Mohon tunggu...
Alif Kurnia Pratama
Alif Kurnia Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Mahasiswa Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Memiliki ketertarikan di bidang energi, maritim, dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pengaruh Meningkatnya Suhu Air Laut terhadap Terumbu Karang

20 Maret 2023   01:40 Diperbarui: 20 Maret 2023   01:44 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmannirrahim

Terumbu karang adalah struktur kalsium karbonat yang terbentuk dari rangkaian organisme laut mikroskopik yang disebut polip karang. Terumbu karang ini dapat ditemukan di daerah perairan dangkal di samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia. Terumbu karang terdiri dari rangkaian karang yang hidup dan mati, pasir karang, dan material organik yang terkait dengan organisme karang, seperti tumbuhan dan hewan laut.

Organisme utama yang membentuk terumbu karang adalah polip karang, yang adalah jenis hewan yang hidup dalam koloni. Setiap polip karang memiliki tubuh bulat yang dilindungi oleh rangka karang. Mereka makan dengan cara menangkap plankton dan partikel makanan lain yang terbawa oleh arus air laut.

Terumbu karang memiliki banyak manfaat pada kehidupan manusia. Diantaranya sebagai perlindungan pantai. Terumbu karang juga membantu melindungi pantai dari abrasi dan badai. Ketika badai datang, terumbu karang dapat menyerap energi dari gelombang laut, mengurangi kerusakan pantai dan properti di sekitarnya. Selain dapat melindungi kawasan pantai, terumbu karang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat obatan. Terumbu karang ditemukan berpotensi menjadi obat dari penyakit radang sendi, infeksi bakteri, alzheimer, dan sebagainya.  

Peran utama terumbu karang dalam ekosistem laut adalah sebagai tempat tinggal dari berbagai biota laut. Terumbu karang menyediakan habitat bagi ribuan spesies hewan dan tumbuhan laut yang berbeda. Terumbu karang juga memainkan peran penting dalam siklus kehidupan laut, termasuk sebagai tempat pemijahan dan perawatan anak-anak ikan dan hewan laut lainnya.

Keanekaragaman hayati yang terdapat di terumbu karang juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut secara keseluruhan. Selain manfaat-manfaat yang telah disebutkan, Terumbu karang juga dapat bermanfaat sebagai sumber makanan, sumber bahan bakar alternatif, objek wisata bahari, pusat penelitian, dan sebagainya.

Indonesia memiliki terumbu karang terbesar di dunia, dengan lebih dari 17.000 pulau dan lebih dari 50.000 km persegi wilayah laut yang dilindungi oleh terumbu karang. Terumbu karang di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, dengan lebih dari 600 spesies karang dan ribuan spesies ikan dan hewan laut lainnya.

Kondisi terumbu karang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung pada lokasi geografis dan aktivitas manusia di sekitar wilayah tersebut. Beberapa wilayah terumbu karang di Indonesia masih dalam kondisi yang relatif sehat, namun banyak wilayah lain yang mengalami kerusakan dan penurunan populasi akibat faktor seperti perubahan iklim, polusi, penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, dan kegiatan manusia seperti penambangan dan pembangunan pesisir.

Beberapa studi menunjukkan bahwa lebih dari 50% terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan yang signifikan. terumbu karang di Indonesia mengalami ancaman serius dari berbagai faktor seperti perubahan iklim, polusi, penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, dan kegiatan manusia seperti penambangan dan pembangunan pesisir. Selain itu, salah satu penyebab utama dari kerusakan terumbu karang adalah meningkatnya suhu air laut.

Kenaikan suhu ini disebabkan oleh perubahan iklim global akibat peningkatan emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida dilepaskan ke atmosfer akibat aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan pertanian.

Gas rumah kaca yang terakumulasi di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu rata-rata di bumi, termasuk di laut. Akibatnya, suhu air laut naik seiring waktu, dan fenomena ini semakin memburuk setiap tahunnya. Menurut laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suhu air laut mengalami peningkatan sebesar 0,1 derajat Celsius per dekade sejak 1970-an.

Selain disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, kenaikan suhu bumi juga disebabkan oleh Perubahan penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan seperti deforestasi, konversi lahan untuk pertanian dan pemukiman, serta aktivitas pertambangan dapat mengeluarkan gas rumah kaca dan mengubah keseimbangan ekosistem alami yang dapat memengaruhi iklim.

Selain itu, meningkatnya populasi manusia juga berpengaruh. Peningkatan populasi dan aktivitas manusia seperti konsumsi energi yang tinggi, penggunaan kendaraan bermotor, serta meningkatnya kebutuhan makanan dan air, menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca. Aktivitas alam seperti El Nino dan La Nina juga mempengaruhi.

