Mohon tunggu...
Alifia Putri Maharani
Alifia Putri Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa Universitas Airlangga 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artis Cilik: Eksploitasi Anak?

14 Desember 2024   21:50 Diperbarui: 14 Desember 2024   21:45 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Baim Artis Cilik (Sumber: Tribunnews.com)

Memiliki kepopuleran dan dikenal banyak orang tentu merupakan suatu impian bagi banyak orang. Menjadi seorang artis yang bertalenta dan mengasah keterampilan di layar kaca tentu bukan perkara yang mudah dan berhonor fantastis. Amat membanggakan rasanya apabila memiliki seorang anak berbakat yang memiliki kepercayaan diri untuk dapat menjadi seorang artis. Namun, apa jadinya jika orang tua kemudian menjadikan seorang anak sebagai tulang punggung dan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari?

Tak dapat dipungkiri di era globalisasi yang serba modern dan mengandalkan teknologi saat ini, kepopuleran sudah tak menjadi hal yang asing. Sejak tahun 2020, banyak orang telah menghabiskan waktu di dunia maya bahkan lebih lama dibandingkan dengan interaksi di kehidupan nyata. Berbagai macam informasi dan trend-trend tercipta begitu saja dengan mudahnya hingga tersebar luas ke seluruh penjuru negeri. 

Artis merupakan salah satu profesi yang banyak ditemui dan saat ini bahkan siapapun bisa menjadi seorang artis. Viral sedikit diundang ke acara talk show TV, bukankah kemudian standar untuk menjadi seorang artis kian menurun? Tak sedikit pula artis-artis yang sudah meredup mulai tampil kembali mengisi layar kaca dengan kisah-kisah masa perjuangannya hingga mengungkap rahasia yang terjadi di balik layar. Bahkan, banyak dari mereka yang kemudian mengungkapkan bahwa hubungan dengan orang tuanya hanyalah sekadar transaksional. 

Kasus eksploitasi anak di masyarakat masih terbilang banyak. Tak sedikit eksploitasi tersebut dilakukan oleh orangtua. Sebagai contoh, masih ada pengemis yang menjadikan anaknya ‘objek’ untuk mendapatkan uang. Tak hanya itu, bahkan beberapa artis ada yang sampai berseteru dengan orangtuanya karena dianggap menjadi korban eksploitasi.

Keberadaan artis cilik, sering dipandang sebagai pengembangan minat dan bakat, populer, finansial yang lebih, hidup dalam kemapanan. Sebenarnya semua itu lebih pada bentuk eksploitasi ekonomi yang dilakukan oleh orang tuanya, bilamana aktivitas artis cilik tersebut mengabaikan hak-hak asasinya sebagai anak. Kerja melebihi batas waktu yang ditentukan, jadwal on air dan off air yang padat, sehingga anak tidak sempat belajar, bolos sekolah, tidak punya waktu bermain dengan teman sebaya, merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak yang dilindungi oleh undang-undang. Selain faktor ekonomi, perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap anak yang dieksploitiasi secara ekonomi serta konstruksi sosial bahwa orang tua berhak atas segala sesuatu terhadap anak, memberi kontribusi pelanggaran hak-hak anak berupa eksploitasi itu terus terjadi.

Contoh Kasus Pelanggaran Eksploitasi Anak

Marshanda

Foto Marshanda (Sumber: Fimela.com)
Foto Marshanda (Sumber: Fimela.com)

Pada tahun 2009 lalu, Marshanda sempat menghebohkan masyarakat lantaran mengunggah video tengah meluapkan emosi di platform Youtube. Dalam video tersebut, Caca, sapaan akrabnya sempat mengungkapkan bila dirinya mengalami depresi karena harus menjalani rutinitas syuting yang padat setiap harinya kala masih kecil. Hal itu membuat muncul dugaan bila sang ibu mengeksploitasi Caca. Terlebih nama Caca sempat melejit berkat perannya sebagai Lala di sinetron Bidadari.

Baim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun