Mohon tunggu...
Alifia Ayu Santoso
Alifia Ayu Santoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hubungan Internasional, Universitas Jember

Saya adalah mahasiswa S1 Hubungan Internasional Universitas Jember. Saya sangat suka untuk menikmati waktu tenang di alam, terutama pantai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bagaimana Dampak Globalisasi Ekonomi terhadap Lingkungan dan Emisi Gas CO2?

22 Maret 2023   09:21 Diperbarui: 22 Maret 2023   09:41 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Globalisasi kita ketahui memiliki dampak positif serta negatif terhadap lingkungan. Pegaruh globalisasi ini secara global dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik menyebabkan munculnya beberapa masalah. Masalah lingkungan akibat dari globalisasi akan menjadi topik utama dari pembahasan dalam artikel ini. Dampak lingkungan ini nantinya akan dikaitkan dengan hubungannya terhadap kebijakan perdagangan inetrnasional.

Semenjak terjadinya globalisasi, perdagangan internasional dan pergerakan modal antar negara mengalami peningkatan pesat. Selain itu, globalisasi juga menjadikan meningkatnya persaingan, kerja sama, serta perkembangan teknologi baru. Pendapatan negara dengan begitu juga akan meningkat karena kerja sama dan perdagangan ekonomi tambah berkembang. Namun, dalam negara-negara maju, banyak orang mulai sadar akan efek globalisasi ekonomi ini terhadap lingkungan. Hal tersebut menyebabkan banyak perusahaan besar beralih produksinya menjadi ramah lingkungan. Oleh karena itu, standar lingkungan pada negara-negara maju ini mengalami peningkatan.

Interaksi antar negara terdorong oleh globalisasi, tetapi dalam waktu bersamaan juga mengarah terhadap degradasi lingkungan. Globalisasi ini meningkatkan penggunaan energi pada kegiatan produksi serta konsumsi di negara maju maupun negara berkembang. Namun, globalisasi di sisi lain juga berkontribusi atas meningkatnya kemajuan teknologi dan Produk Domestik Bruto atau PDB. Hal tersebut menjadikan pendapatan suatu perusahaan meningkat baik. Dengan begitu, perusahaan itu mulai sadar akan lingkungan dan beralih pada teknologi ramah lingkungan. Pengguanaan teknologi ramah lingkungan ini akan mengurangi dampak negatif dari produksi dan konsumsi.

Selain itu, tidak dipungkiri bahwa globalisasi ekonomi memunculkan isu yang berkaitan dengan lingkungan. Isu tersebut seperti, pemanasan global, perusakan ekosistem, polusi, penipisan sumber daya alam, penipisan lapisan ozon, perubahan iklim, dan sejenisnya. Pertumbuhan ekonomi dan eksploitasi lingkungan secara intens dilakukan pada tahun 1990an yang didukung oleh agenda politik. Pertumbuhan ekonomi tersebut telah menyebabkan peningkatan emisi gas CO2 dalam beberapa dekade terakhir.

 Pertumbuhan ekonomi ini pada awalnya akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi akan beralih lebih peduli terhadap lingkungan ketika tingkat pendapatan per kapita sudah tercapai. Hal ini yang terjadi pada negara-negara maju di dunia saat ini.

Dalam penelitian yang ditulis oleh Kalayci & Hayaloglu (2019) menyebutkan bahwa penelitiannya mengungkapkan kalau terdapat hubungan positif antara globalisasi ekonomi, perdagangan terbuka, dan emisi gas CO2. Penelitian tersebut menyelidiki dampak globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas terhadap emisi gas CO2 di negara-negara North American Free Trade Agreement atau NAFTA. 

Namun, hasil penelitiannya mengkonfirmasi dan menunjukkan bahwa globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang semakin merebak menyebabkan emisi gas CO2 menjadi semakin besar juga. Penelitian itu juga mengarah terhadap hubungan positif antara penggunaan energi dan emisi gas CO2. Ditemukan bahwa kegiatan perdagangan dan konsumsi energi pada negara-negara ini menyebabkan peningkatan emisi gas CO2 itu sendiri

Hasil penelitian model 1 oleh Kalayci terungkap bahwa terdapat hubungan positif di tingkat 1% secara signifikan antara globalisasi dan emisi gas CO2. Hal ini berarti indeks globalisasi ekonomi yang meningkat menyebabkan peningkatan emisi gas CO2 di negara-negara NAFTA tersebut. Selain itu, terdapat juga hubungan positif antara emisi gas CO2 dan konsumsi energi. Selain itu, model 1 ini juga menguji hipotesis ECK yang menunjukkan hubungan negatif antara emisi gas CO2 dan PDB dalam hubungan yang diperkirakan.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat dampak positif peningkatan pertumbuhan ekonomi karena dengan bersamaan menyebabkan penurunan emisi gas CO2. Namun, juga terdapat hubungan negatif antara emisi gas CO2 dan PDB. Secara singkat, penelitian tersebut menunjukkan bahwa negara-negara NAFTA telah mencapai tingkat pendapatan tertentu sehingga menyebabkan penurunan pencemaran dan eksploitasi lingkungan. Hal ini terlihat dalam penggunaan teknologi ramah lingkungan dan meninggalkan teknologi lama yang mencemari lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun