Mohon tunggu...
ali fauzi
ali fauzi Mohon Tunggu... -

Seorang guru, orang tua, penulis lepas, dan pengelola www.sejutaguru.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sekolah "Gak Perlu Lagi?"; Catatan atas Video Deddy Corbuzier

27 Oktober 2017   10:54 Diperbarui: 27 Oktober 2017   11:38 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.bolasport.com

Ratusan tahun, wacana tentang perbedaan tujuan pendidikan tak pernah berhenti. Sebagian berpendapat bahwa pendidikan harus aplikatif, di bagian lain pendidikan harus membentuk manusia yang unggul. Yang satu pragmatis, yang lain idealis. Hingga seorang Salman Khan, Pendiri Khan Academy bertanya, mungkinkah keduanya berkolaborasi menciptakan bangunan pendidikan yang kuat? Yang pasti, pendidikan harus mengandung keduanya.

Kajian McKinsey Global Institute menemukan bahwa Indonesia pada tahun 2012 menempati peringkat ke-16 perekonomian dunia dan memiliki 55 juta tenaga terampil (skilled worker). McKinsey memperkirakan tahun 2030 indonesia menjadi negera terbesar ke-7. Untuk itu, Indonesia membutuhkan 113 juta skilled worker. Tenaga terdidik yang betul-betul terampil.

Pada akhir tahun 2015, kita memasuki era ASEAN Economic Community (AEC). Supaya bisa bersaing kita membutuhkan SDM-SDM yang kompeten.

Berarti, kini justru pendidikan menjadi makin penting dibandingkan sebelumnya. Pertanyaannya adalah Pendidikan macam apa? Pendidikan yang bagaimana? Akankah pendidikan menyiapkan anak-anak menghadapi masa depan mereka? Apakah pendidikan yang bagus membantu menjamin keuangan anak anda?  Semangat "Master Deddy" dalam video tersebut sangat terasa bahwa sistem pendidikan kita harus berbenah.

Sayangnya, Robert Kiyosaki melihat bahwa industri pendidikan sepertinya merupakan salah satu industri yang memiliki tingkat perubahan paling lambat. Akhirnya, Kiyosaki berpandangan bahwa orang tualah---bukan sistem pendidikan---yang harus mempersiapkan anak menghadapi dunia nyata.

Sebagai guru, kami juga harus berbenah. Kami harus menyesuaikan kebutuhan zaman. Pendidikan harus melihat kelebihan setiap anak yang berbeda-beda. Guru juga harus sadar bahwa mereka mempersiapkan anak untuk masa depan. Tentu saja, old ways teaching harus segera diganti dengan yang lebih baik.

Kami juga prihatin dengan munculnya "generasi nyinyir". Faktor apa yang menyebabkan gejala ini bisa terjadi. Dan tentu saja kondisi ini menuntut kita untuk mengoreksi diri kenapa gejala ini bisa menguat dan bagaimana cara mengantisipasinya agar tidak terjadi pada generasi berikutnya.

Salah satu kesimpulan yang bisa ditangkap dari video Deddy corbuzier dan video lainnya tentang sekolah dan kuliah adalah bahwa "Sekolah bukan jaminan untuk bisa sukses". Ya, betul sekali, bahkan faktor apapun tidak ada yang menjamin kesuksesan kecuali Tuhan.

Salam www.sejutaguru.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun