Mohon tunggu...
alifia ayuwijaya
alifia ayuwijaya Mohon Tunggu... -

simple.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rapuh

6 April 2011   16:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:04 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mau apa sekarang ? bila jarak tak lagi bersahabat dengan kita dan waktu selalu menghindar mempertemukan kita. apa kamu marah ? melempar barang ke arah ku atau mungkin berteriak ?

Seolah semua kesibukan ini hanyalah kamuflase. Tak ada lagi yang bisa disembunyikan. Hatiku dan hatimu sama-sama merindu. Sama-sama terluka. Lantas mau apa ? menyesal dan berlari dan menyerah kalah ? bukannya harusnya kita bertempur di medan perang ?

Semua argumentasi mentah di hadapanmu. Suara di ujung di telepon itu pun tak lagi bisa menenangkan ku. Kanal online kita pun terasa hambar. Jujur, aku ingin bertahan. Tapi, hati ini sudah terlalu lelah untuk meniti hari diantara ribuan jarak yang menghadang di depan kita.

Katakan, aku harus bagaimana ? terdiam, dan membiarkan semua ini berlalu begitu saja tanpa ada suatu keputusan ? ataukah aku harus menuju kota mu dan berteriak ke semua orang bahwa kita akan dan HARUS bertahan ? Katakan ! karena jika begini terus aku tak tahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun