Mohon tunggu...
Alifia Mayang Suci
Alifia Mayang Suci Mohon Tunggu... Lainnya - a member of the world

SELFCARE IS HEALTHCARE

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Diklik! Lakukan Saja Amalan Pembuka Pintu Rezeki

28 Februari 2022   07:25 Diperbarui: 28 Februari 2022   07:32 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JANGAN DIKLIK ! LAKUKAN SAJA AMALAN PEMBUKA PINTU REZEKI

Allah telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Demikian juga dengan rezeki manusia. Hanya saja Allah mewajibkan manusia untuk memaksimalkan ikhtiar dalam rangka menjemput rezekinya. Sedikit atau banyaknya manusia mendapat rezeki tegantung banyaknya kadar ikhtiar yang dilakukannya. 

Namun, selain dengan ikhtiar, rezeki juga bisa dijemput dengan memaksimalkan ibadah. Ada beberapa ibadah yang mengundang datangnya rezeki. Seseorang yang istikhamah melaksanakan shalat dhuha misalnya, ia akan mudah mendapatkan rezeki. Tetapi bukan berarti ia cukup dengan sholat dhuha saja, kemudian malas bekerja. 

Tentu tidak, ia tetap berkewajiban bekerja. Dan juga ia tidak boleh lupa jika diberikan harta yang melimpah karena itu hanyalah titipan Allah yang didalamnya terdapat hak-hak orang lain. 

Salah satu cara untuk kita berbagi dan menyalurkan harta tersebut adalah dengan sedekah. Ada banyak sekali manfaat bahkan keajaiban sedekah. Allah akan melipatgandakan harta yang di infaqkan di jalannya yg terdapat di surah Al-Baraqah : 261. "Perumpamaan orang yang menginfaqkan  hartanya pada jalan Allah, adalah seumpama sebuah biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada tiap tiap tangkai itu berisi seratus biji. Dan Allah melipatgandakan bagi siapa yang di kehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas ( karunia-Nya ) lagi Maha Mengetahui."

Ada satu kisah penuh hikmah tentang sepasang suami istri yang mendadak kaya di zaman Nabi Musa. Kisah ini sering disampaikan di berbagai kajian ilmu. Dikisahkan, pada zaman Nabi Musa hiduplah sepasang suami istri yang serba kekurangan selama bertahun-tahun. Kehidupan mereka tergolong sangat miskin namun mereka tetap sabar dan berupaya keluar dari belenggu kemiskinan.

Suatu hari saat mereka beristirahat di tempat tidur, sang istri berkata kepada suaminya, "Bukankah Musa itu Nabi Allah dan bisa berbicara dengan-Nya?" Sang suami menjawab: "Ya, benar."

Sang istri berkata lagi: "Kalau begitu kenapa kita tidak pergi mendatanginya dan mengadukan keadaan kita kepadanya. Kita meminta padanya agar berbicara kepada Tuhannya tentang keadaan kita dan memintakan agar kita diberi kekayaan, agar kita bisa hidup senang dan berkecukupan selama menjalani sisa hidup kita."

Esok harinya, keduanya mendatangi Nabi Musa dan menyampaikan keinginan tersebut. Nabi Musa pun bermunajat menghadap Allah dan menyampaikan keinginan keluarga tersebut. Sedangkan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat, tidak ada sesuatu pun di langit dan bumi ini yang tersembunyi dari-Nya.

Allah menjawab permohonan Nabi Musa. Allah berfirman: "Wahai Musa, sampaikan kepada mereka bahwa Aku telah mengabulkan permintaan mereka dan Aku akan memberi mereka kekayaan, tetapi selama satu tahun saja. dan setelah satu tahun, Aku akan kembalikan mereka menjadi orang miskin." Mendengar kabar dari Nabi Musa itu, pasangan suami istri ini sangat gembira luar biasa. Benar saja, beberapa hari kemudian, rezeki datang dari arah yang tidak mereka ketahui hingga menjadikan mereka kaya raya di tengah masyarakat.

Kehidupan mereka pun berubah dan mereka hidup senang dan bahagia. Sang istri pun berkata kepada suaminya, "Wahai suamiku, ingatlah kita diberi kekayaan ini hanya satu tahun dan setelah itu kita akan jatuh miskin lagi seperti sedia kala."

Suami menjawab, "Ya, saya tahu".

Sang istri berkata: "Kalau begitu, kita gunakan saja kekayaan ini untuk membantu banyak orang. Selama setahun ini kita akan memberi makan orang-orang fakir dan menyantuni anak yatim mumpung kita masih punya."

Sang suami pun setuju dengan gagasan itu lalu mereka membangun rumah singgah untuk membantu para musafir. Rumah itu dibangun dengan tujuh pintu, masing-masing pintu menghadap ke jalan yang berjumlah tujuh persimpangan. Keluarga ini pun mulai menyambut setiap musafir yang datang dan memberi mereka makan dan tempat singgah gratis, siang malam. 

Mereka terus sibuk melayani selama berbulan-bulan. Setahun berlalu sepasang suami istri ini tetap sibuk membantu para musafir dan memuliakan tamu yang berdatangan. Kehidupan mereka pun tetap kaya. Mereka lupa dengan tenggat waktu yang ditetapkan Allah tersebut. 

Melihat itu, Nabi Musa pun heran, lalu bertanya kepada Allah seraya berkata: "Wahai Rabb, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun. Sekarang, sudah lewat satu tahun tetapi mereka tetap hidup kaya?"

Allah berfirman: "Wahai Musa, Aku membuka satu pintu di antara pintu-pintu rezeki kepada keluarga tersebut, lalu mereka membuka tujuh pintu untuk membantu hamba-hamba-Ku. Wahai Musa! Aku merasa malu kepada mereka. Wahai Musa! Apakah mungkin hamba-Ku lebih dermawan dari-Ku?"

Kemudian Nabi Musa menjawab:

"Maha Suci Engkau Ya Allah, betapa Maha Mulia urusan-Mu dan Maha Tinggi kedudukan-Mu"

Dari kisah di atas dapat kita petik pelajaran berharga betapa dahsyatnya keutamaan bersedekah.

Dalam satu Hadis, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Tidak ada satu hari pun yang seorang hamba memasuki waktu pagi padanya, kecuali ada dua Malaikat yang turun dari langit dan salah satunya berdoa: 'Ya Allah, berikanlah ganti untuk orang yang berinfak.' Dan Malaikat yang lain berdoa: 'Ya Allah, berikanlah kebinasaan untuk orang yang menahan diri tidak berinfak dan mengambil sesuatu yang bukan haknya."

Sedekah merupakan salah satu amalan bernilai pahala yang besar dan berlipat ganda di sisi Allah SWT. Karena hal itu pula, sampai-sampai jika jenazah diberi kesempatan untuk hidup kembali, maka amalan yang paling ingin dilakukannya adalah bersedekah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh." (QS. Al-Munafiqun: 10)

Maka dari itu, surah tersebut menjadi peringatan bagi kita, bahwa jangan sampai nanti kita menyesal saat nafas sudah terenggut dan tak ada lagi kesempatan untuk meraih pahala yang bernilai dari sedekah.

Bersedekah memang membagikan sebagian harta kita terhadap orang lain, tapi harta tersebut bukan akan hilang begitu saja melainkan Allah akan gantikan lebih dari apa yang telah kita keluarkan ( sedekahkan ).

Source / Daftar Pustaka : 

Aep Kusnawan, Amirullah, (2011). 11 Ibadah Dahsyat Pelancar Rezeki. Jakarta : Gramedia

Al-Qur'an dan Hadits

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun