Mohon tunggu...
Alif Kurnia Pratama
Alif Kurnia Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Mahasiswa Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Memiliki ketertarikan di bidang energi, maritim, dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pengaruh Meningkatnya Suhu Air Laut terhadap Terumbu Karang

20 Maret 2023   01:40 Diperbarui: 20 Maret 2023   01:44 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Selain disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, kenaikan suhu bumi juga disebabkan oleh Perubahan penggunaan lahan. Perubahan penggunaan lahan seperti deforestasi, konversi lahan untuk pertanian dan pemukiman, serta aktivitas pertambangan dapat mengeluarkan gas rumah kaca dan mengubah keseimbangan ekosistem alami yang dapat memengaruhi iklim.

Selain itu, meningkatnya populasi manusia juga berpengaruh. Peningkatan populasi dan aktivitas manusia seperti konsumsi energi yang tinggi, penggunaan kendaraan bermotor, serta meningkatnya kebutuhan makanan dan air, menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca. Aktivitas alam seperti El Nino dan La Nina juga mempengaruhi.

Suhu air laut memiliki pengaruh besar pada terumbu karang. Terumbu karang adalah ekosistem laut yang sangat kompleks yang terdiri dari jutaan organisme seperti karang, moluska, ikan, dan ganggang laut. Organisme-organisme ini saling bergantung satu sama lain dalam membentuk ekosistem yang sehat dan stabil.

Namun, suhu air laut yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya pemutihan karang, yaitu kondisi di mana karang kehilangan pigmen yang memberikan warna. Pemutihan karang dapat mengakibatkan kematian massal karang, dan mempengaruhi keberlangsungan kehidupan biota laut yang bergantung pada terumbu karang.

Suhu air laut yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan pada struktur tubuh karang, misalnya dengan merusak klorofil dalam jaringan, sehingga mengganggu proses fotosintesis pada karang dan dapat menyebabkan matinya koloni karang. Selain itu, kenaikan suhu air laut dapat meningkatkan laju pertumbuhan mikroorganisme seperti alga yang dapat membahayakan kesehatan karang dan memicu serangan penyakit pada karang.

Dalam jangka panjang, kenaikan suhu air laut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem terumbu karang dan mengancam keberlangsungan kehidupan biota laut yang tergantung pada terumbu karang, termasuk ikan dan organisme laut lainnya. Oleh karena itu, perubahan suhu air laut yang terlalu drastis dapat menyebabkan penurunan jumlah dan keragaman spesies yang tinggal di terumbu karang.

Kondisi terumbu karang di dunia saat ini dapat dianggap sebagai krisis global yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Berdasarkan data dari World Resources Institute, sekitar 75% terumbu karang di seluruh dunia terancam punah akibat perubahan iklim, polusi, dan aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan.

Data terbaru dari UNESCO melaporkan bahwa sekitar 50% terumbu karang di Indonesia, Karibia, dan Great Barrier Reef di Australia telah mati dalam kurun waktu 30 tahun terakhir. Selain itu, terumbu karang di seluruh dunia juga mengalami penurunan luas sebesar 50% sejak tahun 1950-an.

Kondisi terumbu karang yang semakin memburuk dapat berdampak serius pada ekosistem laut, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati laut dan keseimbangan ekosistem, serta dapat mempengaruhi sumber daya ekonomi dan kehidupan masyarakat yang bergantung pada ekosistem laut tersebut.

Masalah terumbu karang merupakan masalah serius yang harus dihadapi. Adapun upaya-upaya dalam menanggulangi masalah terumbu karang diantaranya:

  • Menetapkan kawasan konservasi terumbu karang: Pemerintah dapat menetapkan kawasan konservasi terumbu karang yang dilindungi, sehingga aktivitas manusia yang berpotensi merusak terumbu karang dapat dikurangi.
  • Pemberlakuan regulasi: Pemerintah dapat mengeluarkan regulasi dan kebijakan yang melarang atau mengurangi aktivitas manusia yang merusak terumbu karang seperti penangkapan ikan yang berlebihan, penambangan pasir, dan pembuangan limbah yang tidak ramah lingkungan.
  • Program restorasi terumbu karang: Pemerintah dapat memulai program restorasi terumbu karang dengan cara menanam kembali karang dan membersihkan terumbu karang yang rusak.
  • Kampanye kesadaran masyarakat: Pemerintah dapat melakukan kampanye kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang dan dampak buruk yang ditimbulkan jika terumbu karang rusak atau hancur.
  • Kerjasama internasional: Pemerintah dapat bekerjasama dengan negara-negara lain dan organisasi internasional untuk mengatasi masalah terumbu karang secara global.
  • Monitoring kondisi terumbu karang: Pemerintah dapat melakukan pemantauan kondisi terumbu karang secara rutin untuk mengidentifikasi perubahan kondisi terumbu karang yang berpotensi mengancam kelangsungan hidup terumbu karang.
  • Program pengembangan keberlanjutan: Pemerintah dapat mengembangkan program pengembangan ekonomi dan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk mengurangi tekanan terhadap terumbu karang.
  • Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca: Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menghemat energi dan menggunakan transportasi ramah lingkungan.

    Menjaga terumbu karang memang bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan sistem yang kompleks dan sinergi dari berbagai pihak. Termasuk masyarakat, pemerintah, pihak swasta, dan banyak pihak lain untuk melakukan tindakan mitigasi dan restorasi terumbu karang serta mengurangi emisi gas rumah kaca secara global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun