1. Definisi
Khusus dengan segala hal yang berkaitan dengan hizbusy syaiton, partai syetan, kita berikan disini jenis-jenisnya, ada jin, iblis, dan syetan. Kita tidak ingin berdalam-dalam masalah ini, cuma sekilas ada golongannya:
a. Jenis pertama itu, induk dan pokoknya Al Jin.
Al jin itu berasal dari kata janah artinya gelap. Dalam Al Qur'an ada kata falamma janah alaihi lailu, artinya ketika malam menjadi gelap. Pohon-pohon yang lebat sampai gelap bawahnya disebut janah. Yang di dalam kandungan, di dalam plasenta ibu, di dalam gelapnya disebut janin.
Orang yang akalnya tidak bekerja dengan baik karena tertutup disebut majlun, tergelapkan. Jin makhluk yang tidak terlihat oleh mata biasa. Janah tameng untuk kita tidak bisa ditembus senjata lawan. Itu akar kata yang sama mempunyai makna berbeda karena penggunaan yang berbeda.
Kemudian golongan jenis jin material dasarnya adalah api. Allah nyatakan wakholaqoljaanamimmarijimminnaar, karakternya jin ada yang mukmin ada yang kafir. Tetapi bukan kewajiban kita meneliti mereka. Dunia kita dunia kita, dunia mereka dunia mereka. Kita tidak menggampang-gampangkan muamalah dengan mereka, karena tidak taklif kewajiban kita dengan urusan mereka.
b. Kemudian nama jenis makhluk yang lain disebut iblis, golongan jin.
Allah nyatakan dalam surat 18: 50
"Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam[884], Maka sujudlah mereka kecuali iblis. dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? amat buruklah Iblis itusebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zhalim." (QS. Al Kahfi: 50)Â
Iblis asalnya adalah bangsa jin dan akhirnya fasik, menentang perintah Tuhannya. Material dasar api, karakter iblis kafir, sombong. Iblis sering dikatakan sebagai bapaknya syetan. Kesombongan adalah hal yang jelas pada iblis.
Kita harus jernih berfikir, ketika ada pemikiran dari filsafat atau dari mana saja yang kadang membuat kita termanggut-manggut. Contoh, seperti pembelaan seseorang bahwa aqidah dan imannya iblis itu lebih tinggi dari aqidah dan imannya malaikat, lantaran malaikat itu lugu, tidak kritis, disuruh sujud dia sujud kepada Adam. Sedangkan iblis itu kritis, dia tidak mau. Dia tahu bahwa sujud kepada makhluk itu syirik hukumnya, musyrik. Hebat betul pembelaan ini.