Mohon tunggu...
Fadilah Nur Alif
Fadilah Nur Alif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pamulang

Mahasiswa biasa yang sedang memperjuangkan masa depannya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pancasila dan Taksonomi Bloom: Membangun Generasi Kritis di Era Digital

24 November 2024   16:20 Diperbarui: 24 November 2024   17:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

4. Kurangnya Sikap Kritis di Kalangan Generasi Muda

Kenapa generasi muda kadang nggak bisa berpikir kritis? Ada beberapa alasan nih:

  • Budaya Pola Pikir Instan: Kita hidup di zaman yang serba cepat. Semuanya serba instan, dari makanan sampai informasi. Jadi, kebanyakan dari kita cuma menerima informasi begitu saja tanpa berpikir panjang atau memverifikasi kebenarannya.
  • Minimnya Integrasi Literasi Digital dalam Kurikulum: Di sekolah, meskipun sudah mulai ada pelajaran TIK, literasi digital yang lebih mendalam belum diajarkan dengan optimal. Sehingga, banyak siswa yang nggak tahu bagaimana cara memeriksa keaslian informasi.
  • Kurangnya Pelatihan untuk Menganalisis Informasi: Kalau di sekolah nggak diajarkan cara menganalisis informasi dengan cerdas, ya siswa nggak akan tahu bagaimana cara menilai apakah sesuatu itu benar atau nggak.

5. Implementasi Pendidikan Pancasila dan Taksonomi Bloom

Untuk bisa memerangi hoaks dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis di kalangan generasi muda, pendidikan Pancasila perlu diterapkan secara kreatif dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah:

  • Mengintegrasikan Literasi Digital Berbasis Pancasila ke Dalam Kurikulum: Pendidikan Pancasila nggak cuma soal teori, tapi juga bisa dihubungkan dengan dunia digital. Misalnya, pelajaran tentang etika berkomunikasi di media sosial yang sesuai dengan nilai Pancasila.
  • Menggunakan Taksonomi Bloom sebagai Pedoman dalam Penyusunan Pembelajaran yang Berjenjang: Dengan Taksonomi Bloom, pembelajaran bisa dilakukan secara bertahap, dari yang paling dasar seperti menghafal, sampai yang paling canggih seperti menciptakan kampanye untuk mengedukasi orang lain.
  • Mendorong Diskusi dan Simulasi Berbasis Kasus Nyata di Media Sosial: Untuk membuat pembelajaran lebih seru, bisa dilakukan diskusi atau simulasi berdasarkan kasus nyata di media sosial. Misalnya, membahas berita viral yang bisa kita analisis bersama, apakah itu hoaks atau fakta.

Intinya, kita semua perlu lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi. Jangan sampai kita gampang terjebak hoaks yang bikin suasana jadi ribut atau salah paham. Dengan memahami nilai-nilai Pancasila dan mengasah keterampilan literasi digital, kita bisa jadi generasi yang nggak cuma melek teknologi, tapi juga paham cara berpikir yang cerdas dan bertanggung jawab.

Jangan lupa, kita punya "peta" untuk berpikir kritis, yaitu Taksonomi Bloom. Dengan mengikuti langkah-langkahnya, kita nggak hanya bisa mengingat dan memahami informasi, tapi juga mampu menganalisis, mengevaluasi, dan bahkan menciptakan solusi-solusi keren buat tantangan zaman sekarang. Jadi, yuk mulai sekarang, cek informasi yang kita terima dengan bijak, dan sebarkan kebaikan, bukan kebohongan!

Pancasila itu bukan hanya tentang ingat dan hafal—tapi tentang berpikir dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang baik. Kita bisa jadi agen perubahan yang positif di dunia maya, asal kita mau belajar dan berpikir kritis. Jadi, yuk, saatnya kita move on dari info yang nggak jelas dan menjadi digital citizen yang lebih cerdas!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun