Mengapa harus pemuda yang melakukan sosialisasi ini? hal ini karena pemuda memiliki emosi dan ambisius yang seharusnya lebih tinggi daripada usia lain. Pemuda juga seharusnya memiliki sikap kritis yang ditunjukan dengan melakukan tindakan-tindakan tersebut berdasarkan kesadaran yang dimilikinya atas pencegahan penyebaran virus tersebut.Â
Pemuda juga memiliki kemampuan dan mobilitas yang cenderung tinggi untuk mempengaruhi pemikiran tiap-tiap individu lain terlebih udus sebayanya. Pemuda pun memiliki akses digital yang sangat luas dan kemampuannya berteknologi yang dapat dilakukan dengan mudah dalam memberikan wawasan mengenai pentingnya melakukan pergerakan demi kebaikan bersama.
Di bidang hiburan sekarang pun, pemuda melakukan pergerakan yang baik tanpa melanggar protokol. Dimana tiap pemuda membuthkan waktunya untuk bersenang-senang berkumpul dan mendengarkan lagu atau menonton konser dengan teman-temannya.
Namun dengan kemampuannya mengaplikasikan teknologi dan memanfaatkannya dengan baik, sehingga mereka menciptakan terobosan baru dengan memanfaatkannya dan membuat konser virtual yang dilakukan dengan jarak jauh. Karena cara ini pun, patut dibanggakan karena pemuda dapat berinovasi dengan memanfaatkan teknologi dan tanpa melanggar protokol kesehatan serta tidak merugikan masyarakat.
Pada organisasi nyata pun dapat dilakukan dengan jarak jauh memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang berkembang saat ini yang dapat melakukan kegiatan pertemuan sehari-hari melalui jarak jauh. Kegiatan yang dapat dilakukan pemuda dalam lingkungan rumahnya pun akan sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan pengurangan virus ini.Â
Seperti contohnya melakukan pembagian kebutuhan khusus sehari-hari (sembako) dengan mengikuti beberapa organisasi tingkat mikro dalam lingkungan perumahan dan melakukan pergerakan tersebut. Namun, dalam pelaksanaannya tetap harus menjaga jarak dan mematuhi protokol dengan tidak membuat kerumunan dan melakukan pencegahan-pencegahan hal tersebut untuk terjadi dengan mencari ide-ide bagus akan hal tersebut.Â
Untuk menghindari kerumunan tersebut pun dapat dilakukan dengan pengantaran sembako oleh para pemuda, pemberian nomor antrian agar tidak menciptakan kerusuhan, pemfilteran penerima sembako tersebut agar tepat sasaran kepada yang membutuhkan, dan masih banyak hal lain yang dapat dilakukan.
Dalam hal ini, pemuda menjadi sebuah aktor yang berperan melakukan tindakan sosial dengan latarbelakang yang sangat signifikan. Aktor sosial seperti pemuda dalam masa pandemi ini dapat menjadi bagian baik maupun bagian buruk dalah melakukan peminimalisiran kasus covid-19 di negara ini.Â
Pemuda yang berperan sebagai aktor disini memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam melaksanakan tindakan sosial terhadap lingkungan sosialnya. Pemuda yang menjadi aktor penuh kesadaran akan cenderung melakukan tindakan-tindakan sosial bermanfaat terhadap masyarakat lain seperti melakukan pergerakan formal, nonformal, modern maupun tradisional. Dengan memanfaatkan berbagai kemampuan dan bidang yang dimiliki, maupun dengan hal-hal kecil yang tidak memerlukan kemampuan bidang khusus dalam melakukannya.
Lalu adapun pemuda yang bertolak belakang dengan tindakan sosial yang berpengaruh positif terhadap masyarakat tersebut. Dimana ia melakukannya berdasarkan keinginan dan keegoisan yang ia lakukan untuk mencari hiburan dirinya sendiri seperti nongkrong di kafe, tidak mematuhi protokol dengan berbagai alasan, melakukan pesta-pesta ditengah pandemi, dan hal-hal lain yang merugikan dan dilatarbelakangi adanya kejenuhannya dalam mengikuti protokol kesehatan.
Segala bentuk pergerakan yang dilakukan para pemuda tersebut berkaitan dengan adanya tindakan sosial yang disebutkan oleh Weber, dimana ia melakukan tindakan sosial tersebut dengan dilatarbelakangi hal positif yang berimpact jika dilakukan. Tindakan sosial juga dapat dilakukan dengan nyata berarah kepada orang lain.Â