Mohon tunggu...
Danasmara
Danasmara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pembelajar yang mengagumi keindahan. Karena hidup itu indah, dan semua yang indah tak diraih dengan mudah. Seorang rakyat jelata yang bangga akan bangsanya, Sepenuhnya Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menipu Rindu

27 Januari 2017   16:23 Diperbarui: 27 Januari 2017   21:55 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pipinya penuh, maksudku tidak begitu tembem dan tak tirus juga. Sesekali ada jerawat yang berserakan di sana. Dan seperti kebanyakan wanita muda lain, jerawat itu berhasil mempengaruhi keseluruhan hidup Tiara. Ada banyak hal menarik yang tergambar di keseluruhan wajah teduh Tiara, tapi satu hal yang paling memikat Dana adalah bibir tipis itu.

Tuhan selalu baik pada Tiara, terutama soal bibir tipisnya. Bibir Tiara lumayan agak kemerahan, tipis manis dan nampak serasi dengan pipi penuh itu. Bahkan serasi dengan bibir Dana. Ada banyak teman yang mengatakan mereka berdua mirip, dan mirip adalah salah satu tanda berjodoh. Dana dan Tiara selalu kompak mengaminkan tentang kata orang tersebut.

Ketika Tiara tersenyum, ada ikatan yang saling berharmoni. Setiap tarikan senyum, membuat lengkungan yang sempurna. Perpaduan yang pas. Dan saat itu terjadi, seluruh aura judes Tiara langsung berganti rupa layaknya peri baik hati.

Setiap manusia memiliki kekurangan, hal itu adalah fakta yang menarik dari kaca mata manusia. Dan ketika manusia meminjam kaca mata Tuhan, manusia akan mampu melihat bahwa dirinya adalah sebaik-baiknya makhluk. Manusia diciptakan dengan bahan dan rancangan arsitek paling terbaik. Sehingga terjalin begitu indah. Keindahan itu pula yang juga dirasakan oleh Dana, jika ia melihat Tiara dengan kedua matanya.

Jika kamera tercanggih adalah mata Dana, maka objek paling indah pastilah pemandangan bernama Tiara. Maka, ketika Tiara mengeluhkan berbagai macam hal sederhana, misalnya tentang hidungnya yang tidak imut, sebenarnya Dana hanya bisa tersenyum. Pura-pura ikut mengiyakan, padahal sebenarnya Dana tidak terlalu paham apa yang tidak menarik dari hidung  Tiara. Dan karena Tiara yang sering mengeluhkan hidungnya, Dana juga selalu punya alasan untuk menggoda Tiara. Sesekali hidung itu ditarik, dipencet, atau dicolek. Semata-mata untuk membuat Tiara merajuk. Atau yang lebih mesra, Dana sengaja mempertemukan hidung mungilnya dengan hidung besar milik Tiara. Dan sesi itu, akan selalu diakhiri dengan pelukan hangat. Ah Tiara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun