Anak yang tidak terbiasa mengevaluasi diri akan sangat sulit dan canggung menilai dirinya sendiri. Ada perasaan malu, tidak tahu, dan merasa tidak perlu. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mengevaluasinya dengan cara menjawab secara berkelompok. Setidaknya, anak akan belajar dari temannya tentang cara mengevaluasi diri dan mengeluarkan pendapatnya.
Belajar kelompok sangat penting. Anak yang pemalu, tidak biasa berpendapat, atau anak yang enggan mengeluarkan pikirannya bisa kita latih berbicara dalam kelompok-kelompok kecil.Â
Bimbingan seorang guru ketika hal ini baru pertama kali dilakukan sangatlah penting. Kadang-kadang, guru harus memberikan contoh jawaban agar mereka menyadari perasaan dan pikirannya.
Kedua, mulailah dengan pertanyaan yang sederhana.
Ingatlah bahwa tujuan dari refleksi pembelajaran bukanlah menilai atau menghakimi siswa. Anak-anak butuh mengetahui apakah mereka mendapatkan sesuatu atau tidak, atau mereka harus mengetahui dan menyadari apa yang mereka lakukan dan dampak yang diterimanya.
Dengan pertanyaan sederhana dan tidak banyak, maka akan mudah bagi mereka untuk memulai. Ingat, bimbingan guru dalam mengeluarkan pikiran sangat diperlukan.
Ketiga, lakukan secara terus-menerus.
Ini adalah pilar terpenting dari kegiatan ini. Supaya muncul dalam kesadaran anak bahwa kegiatan ini penting, maka harus kita lakukan secara konsisten dan kontinu. Kenapa?
Meskipun dampaknya tidak langsung kita rasakan saat itu juga (meskipun ada yang cukup cepat kelihatan dampaknya), dan jika hal ini menjadi kebiasaan mereka, maka mereka akan lebih mudah untuk memperbaiki diri. Mereka akan lebih mudah berprestasi dan sukses.
Dalam refleksi pembelajaran, terdapat proses yang komplit dalam belajar. Anak-anak akan mengingat, memilih, menentukan, menganalisis, kemudian mengevaluasi. Gabungan inilah yang akan menjadikan belajar menjadi lebih bermakna bagi anak.
salam hormat,