Mohon tunggu...
Fadilah Nur Alif
Fadilah Nur Alif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pamulang

Mahasiswa biasa yang sedang memperjuangkan masa depannya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pancasila dan Taksonomi Bloom: Membangun Generasi Kritis di Era Digital

24 November 2024   16:20 Diperbarui: 24 November 2024   17:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di zaman serba digital kayak sekarang, informasi bisa datang dari mana aja, kapan aja, dan dalam bentuk apa aja. Cuma, masalahnya, nggak semua informasi yang kita temuin itu bener, loh. Bahkan, banyak yang cuma hoaks atau opini yang nggak jelas kebenarannya. Itu sebabnya, penting banget bagi kita—terutama generasi muda—untuk bisa memilah dan memilih mana informasi yang valid dan mana yang enggak.

Nah, di sinilah peran pendidikan Pancasila jadi sangat penting. Pancasila, sebagai dasar negara kita, sebenarnya nggak cuma sekadar pedoman moral, tapi bisa banget jadi alat buat kita berpikir kritis. Di sini, kita bakal bahas kenapa pendidikan Pancasila itu penting banget di era digital ini, ditambah dengan penggunaan Taksonomi Bloom sebagai panduan buat mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

1. Era Digital dan Tantangan Informasi

Siapa sih yang nggak suka scroll media sosial? Instagram, Twitter, TikTok—semua penuh dengan informasi yang bisa kita akses dalam hitungan detik. Sayangnya, nggak semua yang kita baca itu benar. Bahkan, informasi palsu atau hoaks sering banget tersebar, dan kita nggak sadar kalau itu salah. Di sinilah tantangan terbesar kita, yaitu bagaimana bisa memilah mana yang valid dan mana yang nggak.

Kalau kita nggak berhati-hati, bisa-bisa kita ikut nyebarin hoaks yang bikin suasana jadi berantakan. Itulah kenapa berpikir kritis itu sangat diperlukan. Sebagai generasi yang nggak asing dengan teknologi, kita harus punya kemampuan untuk menyaring informasi yang datang ke kita.

2. Pancasila sebagai Landasan Nilai di Era Digital

Pancasila punya nilai-nilai yang sebenarnya bisa jadi solusi untuk menghadapi tantangan ini. Misalnya, Sila Ketiga yang menekankan persatuan, bisa jadi prinsip untuk menjaga kedamaian dan menghindari informasi yang dapat memecah belah. Sila lainnya, seperti Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, juga bisa jadi pedoman dalam bersikap terhadap informasi yang beredar.

Jadi, Pancasila bukan cuma buat dihafal saat ujian aja, tapi juga bisa dijadikan pedoman untuk menilai mana informasi yang membawa kebaikan dan mana yang justru merusak. Lewat pendidikan Pancasila, kita diajarkan untuk hidup berdampingan secara harmonis meskipun di dunia maya yang penuh informasi yang berbeda-beda.

3. Taksonomi Bloom dalam Pendidikan Pancasila

Mungkin banyak yang belum tahu, tapi Taksonomi Bloom itu seperti peta langkah untuk berpikir lebih kritis. Dalam konteks pendidikan Pancasila, kita bisa menggunakan Taksonomi Bloom untuk membangun kemampuan berpikir kritis. Begini cara kerjanya:

  • Mengingat (Remembering): Pertama-tama, kita harus hafal dulu nilai-nilai dasar Pancasila nih, seperti gotong royong, keadilan sosial, dan lain-lain. Tapi, nggak cuma itu, kita juga perlu tahu apa itu literasi digital—seperti apa itu hoaks dan kenapa itu bahaya.
  • Memahami (Understanding): Setelah itu, kita harus paham kenapa nilai Pancasila penting banget di dunia digital ini. Misalnya, Sila Keempat yang berbicara soal musyawarah, yang bisa dijadikan dasar untuk berdiskusi dengan baik dan benar di dunia maya tanpa mudah terprovokasi.  
  • Menerapkan (Applying): Di sini kita mulai menggunakan nilai Pancasila untuk memeriksa informasi yang kita terima. Sebagai contoh, sebelum menyebarkan sebuah berita atau artikel, kita cek dulu apakah itu sesuai dengan prinsip keadilan sosial atau malah malah menyebarkan kebencian.
  • Menganalisis (Analyzing): Misalnya, kita membaca berita di media sosial, dan kita bisa mulai menganalisis apakah ada bias atau kesalahan dalam penyampaiannya. Kita bisa membandingkan beberapa sumber berita untuk melihat apakah ada informasi yang sengaja disembunyikan atau diputarbalikkan.
  • Mengevaluasi (Evaluating): Di tahap ini, kita bisa menilai apakah informasi tersebut benar-benar relevan atau hanya dibuat-buat. Misalnya, kita bisa mengevaluasi sumber berita, apakah itu terpercaya atau cuma asal-asalan.
  • Menciptakan (Creating): Kalau sudah paham cara berpikir kritis, kita bisa mulai menciptakan sesuatu yang positif, seperti kampanye literasi digital yang mengedukasi orang lain tentang pentingnya memilih informasi yang baik dan benar, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Dengan Taksonomi Bloom, kita bisa lebih bijak dalam menyaring informasi digital. Mulai dari mengingat nilai-nilai Pancasila hingga menciptakan kampanye literasi digital, semua langkah tadi membantu kita untuk berpikir kritis dan bertindak sesuai dengan nilai atau prinsip yang kita anut. Jadi, bukan hanya soal menganalisis informasi, tapi juga mengedukasi orang lain untuk lebih cerdas dalam menghadapi informasi yang beredar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun