Mohon tunggu...
Alifia aulia Mawada
Alifia aulia Mawada Mohon Tunggu... Lainnya - Alifia

alifiaaaaa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jerih Payah Seorang Ibu untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarganya

21 April 2022   16:45 Diperbarui: 21 April 2022   17:55 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar. Kemiskinan telah menjadi masalah pokok bagi semua negera yang ada di dunia ini, bukan hanya Negara berkembang saja, tetapi Negara maju pun turut menghadapi masalah kemiskinan ini. 

Salah satu Negara berkembang yang mengalami masalah kemiskinan adalah Indonesia. Menurut data dari BPS pada bulan September 2021 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 26.50 juta orang, angka ini mengalami penurunan sejumlah 1.04 juta orang dari bulan Maret 2021. 

Kemiskinan sendiri disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah tingkat pendidikan yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang tidak memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan suatu pekerjaan dengan keterbatasan yang dimilikinya menyebabkan orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak sehingga banyak dari mereka yang harus bekerja serabutan.

Seperti halnya yang di alami oleh salah seorang warga di desa saya ini. Namanya adalah ibu juariyah. Ibu juariyah tinggal bersama suami, tiga orang anak, ibu dan neneknya di rumah yang terbilang kecil yang berdindingkan kayu. Suami beliau bekerja sebagai buruh bangunan di luar kota dan ke dua anaknya pun sudah bekerja salah satu diantara anak beliau bekerja di pabrik rokok. 

Kendati ada 3 orang anggota keluarganya yang sudah bekerja tetapi gaji yang didapatkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap bulan keluarga tersebut karena banyaknya biaya bulanan yang harus di tanggung sehingga untuk mencukupi kebutuhan nya membuat ibu juariyah harus bekerja serabutan.

Saat saya bertanya mengenai kesulitan apa saja yang ia dan keluarganya alami selama ini, ibu juariyah menjawab :

"selamai ini masalah ekonomi lah yang selalu menjadi kendala dalam kehidupan sehari-hari keluarga kami, pendapatan yang kami dapatkan tidak mampu untuk mencukupi pengeluaran kami, ditambah kami juga masih memiliki tanggungan anak yang masih membutuhkan biaya banyak untuk sekolah dan nenek saya yang sudah tua dan sekarang sedang sakit"

Pada awalnya ibu juariyah dan suaminya bekerja di sebuah pabrik sepatu di Surabaya, lalu karena ada beberapa hal akhirnya ibu juariyah dan suaminya memutuskan keluar dari pabrik tersebut dan kembali ke desa. 

Saat di desa untuk membantu kebutuhan keluarganya ibu juariyah melakukan berbagai pekerjaan, seperti berjualan sayur keliling, berjualan makanan di depan rumah hingga berkeliling dengan pendapatan tiap bulan yang di dapatkan sebesar Rp800.000,00. 

Ibu juariyah mengaku dengan pendapatan yang diperolehnya tersebut belum mampu untuk mencukupi kebutuhannya, sehingga beliau harus mencari pekerjaan tambahan untuk dapat mencukupi kebutuhan dan pada akhirnya dengan kemampuan yang dimilikinya dalam bidang memasak, beliau memutuskan untuk membuka usaha catering dengan di bantu oleh ibunya, pada awalnya ibu juariyah ikut bekerja pada orang yang memiliki usaha catering untuk belajar dan mencari pengalaman. 

Setelah dirasa cukup memiliki pengalaman akhirnya beliau berani untuk membuka usaha catering sendiri, mengenai berapa keuntungan yang didapatkan nya dari usaha tersebut ibu juariyah menjawab bahwa perkotak nasi ia bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp5000,00. Tetapi tidak setiap hari ada pesanan bahkan terkadang dalam satu bulan pun belum tentu ada pesanan yang masuk. Untuk menghadapi masalah seperti ini, ibu juariyah mengatakan

"kalau tidak ada pesanan yang masuk, ya saya biasanya menawarkan jasa saya untuk bersih-bersih rumah, nyapu, nyetrika, memasak, nyuci baju di rumah orang yang manggil saya. Saya mau kerja apa saja yang penting halal dan bisa buat bantu kebutuhan sehari-hari dari pada saya nganggur dirumah kan nggak ada pemasukan ya lebih baik saya kerja seperti itu, upahnya juga lumayan membantu buat mencukupi kebutuhan."

Biaya perbulan yang harus dikeluarkan oleh ibu Juariyah cukup banyak, karena kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh keluarganya, memaksa ibu Juariyah untuk meminjam uang di beberapa tempat, seperti ikut meminjam uang di PNPM, Mekar, dan Bina artha. Yang mana untuk PNPM sendiri pengembalian uang dapat dicicil setiap bulannya, lalu pinjaman di Mekar dicicilnya setiap minggu, untuk hal ini ibu juariyah tidak mengatakan berapa besar nominal yang di keluarkannya untuk mencicil pinjaman-pinjaman tersebut.

Ibu Juariyah juga merupakan salah satu warga dari beberapa warga di desa saya yang mendapatkan bantuan PKH, beliau mengatakan dengan adanya PKH sangat membantu dalam kehidupan sehai-hari keluarganya. 

PKH yang didapatkannya biasanya cair dalam jarak waktu tiga bulan, bantuan tersebut cair dalam bentuk sembako atau pun uang, untuk uang sendiri dalam sekali pencairan beliau mendapatkan Rp600.000,00 tetapi mulai tahun 2022 ini setiap kali pencairan mendapatkan tambahan Rp200.000,00 jadi total uang yang didapatkan dari PKH dalam bentuk uang adalah Rp800.000,00.

Selama bulan ramadhan ini suami dari ibu juariyah tidak bekerja sama sekali, pada bulan Ramadhan seperti ini banyak kebutuhan rumah tangga yang mengalami kenaikan harga, jadi sebagai ibu ramah tangga ibu Juariyah harus panai-pandai memutar otak untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. 

Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya selama satu bulan ini ibu Juariyah berjualan takjil untuk berbuka puasa dengan cara berkeliling dari satu desa kedesa lainnya, Ibu juariyah berjualan dengan modal awal sebesar Rp100.000,00. 

Beliau mengatakan bahwa saat hari pertama ia hanya mendapatkan keuntungan Rp.20.000,00 saja tetapi ibu juariyah tidak berkecil hati dengan kecil nya keuntungan yang ia dapatkan, ia terus berjualan keliling setiap hari dengan sepeanya, ia berangkat pada pukul 16.00 dan pulang saat waktu berbuka tiba. Dan seiring dengan berjalannya waktu keuntungan yang di dapatkannya pun semakin bertambah meskipun tidak begitu banyak. 

Dengan keuntungan yang didapatkannya itu ibu Juariyah harus pintar-pintar mengatur keuangnnya tersebut agar keuntungan yang dipatkannya dapat digunakan untuk modal berjualan besok hari dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun