Akhir-akhir ini, tingkat pernikahan di Indonesia memang lagi turun banget. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 bilang kalau jumlah pernikahan di tahun 2023 cuma 1.577.255---turun sekitar 128.000 dari tahun sebelumnya! Ini tuh level terendah dalam satu dekade terakhir, lho. Jadi, kenapa sih makin banyak yang memilih buat nggak buru-buru nikah?
Banyak Wanita Mandiri dan Fokus Karier
Menurut Profesor Bagong Suyanto dari Universitas Airlangga, makin banyak perempuan yang mandiri jadi salah satu alasan kenapa pernikahan makin jarang. Sekarang, wanita udah punya akses lebih besar ke pendidikan dan karier, jadi mereka bisa lebih bebas menentukan hidupnya sendiri. Banyak dari mereka yang fokus ke pendidikan atau kerja dulu dan ngerasa nggak harus buru-buru nikah. Emang, sih, dengan finansial yang stabil, perempuan jadi punya lebih banyak pilihan hidup.
Sedikit Pria yang Udah Mapan
Di sisi lain, katanya jumlah pria yang udah mapan secara finansial juga nggak banyak. Tekanan buat punya penghasilan stabil bikin banyak pria ragu buat nikah. Mereka ngerasa harus stabil dulu secara finansial sebelum mikirin buat nikah. Jadi, deh, makin banyak yang menunda pernikahan, karena mikirin keadaan ekonomi yang belum oke.
Tren Global: Wanita Makin Mandiri, Nikah Jadi Nomor Sekian
Ternyata, tren kayak gini nggak cuma di Indonesia, lho. Di banyak negara lain, wanita yang mandiri secara ekonomi dan karier sering nunda nikah atau malah nggak nikah sama sekali. Ya, wanita yang udah mapan tuh punya kontrol atas hidupnya dan cenderung nunggu sampai bener-bener siap buat nikah. Jadi, nggak heran kalau angka nikah turun di dunia modern sekarang ini.
Bikin Struktur Keluarga dan Norma Sosial Ikut Berubah
Angka nikah yang makin turun ini juga pelan-pelan ngubah struktur keluarga di Indonesia. Bisa jadi, ke depannya, makin banyak yang pilih buat hidup sendiri atau punya keluarga kecil. Norma sosial yang dulu menekan buat buru-buru nikah sekarang juga lebih longgar, jadi orang lebih bebas milih tanpa harus mikirin omongan orang.
Dampak ke Populasi dan Tren Sosial di Masa Depan