Mohon tunggu...
Alifia Najwa Aponde
Alifia Najwa Aponde Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjaga Kualitas Pangan: Keharusan Vs Kenyataan

6 Oktober 2024   13:21 Diperbarui: 6 Oktober 2024   13:43 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kualitas pangan sangat penting untuk diperhatikan guna kesehatan tubuh, karena seperti yang kita ketahui kualitas pangan merupakan pangan yang memiliki kandungan gizi serta terjamin keamanannya untuk dikonsumsi. Makanan yang tidak berkualitas dapat dicirikan melalui berbagai aspek seperti warna, bau, ingredients (kandungan), rasa, dan masih banyak lagi. Kualitas pangan menjadi bagian yang paling krusial karena dampaknya bisa langsung memengaruhi kesehatan tubuh.

Pangan yang berkualitas tercipta karena adanya akses pangan yang mudah dan merata. Akses pangan dapat dipenuhi melalui berbagai cara seperti membuat sendiri, membeli, bantuan, dan lain-lain. jadi, sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan pangan yang berklualitas, tetapi  juga ada hal-hal yang dapat menghambatnya.  

Dalam pembahasan kualitas pangan ini, kita tidak bisa melihat dari satu persepsi saja, karena pada hal ini terdapat dua kubu yang memiliki perbedaan tujuan yang cukup signifikan. Kubu pertama yaitu pemerintah / tenaga kesehatan yang kerap kali menjelaskan keharusan untuk selalu mengonsumsi makanan yang berkualitas. Sedangkan pada kubu kedua yaitu kubu kenyataan (Masyarakat) yang tidak dapat mengonsumsi makanan yang dapat memenuhi gizi harian.

Melihat manfaat serta dampaknya bagi kesehatan, menjaga kualitas pangan memang sudah seharusnya dilakukan. Kesadaran akan kualitas, komposisi, serta kandungan-kandungan dalam mengonsumsi makanan merupakan suatu keharusan. Terlebih jika dilihat dari anjuran kesehatan, mengonsumsi makanan yang bekualitas dan bergizi merupakan hal yang penting khususnya untuk anak-anak yang sedang dalam fase pertumbuhan.

Perlu diketahui, makanan yang berkualitas tidak selalu memiliki harga yang mahal. Menurut saya, makanan yang berkualitas adalah makanan yang tidak mengandung pengawet, perasa, pestida dan semacamnya. Namun, bisa mencukupi kebutuhan karbohidrat, vitamin, serat, protein, serta mineral harian di tubuh kita. Tercukupinya gizi harian kita dapat menyehatkan tubuh sehingga terhindar dari berbagai jenis penyakit.

Pada kenyataannya, ketahanan pangan di Indonesia belum terealisasikan sampai saat ini. Walaupun telah dilakukan berbagai upaya serta inovasi, tidak semua masyarakat Indonesia merasakan manfaatnya. Beberapa daerah di Indonesia bahkan sangat jauh dari kata "layak" dalam segi kualitas pangan.

Mereka yang belum sadar terhadap pentingnya menjaga kualitas pangan, mungkin belum mendapatkan pengetahuan dan edukasi. Ketidaktahuan ini membuat masyarakat menganggap remeh kualitas pangan yang mereka konsumsi. Tidak hanya karena faktor pengetahuan, faktor ekonomi juga menjadi salah satu pengaruh paling besar masyarakat tidak mengonsumsi makanan yang berkualitas. Bagi mereka yang tinggal di pedalaman, nyatanya masih sangat sulit mendapatkan akses pangan yang layak. Masyarakat yang tinggal daerah terpencil seperti tidak memiliki pilihan lain, jangankan untuk memikirkan nutrisi dalam makanan yang dikonsumsi, mereka tidak kelaparan pada hari itu saja bersyukur. Jadi, jika melihat masalah ini kita tidak bisa menyalahkan masyarakat secara sepihak saja, karena ada banyak faktor yang melatarbelakangi tindakan mereka. Argumen di atas dikuatkan oleh penjelasan Badan Ketahanan Pangan (BKP), bahwa terdapat 3 komponen yang dapat memengaruhi akses pangan, yaitu fisik, ekonomi, dan sosial.

Kesenjangan antara keharusan dan kenyataan ini lah yang menjadikan ketahanan pangan di Indonesia belum terwujud.

Melihat sedemikian pentingnya menjaga kualitas pangan yang kita konsumsi, langkah yang bisa dilakukan adalah dimulai dari diri sendiri. Memulai untuk sebisa mungkin mengonsumsi makanan yang bergizi cukup dan baik, sehingga dapat mengedukasi dan berkolaborasi dengan pemerintah untuk memberi kemudahan akses pangan di daerah yang terdampak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun