Tantangan lain adalah ancaman perubahan iklim, yang dapat memengaruhi kondisi lingkungan budi daya seperti suhu dan salinitas air laut. Perubahan ini dapat mengurangi produktivitas dan kualitas rumput laut yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih adaptif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan ini.
Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mendukung pengembangan industri rumput laut. Melalui Perpres No. 33 Tahun 2019 tentang peta jalan pengembangan rumput laut nasional, pemerintah berupaya meningkatkan budi daya, pengolahan, dan pemasaran rumput laut. Langkah ini mencakup pengembangan infrastruktur, pemberian insentif bagi pelaku usaha, dan promosi di pasar internasional.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta diperlukan untuk mendorong inovasi dan keberlanjutan. Dukungan pelatihan bagi petani, pembiayaan untuk usaha kecil, dan penelitian untuk meningkatkan produktivitas menjadi bagian penting dari upaya ini.
Rumput laut merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Dengan produksi yang melimpah, Indonesia dapat terus memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen utama rumput laut dunia. Namun, keberhasilan ini memerlukan pengelolaan yang baik, inovasi teknologi, dan kebijakan yang mendukung.
Sebagai generasi muda, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memanfaatkan kekayaan ini secara bijak. Dengan mengoptimalkan pengolahan rumput laut menjadi produk bernilai tinggi, mendukung praktik budi daya yang berkelanjutan, dan mengembangkan pasar global, rumput laut dapat menjadi simbol kedaulatan Indonesia atas sumber daya kelautannya. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, rumput laut tidak hanya menjadi aset ekonomi tetapi juga warisan untuk generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H