Peningkatan kegiatan ekonomi antara tahu 1800 hingga 1900 menyebabkan dibutuhkannya tenaga akuntan dan juru buku terlatih. Sehingga fungsi audit mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1907. Sampai dengan tahun 1947, hanya ada satu akuntan orang Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari.
Sistem akuntansi Luca Pacioli masih digunakan hingga era setelah kemerdekaan, atau pada tahun 1950an. Namun di tahun 1960, akuntansi model Amerika (Anglo Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia seiring dengan kurangnya akuntan dan tenaga ahli sebab pindahnya orang Belanda dari Indonesia. Sistem ini kemudian menggantikan sistem pencatatan Belanda.
Akuntansi cara Amerika membaur dengan baik dengan akuntansi cara Belanda terutama di lembaga pemerintahan. Diikuti dengan pembukaan jurusan akuntansi di perguruan tinggi dan diwajibkannya penggunaan sistem ini semua lembaga. Penanaman Modal Asing (PMA) juga memberikan pengaruh  baik bagi perkembangan akuntansi, khususnya sistem akuntansi Anglo Saxon.
Berbagai skandal yang terjadi terkait pelaporan keuangan mendorong pemerintah dan pihak berwenang untuk mengeluarkan suatu kebijakan akuntansi yang ketat. Untuk itu, ditetapkanlah Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai suatu standar untuk akuntansi di Indonesia dan upaya peningkatan kualitas laporan keuangan, peningkatan transparansi laporan keuangan di Indonesia, serta penyesuaian terhadap kondisi global.
Penutup
Sejarah bukan hanya menjadi kenangan namun juga dapat menjadi pembelajaran kedepannya bagi kita semua. Setelah mengenal dan mengetahui bagaimana sejarah akuntansi di Eropa, Amerika dan Indonesia, saya harap tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah pemahaman kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI