Modular Arsitektur dan Genious Loci
Tiap-tiap lokasi atau site adalah unik dan memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri sehingga sebenarnya tidak mungkin dibangun bangunan prototipe untuk semua lokasi. Modular dalam arsitektur modern yang erat dengan sistem fabrikasi menghadirkan metode perancangan yang efisien. Hal ini secara teori ideal, tetapi kurang memiliki karakter dan detail khusus dalam aplikasinya.
Berkembangnya material prefabrikasi yang berdampak munculnya arsitektur modular yang didesain berdasarkan modul bahan di berbagai belahan dunia, sehingga desain yang seragam dapat ditemui di mana-mana dan mengaburkan kearifan lokal arsitektur setempat. Salah satu bentuk arsitektur yang berkembang pesat adalah pemanfaatan kontainer sebagai ruang sehingga terbentuklah suatu arsitektur yang terdiri dari modul-modul kontainer.
[caption id="attachment_413795" align="aligncenter" width="600" caption="Sekolah Kontainer Master di Depok (smpn6kediri.sch.id)"]
[caption id="attachment_413796" align="aligncenter" width="600" caption="Morpeth School di London (weburbanist.com)"]
[caption id="attachment_413797" align="aligncenter" width="600" caption="Cuffley School di London (weburbanist.com)"]
Material, dalam kasus tersebut, kontainer sebagai modul ruang sangat mempengaruhi bentuk arsitektur. Dengan berkembangnya arsitektur modular kontainer tersebut di berbagai negara berdampak pada dapat diaplikasikannya arsitektur kontainer itu di mana saja sehingga ketiga bangunan tersebut terlihat mirip dan tidak memiliki nilai lokal.
Meskipun demikian, tidak selamanya bangunan yang didesain dengan modul tertentu tidak memiliki kearifan lokal. Hal itu dapat ditemukan dalam arsitektur Jepang yang didesain dengan menggunakan tatami sebagai modul ruang. Menurut Antariksa (2005), tatami menjadi modul desain yang penting di abad ke-16 dan abad ke-17. Keseluruhan lantai ruangan tertutup dengan tatami, dan kolom adalah diposisikan menurut dimensi dan aransemen dari tatami. Kebalikan dari prosedur sebelumnya, adalahmeletakkan tatami di antara kolom-kolom yang ada. Area dari ruang umumnyadiekspresikan dalam hubungan dari jumlah tatami. Hal ini menandai adanya satu perubahan dari modul struktur ke modul spasial dalam desain di Jepang.
Tatami sebagai modul fungsi yang berpatokan pada ukuran tubuh manusia maupun perabot. Modul ini sangat lekat dengan arsitektur Jepang karena hampir semua bangunan, terutama rumah tinggal dibangun berdasarkan modul 1x2 m tersebut, bahkan modul tersebut menjadi bagian dari desain arsitektur Jepang.
[caption id="attachment_413798" align="aligncenter" width="600" caption="Tatami sebagai Modul Fungsi dalam Arsitektur Jepang (Sutisna dan Purnama, 1983)"]
Tantangan Kreativitas Arsitek dalam Desain Modular
Pemilihan sistem konstruksi modular tentunya akan memberikan suatu kondisi tertentu terhadap kreativitas sang arsitek dalam mendesain bangunan tersebut. Sistem modular yang memiliki standar tertentu bisa memberikan batasan-batasan dalam menentukan bentuk sebuah bangunan. Sistem modular yang berbentuk kotak tentunya akan mempengaruhi bentuk keseluruhan bangunan yang dirakit. Arsitek tidak dapat mengubah bentuk modular yang telah difabrikasi sehingga perancangan harus dimulai jauh sebelum ke lapangan yaitu dalam menentukan sistem modular tersebut. Peluang arsitek dalam sistem ini adalah dalam penataan modular-modular tersebut sehingga dapat terhubung dan berfungsi dengan baik. Tidak hanya itu, seorang arsitek juga diharapkan dapat memenuhi aspek estetika sehingga bangunan tersebut tampak indah.Disitulah tantangan terhadap arsitek.
Peran arsitek dalam menciptakan bangunan yang modular tetapi ramah penghuni dapat ditemukan di Kampung Deret Pringgondani di Solo. Kampung Deret tersebut ditujukan untuk merelokasi warga yang menempati hunian ilegal.  Kampung itu merupakan rumah-rumah yang berderet dengan luas masing-masing petak sebesar 12 meter persegi dengan ukuran 3×4 meter. Masing-masing bangunan sendiri terdiri dari 2 lantai.Modul 3x4 yang digunakan dalam mendesain bangunan tersebut lebih didasarkan atas pertimbangan lahan dan biaya yang tersedia. Kampung Deret tersebut merupakan tantangan bagi arsitek untuk menciptakan desain yang mampu menampung kebutuhan pengguna di dalam area yang terbatas.
[caption id="attachment_413799" align="aligncenter" width="600" caption="Kampung Deret Pringgondani (www.surakarta.go.id)"]
Arsitektur Modular sebagai Gaya Desain
Seiring perkembangan arsitektur postmodern, maka arsitektur modular mulai beranjak dari sebuah pedoman desain menjadi gaya desain. Selain arsitektur kontainer yang berkembang di berbagai negara, ada juga desain-desain bangunan modular yang memanfaatkan material prefabrikasi seperti desain Prefabrikasi Skycubes dan Desain Apartemen di Hongkong yang terdiri dari modul ruang di mana unit-unit tersebut dapat dipindahkan dari satu lokai ke lokasi yang lain.
[caption id="attachment_413800" align="aligncenter" width="600" caption="Prefabricated Skycubes (BD+C STAFF, 2015)"]
[caption id="attachment_413801" align="aligncenter" width="600" caption="Desain Apartemen di Hongkong (inhabitat.com)"]
Selain itu di Jepang juga berkembang aliran arsitektur metabolism yang menggunakan desain modular. Salah satunya adalah Nagakin Apartemen karya Kisho Kurokawa yang sering disebut arsitektur kapsul.
[caption id="attachment_413802" align="aligncenter" width="600" caption="Nagakin Capsul Apartemen (Febriando dan Surya, 2013)"]
Prospek Arsitektur Modular dalam Pembangunan
Bangunan modular tidak hanya terbatas hanya pada modul material, bahan atau struktur saja, tetapi telah berkembang sejak jaman arsitektur klasik. Berangkat dari pemahaman bahwa arsitektur modular adalah arsitektur yang didesain menggunakan modul tertentu, maka modul tidak dapat dipisahkan dari arsitektur. Dalam mendesain bangunan, khususnya arsitektur modern, arsitek pasti berpedoman pada modul tertentu tetapi seberapa kompleks modul yang digunakan, baik modul fungsi, struktur atau bahan sebagai ukuran ruang terkecil berbeda-beda satu sama lain.
Bangunan modular memiliki prospek untuk berkembang, terutama dengan adanya teknologi serta material-material prefabrikasirikasi yang mendukung modul bahan dan modul struktur. Namun faktor pengguna tidak boleh dipisahkan dalam perancangan bangunan modular. Di sinilah peran arsitek dalam memanfaatkan material prefabrikasi yang telah ada untuk menciptakan desain yang spektakuler dengan tetap memperhatikan ruang yang ramah pada pengguna.
Sekian, semoga bermanfaat untuk perkembangan arsitektur di Indonesia
SALAM....