Akhir pekan merupakan hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh segelintir orang. Bagaimana tidak, setelah lima hari kerja yang melelahkan, setiap orang membutuhkan waktu istirahat sekaligus mengisi energi untuk menghadapi hari-hari selanjutnya.
Pada hari sabtu kemarin, saya memiliki sedikit kegiatan yang merupakan program kerja dari organisasi kampus yang saya ikuti yaitu HIMAPA (Himpunan Mahasiswa Pariwisata).
Kegiatan yang saya dan divisi saya laksanakan merupakan bagian dari hiburan yang hadir sebagai media untuk melepas penat mahasiswa yang jenuh dengan perkuliahan. Pada kesempatan itu, kami melakukan kunjungan ke suatu usaha F&B yang bernama L’Union Pizza. Kunjungan kami tidak semata-mata hanya melihat proses pembuatan pizza saja, namun program kami juga menawarkan peserta untuk merasakan asyiknya pengalaman membuat pizza secara langsung.
Tak disangka, program ini cukup diminati oleh banyak mahasiswa yang mendaftar untuk berpartisipasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program ini cukup menarik perhatian mereka, seluruh peserta berkesempatan untuk membuat pizza mereka sendiri secara berpasangan. Situasi cukup kondusif dan menyenangkan, sebab kami semua sangat menikmati momen ini bersama-sama.
Mungkin karena sebagian besar dari kami belum pernah mencoba untuk memasak pizza sendiri, sehingga kami benar-benar antusias dalam mengikuti setiap tahap pembuatan pizza tersebut. Jika anda bertanya mengapa saya juga merasa antusias, alasannya adalah karena saya dan tim divisi juga ikut serta dalam proses pembuatan pizza.
Gelak tawa menyelimuti indahnya kebersamaan kami, perbedaan angkatan tidak lagi kami hiraukan karena kami membaur satu dengan yang lainnya dalam proses pembuatan pizza. Suasana kedai yang autentik, menambah sensasi merasa seperti berada di rumah sendiri. Walaupun pada dasarnya resto ini merupakan hasil modifikasi dari rumah pribadi seseorang.
Rumah bergaya belanda di tengah kota ini terasa begitu sejuk dan rimbun, bagaimana tidak, di halaman rumah terdapat dua pohon yang berdiri dengan gagah memayungi kami.
Selain itu, di halaman yang terbilang cukup luas itu juga terdapat tenda cukup besar yang didirikan untuk menyediakan beberapa meja pengunjung. Kedai ini didesain memang hanya untuk memanfaatkan bagian depan rumah saja. Sehingga, pada praktiknya kami melakukan pembuatan pizza di luar ruangan. Meskipun begitu, hal ini tidak mengurangi keseruan yang kami rasakan di depan rumah selama proses pembuatan pizza.
Jika anda penasaran dengan bagaimana cara kami membuat pizza, mari saya jelaskan. Sebelum itu, kami disarankan untuk menggunakan apron sebagai pelindung pakaian agar tidak terkena tepung dan bahan masak lainnya yang berpotensi mengotori baju. Tidak lengkap rasanya jika setiap momen ini tidak diabadikan, jadi kami memutuskan untuk mengambil gambar dan video sebanyak yang kami bisa pada setiap objek dan setiap bagian kegiatan.
Pada tahap awal tentunya setiap pasangan diberi satu adonan mentah berbentuk bola yang telah disediakan dan dilumuri dengan tepung. Kemudian kami dibimbing untuk membentuk adonan yang pulen itu menjadi sebuah lingkaran yang cukup besar dengan cara digilas menggunakan alat penggilas adonan.
Selanjutnya bagian yang paling berkesan adalah menghias adonan pizza, terasa seperti kami sedang memenuhi inner-child kami dengan bersenang-senang.
Mereka telah menyediakan beberapa saus termasuk bolognese dan creamy serta topping keju mozarella dan pepperoni. Sembari bersenda gurau dengan pasangan lain, kami menghias pizza sesuai dengan selera kami masing-masing, tidak ada yang salah dan benar karena pada akhirnya pizza yang kami buat akan memiliki cita rasa yang kurang lebih sama. Setelah puas menghias, tiba saatnya kami untuk memanggang adonan.
Adonan kami serahkan kepada salah satu staff disana dan kemudian akan dimasukkan ke dalam tungku besar yang telah dipastikan suhunya sangat panas. Kelebihan yang mereka miliki adalah mereka melakukan proses pemanggangan menggunakan arang, sehingga hasil adonan yang dipanggang akan terasa lebih kering dan nikmat serta menambah kesan yang autentik seperti buatan negara asalnya yaitu Italia.
Tidak memerlukan waktu yang lama, pizza yang kami buat dengan sepenuh hati akhirnya selesai dipanggang dan siap untuk disantap bersama-sama yang secara mengejutkan cita rasa yang dihasilkan adalah sempurna, murni seperti pizza bergaya Italia asli.
Hal mengejutkan lainnya yang akan saya sampaikan selanjutnya adalah pemilik kedai pizza L’Union ini merupakan kakak kelas saya semasa SMP. Kebenaran terungkap sebab sejak awal sebenarnya saya sudah merasa tidak asing dengan wajah dari salah satu staff yang ada di sana. Sampai akhirnya saya memberanikan diri untuk berbicara dengannya dan mengawalinya dengan berkata,
“Saya seperti tidak asing dengan wajahmu”
Sebelum saya menyelesaikan kalimat, ia segera menjawab dan mengatakan bahwa ia mengenaliku,
“Kamu dari SMP 'B' kan?” dia berkata.
Betapa terkejutnya saya saat itu ketika mengetahui bahwa dugaan saya tepat sasaran. Setelah itu kami, melakukan sedikit obrolan dan ia juga memberitahu saya bahwa ia adalah pemilik dari kedai ini. Betapa berkesannya momen ini, selain dapat merasakan pengalaman membuat pizza yang lezat, saya juga melakukan reuni kecil dengan kakak kelas saya sewaktu SMP sebagai pemilik kedai pizza ini. Saya pikir saya akan kembali lagi ke tempat ini untuk membuat pizza!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H