencair tidak manunggal lagi. Agama mendasarkan diri atas iman dan kepercayaan kebenaran wahyu, rasio, dan pengalamannya yang mencoba menjawab permasalahan yang dihadapi dengan semangat kebebasan dan pembebasan manusia dalam hidup dan kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun