Masalah muncul pada minggu ke-5 aplikas zenius yang sebelumnya dapat diakses secara gratis, perlahan mulai merubah sistemnya menjadi berbayar, disini penulis mencari alternatif media pembelajaran lain yaitu Rumah Belajar yang dimiliki oleh KEMDIKBUD. Selain gratis rumah belajar juga memiliki banyak fitur-fitur yang dapat memudahkan siswa.
Pertemuan dilakukan sebanyak 5 kali dengan menggunakan platform zoom guna mengurangi tatap muka langsung. Sama seperti saat pelatihan plaform ZENIUS dimulai dengan pengenalan Rumah Belajar sampai dengan mengupas tuntas fitur-fitur yang dimiliki.
Sampai dengan minggu ke-6 penulis merasa cukup puas dengan hasil yang didapatkan permasalahan internet mahal bisa diselesaikan dengan memanfaatkan internet lokal yang harganya tak lebih dari 100ribu setiap bulannya hal ini dalam memangkas pengeluaran orang tua untuk membeli kuota setiap bulannya.
Permasalahan minimnya media pendukung juga dapat teratasi dengan menggunakan platform-platform yang telah tersedia di internet. Sempat terganjal akibat platform ZENIUS yang menjadi berbayar dapat di lewati dengan adanya platform Rumah Belajar milik KEMENDIKBUD.Â
Pelatihan-pelatihan yang sudah dilaksanakn dapat bermanfaat bagi siswa tak hanya saat belajar dari rumah akibat pandemi. Tapi juga nanti saat para siswa sudah belajar dengan tatap muka di sekolah mereka masing-masing.
Para siswa memberikan testimoni yang cukup menggembirakan mereka merasa puas dengan apa yang didapatkan. Kelancaran kegiatan KKN kali tak lepas dari dukungan semua pihak.
Penulis merasakan pengalaman berharga bahwa pendidikan di Indonesia ini masih terdapat berbagai macam permasalahan dan KKN ini menjadi salah satu kesempatan bagi penulis untuk sedikit membantu menuntaskan permasalahan tersebut.
Alif Ikhwan Febriansyah. Instagram : @alifikh (AlifIkh/KKN 16/Banyuwangi/EdyH)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H