Mohon tunggu...
Alifia Daffa
Alifia Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku adalah pribadi yang ceria

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tampil Menantang dengan Batik Geblek Renteng Khas Kulon Progo

4 Januari 2023   09:46 Diperbarui: 4 Januari 2023   09:58 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan budaya salah satunya batik. Seluruh wilayah Indonesia memiliki batik dan motif yang berbeda -- beda sesuai dengan ciri khas daerah masing - masing. Sebagai salah satu daerah penghasil batik di Provinsi Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo yang memiliki industri sentra batik tepatnya di Kecamatan Lendah. 

Sentra batik ini mulai berkembang sering dengan pembangunan Bandara Yogyakarta International Airport. Adanya pembangunan di Kabupaten Kulon Progo ini menjadikan potensi untuk memperkenalkan batik Yogyakarta khususnya Kulon Progo kepada masyarakat luas. 

Perancangan Batik di Kulon Progo ini sebagai salah satu upaya untuk mempromosikan kerajinan batik yang telah menjadi warisan turun temurun. Hal tersebut yang kemudian hari menjadikan dasar pendekatan dalam kebudayaan di Indonesia dengan arahan pembangunan yang menekankan pembangunan berbasis kelestarian alam dan lingungan.

Dr. Sastro Wardoyo, SP. OG Bupati Kulon Progo yang menjabat di periode pertamnya pada tahun 2011 -- 2016 dan kemudian dilanjutkan pada periode kedua 2017- 2022 adalah orang yang dibalik kesuksesan batik geblek renteng. Beliau memiliki kepedulian kepada rakyat dan perekonomian rakyat Kulon Progo dengan membuat program-program pengembangan perekonomian rakyatnya dengan mengangkat industri kecil, produk lokal, dan hasil bumi untuk menjadi komoditas bagi warga Kulon Progo dan kebutuhan umum diluar Kulon Progo.

Salah satu produk lokal Kulon Progo yang terkenal adalah batik geblek renteng yang diangkat menjadi batik seragam untuk seluruh sekolah dari Taman Kanak- kanak hingga Sekolah Menengah Atas bahkan seluruh Pegawai Negeri Sipil. 

Batik geblek renteng menurut Bupati Hasto bukan hanya sekedar batik yang dibuat untuk kebutuhan sandang saja, tetapi merupakan sebuah karya seni yang memiliki dasar ideologi kepemimpinanya yang berbasis kerakyatan. Mengangkat Geblek sebagai motif utama dan beberapa motif lain yang dibuat dari beberapa bentuk seperti bunga cengkeh, buah manggis dan simbol binangun dan logo pemerintah yang dirancang sedemikian rupa menjadi batik yang menarik.

Pengambilan objek terhadap batik geblek rentang tidak hanya melihat dari sisi estetikanya saja tetapi latar belakang yang menjadi tumbuhnya batik geblek renteng hingga tujuan dan hal-hal dibalik pemikiran yang menjadi landasan batik tersebut menjadi kebanggaan kabupaten Kulon Progo. 

Kulon Progo melakukan pendobrakan dasar batik tradisi yang umum menjadi sesuatu yang khusus atas batik geblek renteng tersebut. Batik geblek renteng merupakan motif batik yang menyerupai bentuk makanan khas Kulon Progo. Di dalam selembar desain Batik Gebleg Renteng terdapat motif-motif yang tersusun membentuk satu kesatuan Batik Gebleg Renteng. Motif-motif tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu motif utama, motif pengisi, dan motif pinggiran.

Motif utama Batik Gebleg Renteng digambarkan berbentuk dua lingkaran, masing masing lingkaran mempunyai lubang lingkaran ditengahnya, dua lingkaran tersebut saling menempel membentuk angka delapan. Angka delapan ini melambangkan Kulon Progo yang memiliki 88 desa dan kelurahan. 

Geblek merupakan makanan olahan dari singkong dan satu satunya makanan khas yang menjadi identitas Kulon Progo, sementara renteng berarti rentengan atau ikatan satu sama lain saat digoreng. Selanjutnya terdapat motif yang menggambarkan bentuk logo BINANGUN yang memiliki sayap pesawat terbang. Filosofi dari lambang BINANGUN (Beriman, Indah, Nuhoni, Aman, Nalar, Guyub, Ulet, Nyaman) yang disebelahnya digambarkan sebagai kuncup bunga yang akan mekar, hal tersebut menggambarkan bahwa Kulon Progo merupakan daerah yang segera akan mekar menjadi daerah yang indah seperti permata sesuai dengan branding "Kulon Progo The Jewel of Java".

Motif pengisi antara motif kuncup bunga dan motif manggis dibatasi dengan garis - garis zig-zag berwarna hitam, pada sudut garis dihiasi dengan lingkaran berwarna hitam. Motif pengisi ini adalah kreasi untuk memperindah motif Batik Gebleg Renteng. Pada bagian belakang motif lambang binangun bersayap terdapat motif isian berbentuk barisan garis tak beraturan memanjang arah vertikal, diantara masing masing garis terdapat titik-titik berjajar searah vertikal. Motif pengisi diatas juga berfungsi sebagai latar karena terdapat diluar motif dan melatari dari motif lambang binangun bersayap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun