Mohon tunggu...
Alif Ikhwan Febriansyah
Alif Ikhwan Febriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Artz Blald

Seorang Mahasiswa Kedokteran Yang Ingin Berbagi Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

KKN Unej Penuntasan Masalah Belajar dari Rumah Siswa di Desa Sambirejo

14 Agustus 2020   06:21 Diperbarui: 14 Agustus 2020   07:34 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN UNEJ Back To Village 2020, Pada Masa Pandemi COVID-19 ini siswa dituntut untuk belajar manidiri di rumah masing-masing, namun hal ini banyak menimbulkan masalah baru. Salah satunya adalah minimnya materi yang didapatkan dari sekolah.

Peranan media pendukung pembelajaran sangat penting guna menunjang sarana belajar siswa khususnya saat pandemi COVID-19 Berlangsung. Kurangnya informasi terkait media pendukung pembelajaran membuat siswa malas dan cenderung bosan saat belajar dari rumah. 

Hal tersebut menggugah penulis untuk melaksanakan kegiatan KKN di desa Sambirejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur untuk membantu memecahkan masalah tersebut. Dimulai pada tanggal 1 Juli 2020 penulis bersama kepala desa mengikuti kegiatan penerjunan KKN sekaligus meminta izin untuk melaksanakan kegiatan. Sasaran KKN kali ini adalah siswa SMA yang berada di desa tersebut.

Pada minggu pertama dilakukan kegiatan observasi selama satu minggu guna menggali permasalah yang sedang terjadi utamanya berkaitan dengan kegiatan belajar siswa SMA yang berada di desa tersebut. Masalah pertama muncul, yaitu keluhan orang tua siswa yang merasa keberatan dengan mahalnya ongkos pembelian kuota internet untuk digunakan belajar dari rumah.

Masalah kedua siswa merasa terbebani akibat kurangnya materi yang diberikan oleh bapak dan ibu guru dari sekolah mereka masing-masing, sehingga perlu adanya media pendukung yang dapat memudahkan mereka mengakses materi dengan mudah dan tentunya gratis.

Selain itu, minimnya informasi yang didapatkan oleh para siswa terkait COVID-19 khususnya nanti saat berada di sekolah penulis merasa hal ini perlu ditingkatkan.

Minggu berikutnya atau minggu kedua dilakukan pelatihan platform media pendukung pembelajaran yaitu ZENIUS EDUCATION. Pelatihan dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan pertemuan dilakukan secara tatap muka di rumah penulis tentunya dengan protokol kesehatan.

Pelatihan dilakukan mulai dari pengenalan sampai workshop untuk memastikan bahwa siswa benar-benar paham dengan platform media pendukung ini. Minggu ketiga, untuk mendukung kegiatan belajar siswa tentunya sangat dibutuhkan materi-materi pendukung utamanya dari buku.

Namun, saat kondisi pandemi seperti ini sangat tidak memungkinkan bagi siswa untuk ke perpustakaan,. Maka dari itu penulis memberikan pelatihan kelas SCRIBD dan Google Books agar memudahkan siswa mencari materi atau bahan belajar dalam bentuk buku elektronik atau E-Books.

Kemampuan akan penguasaan media PowerPoint juga sangat penting bagi siswa hal ini dikarenakan banyak tugas yang menuntut siswa untuk melakukan presentasi dengan menggunakan PowerPoint.

Di sini penulis berinisiatif untuk memberikan pelatihan di minggu ke-4 tentang penguasaan powerpoint kepada siswa agar nantinya memudahkan mereka dalam melakukan presentasi selain itu powerpoint juga bisa digunakan untuk membuat aplikasi kuis sederhana sebagai media belajar.

Masalah muncul pada minggu ke-5 aplikas zenius yang sebelumnya dapat diakses secara gratis, perlahan mulai merubah sistemnya menjadi berbayar, disini penulis mencari alternatif media pembelajaran lain yaitu Rumah Belajar yang dimiliki oleh KEMDIKBUD. Selain gratis rumah belajar juga memiliki banyak fitur-fitur yang dapat memudahkan siswa.

Pertemuan dilakukan sebanyak 5 kali dengan menggunakan platform zoom guna mengurangi tatap muka langsung. Sama seperti saat pelatihan plaform ZENIUS dimulai dengan pengenalan Rumah Belajar sampai dengan mengupas tuntas fitur-fitur yang dimiliki.

dok. pribadi
dok. pribadi
Setiap minggunya selama KKN dilakukan rapat pertemuan satu minggu sekali (PERSULI) dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) hal ini ditujukan untuk mengevaluasi kegiatan setiap minggunya agar kegiatan terus terarah.

Sampai dengan minggu ke-6 penulis merasa cukup puas dengan hasil yang didapatkan permasalahan internet mahal bisa diselesaikan dengan memanfaatkan internet lokal yang harganya tak lebih dari 100ribu setiap bulannya hal ini dalam memangkas pengeluaran orang tua untuk membeli kuota setiap bulannya.

Permasalahan minimnya media pendukung juga dapat teratasi dengan menggunakan platform-platform yang telah tersedia di internet. Sempat terganjal akibat platform ZENIUS yang menjadi berbayar dapat di lewati dengan adanya platform Rumah Belajar milik KEMENDIKBUD. 

Pelatihan-pelatihan yang sudah dilaksanakn dapat bermanfaat bagi siswa tak hanya saat belajar dari rumah akibat pandemi. Tapi juga nanti saat para siswa sudah belajar dengan tatap muka di sekolah mereka masing-masing.

Para siswa memberikan testimoni yang cukup menggembirakan mereka merasa puas dengan apa yang didapatkan. Kelancaran kegiatan KKN kali tak lepas dari dukungan semua pihak.

Penulis merasakan pengalaman berharga bahwa pendidikan di Indonesia ini masih terdapat berbagai macam permasalahan dan KKN ini menjadi salah satu kesempatan bagi penulis untuk sedikit membantu menuntaskan permasalahan tersebut.

Alif Ikhwan Febriansyah. Instagram : @alifikh (AlifIkh/KKN 16/Banyuwangi/EdyH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun