Misalnya, orang tua mungkin tidak menyadari bahwa nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati perlu diajarkan secara aktif dan bukan hanya diharapkan muncul secara alami. Jika orang tua tidak memberikan dukungan di rumah, nilai-nilai karakter yang diajarkan di sekolah bisa dengan mudah terabaikan.Â
Oleh karena itu, diperlukan upaya pendidikan dan sosialisasi yang lebih intensif kepada semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter.
2. Fokus pada Akademis
Di banyak sekolah, terdapat kecenderungan untuk lebih memfokuskan perhatian pada pencapaian akademis dan hasil ujian. Dalam sistem pendidikan yang sangat kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional, sekolah sering kali terjebak dalam tekanan untuk menghasilkan siswa yang berprestasi tinggi dalam bidang akademis.Â
Hal ini menyebabkan pendidikan karakter sering kali dianggap sebagai hal yang kurang penting, bahkan sering kali diabaikan dalam proses pembelajaran.
Akibatnya, siswa mungkin tidak mendapatkan pendidikan karakter yang memadai. Mereka diajarkan untuk mengejar nilai tinggi, namun tidak diajarkan bagaimana menjadi individu yang baik dan bertanggung jawab.Â
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghasilkan lulusan yang cerdas secara akademis tetapi kurang memiliki integritas dan etika. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menciptakan keseimbangan antara pencapaian akademis dan pengembangan karakter, dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam setiap mata pelajaran dan aktivitas sekolah.
3. Lingkungan yang Tidak Mendukung
Lingkungan sosial dan budaya di sekitar siswa juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan karakter. Jika siswa berada di lingkungan yang tidak mendukung nilai-nilai positif, seperti kekerasan, diskriminasi, atau perilaku negatif lainnya, maka pendidikan karakter yang diterima di sekolah mungkin tidak akan efektif.Â
Misalnya, jika siswa tumbuh di lingkungan yang sering menyaksikan atau mengalami kekerasan, mereka mungkin akan menginternalisasi perilaku tersebut dan menganggapnya sebagai hal yang normal.
Lingkungan yang tidak mendukung juga mencakup pengaruh dari media sosial dan budaya populer yang sering kali mempromosikan nilai-nilai yang bertentangan dengan pendidikan karakter, seperti materialisme, individualisme, dan sikap acuh tak acuh terhadap orang lain.Â
Oleh karena itu, untuk meningkatkan efektivitas pendidikan karakter, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung di luar sekolah, termasuk di rumah dan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan komunitas untuk menciptakan budaya yang mendukung nilai-nilai positif.