Review Book "Ilmu, Filsafat, dan Agama"

Pertama, wahyu yang diturunkan oleh allah SWT kepada rasulnya untuk disampaikan kepada seluruh umatnya. Kedua, saru sistema keyakinan dan tata ketentuan ilahi yang mengatur segala pri kehidupan dan penghidupan manusia dalam berbagai hubungan, baik hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan manusia, maupun manusia dengan alam sekitar. Ketiga, bertujuan keridhaan allah, selamat dunia akhirat. Keempat, pada garis besarnya terdiri atas aqidah, syariah, dan muamalah. Kelima, bersumberkan dari kitab suci yaitu al-qur'an.

Dari ketiga hal tersebut yaitu ilmu, filsafat dan agama memiliki  tujuan yang sama yaitu mencari kebenaran. Ilmu pengetahuan, dengan metodenya,  mencari kebenaran tentang alam dan manusia. Filsafat, dengan wataknya, mencari kebenaran baik tentang alam maupun tentang manusia. Agama, dengan karakteristiknya, memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia. 

Namun, dari ketiganya tersebut juga memiliki perbedaan. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan, pengalaman, dan percobaan sebagai batu ujian. Namun filsafat menghampiri kebenaran dengan menggembarakan akal budi secara radikal, integral, universal, tidak merasa erikat oleh apapun kecuali terikat dengan ikatan tangannya sendiri yaitu logika. Sedangkan dalam agama, manusia mempertanyakan semua hal yang terjadi dengan merujuk pada kitab suci.  

Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran positif, kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif, sedangkan kebenaran agma adalah kebenaran mutlak. Antara ilmu pengetahuan dan filsafat, kedua duanya nisbi (relatif).  Sedangkan agama adalah tetap, karena merupakan wahyu yang diturunkan oleh Dzat Yang Maha Benar, Maha Mutlak dan Maha Sempurna, yaitu Allah SWT. Baik filsafat maupun ilmu pengetahuan, dimulai dengan sikap tidak percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman.

Tidak semua masalah yang dipertanyakan manusia dapat dijawab positif oleh ilmu engetahuan karena ilmu terbatas, terbatas oleh subyeknya, obyeknya dan oleh metodologinya. Dan tidak semua jawaban pula dapat terjawab oleh filsafat yang mempunyai sifat spekulatif dan juga alternatif. 

Agama memberi jawaban tentangbanyak soal asasi yang sama sekali tidak dapat diberikan jawabannya oleh ilmu pengetahuan dan juga filsafat. Namun juga dapat ditegaskan bahwa tidak semua persoalan manusia terdapat jawabnnya dalam agama. Adapun soal-soal manusia yang jawabnnya tidak ada didalam agama. 

Pertama soal-soal kecil, sebagai contoh: jalan kendaraan sebelah kiri atau sebelah kanan, soal rambut panjang atau rambut pendek, soal wesel dan lainnya. Yang kedua persoalan-persoalan yang  tiada secara jelas dan tegas dalam al-qur'an dan as-sunnah yang diserahkan kepada ijtihad. Yang ketiga persoalan-persoalan yang tetap merupakan misteri , yang tidak dapat dijangkau akal budi, seperti: hakikat ruh, hakikat qada' dan qadar dan lain sebagainya. 

Dengan kekuatan akal-budi (ilmu dan filsafat) manusia dapa menghampiri  kebenaran-kebenaran yang dapat dicapai sesuai dengan kapasitasnya sendiri yang terbatas itu. Dan dengan rahmatnya lah allah menganugerahkan kepada manusia 1)alarm 2)akal budi dan 3)wahyu. Dengan itu manusia dapat lebih memahami, baik ayat qur'aniyah (wahyu) maupun ayat kauniyah (alam) untuk kebahagiaan mereka yang hakiki.