Mohon tunggu...
Alifia Maulin
Alifia Maulin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kurangi Sampah Organik, Mahasiswa KKN Universitas Mataram Adakan Penanaman Pipa Biopori di Desa Banyu Urip

23 Januari 2025   11:32 Diperbarui: 23 Januari 2025   12:14 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan sosialisasi pipa biopori di Desa Banyu Urip, Jumat (17/1/2025). Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Lombok Barat - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Universitas Mataram melakukan penanaman pipa biopori di Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Minggu (19/1).

Penanaman tersebut dilakukan di Dusun Kesuma, Kemuning, Pancoran, Pesanggrahan, dan Perempung. Beberapa dusun tersebut dipilih karena terletak di kaki bukit tempat air bermuara, sehingga memerlukan lubang resapan untuk mengurangi air yang tergenang ketika hujan.

Selain mengurangi risiko banjir, Ketua KKN PMD Desa Banyu Urip, M. Azizurrohman, mengungkapkan penanaman pipa biopori tersebut bertujuan untuk memanfaatkan kembali sampah organik menjadi kompos dan mengurangi kuantitas sampah organik yang berujung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Kami memperkenalkan pipa biopori ini ke warga dusun. Tujuannya agar sampah-sampah organik yang berasal dari dapur tidak berakhir begitu saja di TPA," ujarnya.

Kegiatan penanaman pipa biopori. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Kegiatan penanaman pipa biopori. Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Dia menambahkan bahwa selama ini sampah organik maupun non organik yang berasal dari rumah tangga diangkut melalui Pasar Tradisional Banyu Urip. Kemudian, sampah-sampah tersebut dibawa ke TPA Kebun Kongok.

Namun, kondisi TPA Kebun Kongok yang terancam akan tutup pada tahun 2025 ini mengharuskan masyarakat untuk mampu memilah dan memilih sampah yang dapat dimanfaatkan kembali.

"Kami melakukan penamaman di sejumlah rumah warga, tokoh desa, dan dusun. Ibaratnya ini menjadi langkah awal untuk bijak terhadap sampah organik," kata Aziz.

Kepala Dusun Kemuning, Sinar, mengapresiasi kegiatan mahasiswa untuk memperkenalkan biopori kepada warga desa.

"Bukan alatnya yang menjadi hal terpenting, bagi saya yang terpenting itu ilmunya. Saya berharap ilmu ini dapat digunakan oleh warga desa," ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun