Mohon tunggu...
Alifiano Rezka Adi
Alifiano Rezka Adi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Arsitektur FT UGM Yogyakarta, yang slogannya better space better living, ayoo hidupkan ruang disekitar kita biar dunia ini lebih berwarna :DD

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Taman Kota Sebagai Tempat “Mojok” Akibat Salah Perencanaan

8 Februari 2015   00:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:37 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_395497" align="aligncenter" width="562" caption="Sejumlah muda mudi berwisata ke Taman Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat (Wartakotalive/Feryanto Hadi)"][/caption]

Keberadaan taman kota menjadi aspek penting dalam perencanaan pembangunan kota. Manfaat sebuah taman kota dalam suatu kawasan dapat dilihat dari dua hal, yaitu manfaat secara ekologis dan manfaat secara sosial. Taman kota yang dipenuhi berbagai vegetasi memiliki fungsi ekologis yang besar pada lingkungan sekitar seperti sumber produksi oksigen, penyerap polusi udara, tempat penyimpanan air tanah, serta mengurangi kebisingan kota. Sedangkan manfaat secara sosial adalah sebagai ruang sosialisasi masyarakat, sarana rekreasi, dan olahraga.

Namun yang terlihat sekarang taman kota telah salah dimanfaatkan khususnya oleh sebagian kaum muda. Ya, taman kota ataupun taman-taman lain seringkali digunakan mereka untuk mojok alias pacaran terutama pada sore hingga malam hari. Tidak jarang kita melihat beberapa kaum muda ini bermesraan di tempat tersebut, bahkan seolah tidak menyadari keberadaannya di ruang publik yang dapat dilihat orang-orang lain yang melintasinya. Tentu saja hal tersebut bertentangan dengan etika bermasyarakat khususnya dalam pemanfaatan ruang publik. Berbagai harapan pun muncul seperti permintaan untuk meningkatkan pengawasan pihak satpol PP, serta penambahan penerangan di seluruh area dalam taman secara merata. Di luar itu semua, kurangnya perencanaan dalam membangun taman kota sebenarnya menjadi faktor utama yang mempengaruhi masalah yang timbul saat ini.

Pertimbangan Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat menjadi faktor utama dalam pembangunan taman kota. Banyak pembangunan taman sekarang yang terkesan terburu-buru dan memilih lokasi “seadanya”. Beberapa taman yang dibangun seringkali jauh dari pusat kota ataupun pusat keramaian. Akibatnya tempat ini menjadi sepi pengunjung, kurang aksesibel, dan menjadi sasaran beberapa kaum muda untuk mojok.

Biasanya persebaran polutan skala kota menjadi langkah awal dalam menentukan lokasi pembangunan taman kota. Persebaran polutan ini bisa dikatakan sebanding dengan tingkat kepadatan aktivitas dan kendaraan yang biasanya paling tinggi berada di pusat kota, ataupun di beberapa pusat keramaian dalam kota. Dengan begitu taman kota yang terletak di pusat kota ataupun pusat keramaian menjadi tepat terkait fungsinya sebagai pengontrol iklim sekitar dan sosialisasi banyak orang di dalamnya.

[caption id="attachment_395481" align="aligncenter" width="420" caption="http://breadtruckfilms.com/2010/02/01/new-design-film-sd-urban-park/"]

14233060261628624523
14233060261628624523
[/caption]

Lalu apa kaitannya dengan masalah muda-mudi yang mojok tersebut? Tentu saja lingkungan sekitar yang ramai akan memberikan kontrol lebih terhadap mereka-mereka yang berniat untuk mojok. Meskipun begitu, keterlibatan pihak kepolisian ataupun satpol PP tetap perlu dilakukan terutama di malam hari untuk menambah pengawasan di taman kota tersebut.

Pertimbangan Desain

Taman kota dalam perencanaannya seharusnya melibatkan para praktisi seperti arsitek lansekap. Hal tersebut diperlukan untuk menjamin desain taman yang dibangun memiliki aspek keindahan (estetik), fungsional, dan aman. Aspek yang terakhir tersebut sangat dibutuhkan untuk mencegah adanya ruang-ruang tertentu sebagai tempat mojok. Bagaimana hal tersebut dapat dilakukan? Tentu saja sang arsitek taman dapat membuat desain taman terbuka yang memiliki akses visual ke seluruh bagian taman, sehingga tidaka ada lagi ruang-ruang yang tersembunyi dalam taman ini. Desain pencahayaan juga dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan nuansa yang terbuka, terang, dan merata di seluruh bagian taman. Tidak ada ruang-ruang yang lebih gelap ataupun remang-remang yang dapat disalah gunakan keberadaannya.

[caption id="attachment_395479" align="aligncenter" width="462" caption="http://www.thenational.ae/news/uae-news/environment/ten-of-the-best-parks-in-the-uae"]

14233058642087413336
14233058642087413336
[/caption]

Selain itu jalur pedestrian atau ruang pejalan kaki seharusnya dibuat di seluruh titik ruang dalam sebuah desain taman. Alasannya cukup sederhana, yaitu agar seluruh ruang dalam taman dapat terjangkau oleh semua orang yang akan mengaksesnya. Dengan begitu akan meningkatkan sirkulasi manusia dalam sebuah taman sehingga mengurangi ruang-ruang yang berpotensi digunakan untuk mojok.

Pertimbangan Sarana dan Prasaran

Penambahan fasilitas publik dapat menambah nilai fungsional sebuah taman kota, tidak lagi sekedar ruang terbuka kosong. Fasilitas publik ini dapat berupa arena bermain anak-anak, olahraga, jogging track, plaza, ruang baca, kios-kios, sarana peribadatan, dan lain-lain. Semakin banyak fasilitas yang tersedia untuk publik, semakin banyak orang yang mengaksesnya dan taman menjadi semakin ramai. Pengelolaan yang baik terhadap fasilitas-fasilitas tersebut harus dilakukan dengan baik dan konsisten agar pemanfaatannya dapat optimal, baik pagi hari, siang hari, ataupun sore hingga malam hari.

[caption id="attachment_395476" align="aligncenter" width="500" caption="sumber : Permen PU nomor : 05/PRT/M/2008"]

1423305596111931956
1423305596111931956
[/caption]

Dengan kegiatan masyarakat yang beragam dalam sebuah taman kota, tidak ada lagi celah yang dapat digunakan untuk kegiatan mojok para pemuda. Lingkungan yang terbangun menjadi bernuansa positif dengan sendirinya.

Faktor lokasi, desain, dan sarana prasarana tersebut harus saling berkesinambungan membentuk satu sistem yang utuh dalam sebuah taman kota. Hal tersebut harus dilakukan karena taman kota merupakan fasilitas publik yang digunakan secara umum dan memiliki skala yang luas dalam sebuah kota. Tidak bisa dibangun hanya karena faktor estetika ataupun faktor ekologinya saja, namun juga kebermanfaatannya secara sosial bagi masyarakat luas. Memang benar fenomena mojok ini muncul akibat mental kurang beradap sebagian kaum muda. Namun pembangunan fasilitas publik seperti taman kota juga setidaknya harus dapat mencegah fenomena mojok ini muncul di tengah lingkungan masyarakat.

Salam GO GREEN ! ! ! !

sumber terkait :

http://indonesiafornature.blogspot.com/

http://www.radarcirebon.com/taman-kota-tempat-mesum.html

http://www.merdeka.com/jakarta/taman-jadi-tempat-mesum-ahok-sebut-dinas-pertamanan-tak-becus.html

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun