Kenyamanan termal kawasan menjadi salah satu tolok ukur kualitas kawasan karena dapat dirasakan secara langsung melalui sensasi seseorang dalam suatu tempat atau ruang. Contoh pengukuran tingkat kualitas kawasan melalui kondisi kenyamanan termal adalah di kota Yogyakarta yang telah dilakukan oleh Kusumawanto tahun 2003. Berdasarkan penelitian tersebut, kota Yogyakarta disarankan agar perkerasanjalan tidak terkena sinar matahari secara langsung, namun diberi peneduh berupa pepohonan yang rindang. Terkait dengan penilaian kawasan oleh GBCI, maka kenyamanan termal yang tercapai melalui upaya peneduhan berbagai ruang di Yogyakarta tersebut akan meningkatkan poin penilaian : peningkatan ekologi lahan (Land Ecological Enhancement) dan Strategi Kesejahteraan Masyarakat (Community Wellbeing Strategy).
Ayo Sadar, Hemat, dan Ramah Energi
Â
Pertumbuhan penduduk beserta gaya hidup modern saat ini telah banyak merubah karakteristik pembangunan yang berdampak pada lingkungan yang berubah pula. Secara global, perubahan lingkungan tersebut menjadi pemicu perubahan iklim dan pemanasan global yang dirasakan saat ini. Konsep desain berkelanjutan kemudian menjadi pilar utama arah pembangunan ke depan karena dianggap dapat mengarahkan perancangan agar meminimalkan perusakan alam dan lingkungan guna menjamin kehidupan generasi di masa yang akan datang.
Pendekatan arsitektur hijau merupakan cara pemecahan masalah yang tepat dengan mengutamakan keselarasan rancangan dengan alam, melalui pemecahan secara teknis dan ilmiah. Bangunan sebagai konsumen listrik terbesar di kota-kota modern saat ini dapat memberikan kontribusi yang cukup besar untuk konservasi energi serta penghapusan GHG melalui kontrol pihak legislatif dan desain bangunan yang hemat energi dan ramah lingkungan. Oleh karena itu perancangan bangunan hemat energi sangat diperlukan dalam rangka mencapai perancangan baik bangunan ataupun kawasan yang ramah lingkungan dan hemat energi sehingga mampu menekan laju pemanasan global. Dalam penerapannya di Indonesia perangkat penilaian untuk bangunan hijau telah diatur oleh GBCI sehingga dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan kawasan ataupun bangunan tertentu.
Artikel ini masih terbatas membahas bagaimana pentingnya mengedepankan prinsip hemat energy atau green design dari kacamata arsitektur ataupun pembangunan kawasan. Meskipun begitu, masih banyak sudut pandang yang lebih memiliki skala mikro untuk digunakan dalam menghadapi krisis energy dan lingkungan global. Misalnya terkait dengan gaya hidup kita sehari-hari. Bagaimana pengejawantahan kesadaran lingkungan kita dalam gaya hidup kita sehari-hari. Apakah yang sejauh ini telah kita jalani sudah cukup memberi dampak positif kepada lingkungan kita? Setidaknya adanya peringatan hari energy sedunia ini sedikit memancing hati dan pola pikiran kita bahwa segala energy yang kita buat dan pakai akan memiliki dampak kepada lingkungan, mulai dari skala terkecil hingga global.
Â
Salam Go Green ! ! ! !
Â
Sumber referensi
Â
- Astuti, Zulaikha Budi; Kusumawanto, Arif (2014) Arsitektur Hijau dalam Inovasi Kota, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
- Astuti, Zulaikha Budi; Kusumawanto, Arif; Sabono, Ferdy (2014) Zero Waste Pandansimo Master Plan, A Green Urban Design Approach, Arte-Polis 5 Intl Conference – Reflections on Creativity: Public Engagement and the Making of Place
- Astuti, Zulaikha Budi; Kusumawanto, Arif; Wilopo, Wahyu (2013) Urban Waterfront Sustainable Management Within Life Cycle Analysis Case: South European Cities,.ASEAN Journal of Systems Engineering 1.2
- Chan, A.L.S.; Chow, T.T. (2013) Evaluation of Overall Thermal Transfer Value (OTTV) for Commercial Buildings Constructed with Green Roof, ELSEVIER Applied Energy 107, 10–24
- Chan, A.L.S.; Chow, T.T. (2014) Calculation of Overall Thermal Transfer Value (OTTV) for Commercial Buildings Constructed with Naturally Ventilated Double Skin Facade in Subtropical Hong Kong, ELSEVIER Energy and Buildings 69, 14–21
- Kusumawanto, Arif (2014) Penerapan Arsitektur Hijau dalam Pengembangan Kawasan, PAPERS dalam PUSTRAL-UGM.ACADEMIA.EDU
- Kusumawanto, Arif; Astuti, Zulaikha Budi (2014) Green Urban Waterfront Management Case of Solo, Indonesia. Journal Of Architecture & Environment 13.2: 175-194.
- Ming, Tingzhen; de_Richter, Renaud; Liu, Wei; Caillol, Sylvain (2014) Fighting Global Warming by Climate Engineering: Is The Earth Radiation Management and The Solar Radiation Management any Option for Fighting Climate Change?, ELSEVIER Environmental Impact Assessment Review 31, 792–834
- Omer, Abdeen Mustafa (2008) Energy, Environment and Sustainable Development, ELSEVIER Renewable and Sustainable Energy Reviews 12, 2265–2300
- Radhi, Hassan (2009) Evaluating The Potential Impact of Global Warming on The UAE Residential Buildings – A Contribution to Reduce The CO2 Emissions, ELSEVIER Building and Environment 44, 2451–2462