Suhu air laut memiliki pengaruh besar pada terumbu karang. Terumbu karang adalah ekosistem laut yang sangat kompleks yang terdiri dari jutaan organisme seperti karang, moluska, ikan, dan ganggang laut. Organisme-organisme ini saling bergantung satu sama lain dalam membentuk ekosistem yang sehat dan stabil.

Namun, suhu air laut yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya pemutihan karang, yaitu kondisi di mana karang kehilangan pigmen yang memberikan warna. Pemutihan karang dapat mengakibatkan kematian massal karang, dan mempengaruhi keberlangsungan kehidupan biota laut yang bergantung pada terumbu karang.

Suhu air laut yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan pada struktur tubuh karang, misalnya dengan merusak klorofil dalam jaringan, sehingga mengganggu proses fotosintesis pada karang dan dapat menyebabkan matinya koloni karang. Selain itu, kenaikan suhu air laut dapat meningkatkan laju pertumbuhan mikroorganisme seperti alga yang dapat membahayakan kesehatan karang dan memicu serangan penyakit pada karang.

Dalam jangka panjang, kenaikan suhu air laut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem terumbu karang dan mengancam keberlangsungan kehidupan biota laut yang tergantung pada terumbu karang, termasuk ikan dan organisme laut lainnya. Oleh karena itu, perubahan suhu air laut yang terlalu drastis dapat menyebabkan penurunan jumlah dan keragaman spesies yang tinggal di terumbu karang.

Kondisi terumbu karang di dunia saat ini dapat dianggap sebagai krisis global yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Berdasarkan data dari World Resources Institute, sekitar 75% terumbu karang di seluruh dunia terancam punah akibat perubahan iklim, polusi, dan aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan.

Data terbaru dari UNESCO melaporkan bahwa sekitar 50% terumbu karang di Indonesia, Karibia, dan Great Barrier Reef di Australia telah mati dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Selain itu, terumbu karang di seluruh dunia juga mengalami penurunan luas sebesar 50% sejak tahun 1950-an.

Kondisi terumbu karang yang semakin memburuk dapat berdampak serius pada ekosistem laut, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati laut dan keseimbangan ekosistem, serta dapat mempengaruhi sumber daya ekonomi dan kehidupan masyarakat yang bergantung pada ekosistem laut tersebut.

Masalah terumbu karang merupakan masalah serius yang harus dihadapi. Adapun upaya-upaya dalam menanggulangi masalah terumbu karang diantaranya:

  • Menetapkan kawasan konservasi terumbu karang: Pemerintah dapat menetapkan kawasan konservasi terumbu karang yang dilindungi, sehingga aktivitas manusia yang berpotensi merusak terumbu karang dapat dikurangi.
  • Pemberlakuan regulasi: Pemerintah dapat mengeluarkan regulasi dan kebijakan yang melarang atau mengurangi aktivitas manusia yang merusak terumbu karang seperti penangkapan ikan yang berlebihan, penambangan pasir, dan pembuangan limbah yang tidak ramah lingkungan.
  • Program restorasi terumbu karang: Pemerintah dapat memulai program restorasi terumbu karang dengan cara menanam kembali karang dan membersihkan terumbu karang yang rusak.
  • Kampanye kesadaran masyarakat: Pemerintah dapat melakukan kampanye kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang dan dampak buruk yang ditimbulkan jika terumbu karang rusak atau hancur.
  • Kerjasama internasional: Pemerintah dapat bekerjasama dengan negara-negara lain dan organisasi internasional untuk mengatasi masalah terumbu karang secara global.
  • Monitoring kondisi terumbu karang: Pemerintah dapat melakukan pemantauan kondisi terumbu karang secara rutin untuk mengidentifikasi perubahan kondisi terumbu karang yang berpotensi mengancam kelangsungan hidup terumbu karang.
  • Program pengembangan keberlanjutan: Pemerintah dapat mengembangkan program pengembangan ekonomi dan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk mengurangi tekanan terhadap terumbu karang.
  • Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca: Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menghemat energi dan menggunakan transportasi ramah lingkungan.

    Menjaga terumbu karang memang bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan sistem yang kompleks dan sinergi dari berbagai pihak. Termasuk masyarakat, pemerintah, pihak swasta, dan banyak pihak lain untuk melakukan tindakan mitigasi dan restorasi terumbu karang serta mengurangi emisi gas rumah kaca secara global.

Wallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun