Penyandang disabilitas tidak perlu dikasihani, melainkan berilah kesempatan kepada mereka.
Tim PKM-PM Universitas Diponegoro dengan program “Implementasi Tower Garden Aeroponic System Berbasis Integrated Farming sebagai Upaya Mengatasi Malnutrisi pada Keluarga Disabilitas di Kelurahan Karangayu Semarang” telah lolos pendanaan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kegiatan ini resmi diawali dengan melakukan survei di Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas serta kunjungan ke salah satu rumah keluarga difabel.
Kondisi malnutrisi khususnya yang terjadi pada penyandang disabilitas sangat memerlukan perhatian. Kebutuhan konsumsi gizi pangan penyandang disabilitas juga harus terpenuhi dengan baik, terutama terkait kandungan protein hewani atau nabati, mineral, serta serat yang dikonsumsi.
Pembuatan tower garden aeroponic system berbasis integrated farming yang juga memanfaatkan lahan sempit yang tersedia serta botol dan gelas plastik bekas dapat menghasilkan multiple output berupa telur maupun daging dari burung puyuh, kemudian ikan lele, serta tanaman seperti kangkung, pakcoy, selada, maupun tanaman lainnya yang dapat dibudidayakan dengan menggunakan sistem aeroponik. Hasil yang beragam tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi gizi pangan dengan baik khususnya pada penyandang disabilitas.
Proses kegiatan PKM-PM mulai dari pengenalan hingga penggunaan instalasi.
Program pengabdian tower garden aeroponic meliputi kegiatan pembuatan alat, sosialisasi dan pelatihan, pelaksanaan budidaya, monitoring dan evaluasi, serta pemanenan. Pembuatan alat selesai dilakukan pada tanggal 24 Mei 2024, sehingga siap untuk dikenalkan kepada keluarga disabilitas mengenai perawatan dan pelaksanaan budidaya yang akan dilakukan. Sosialisasi dan pelatihan sebagai tahap pengenalan terkait budidaya dihadiri oleh 18 orang yang mengikuti kegiatan secara aktif termasuk salah satunya yaitu Bagas, penyandang disabilitas yang ikut turut serta melakukan praktik penyemaian secara langsung.
Selanjutnya, keluarga difabel melakukan perawatan budidaya serta pemanenan dengan monitoring yang tetap dilakukan oleh tim PKM melalui grup WhatsApp dan pengecekan mingguan secara langsung. Telur burung puyuh dapat dihasilkan setiap hari, sedangkan tanaman kangkung dipanen sekitar 25 hari setelah masa tanam, yakni dilaksanakan pemanenan pada tanggal 16 Juni 2024 bersama Sanni, salah satu penyandang disabilitas yang didampingi oleh sang ibu dalam memanen kangkung. Sementara itu, pemanenan ikan lele dewasa dilakukan setelah lele berusia sekitar 1-2 bulan dengan menyesuaikan ukuran lele yang telah siap panen.
Program tower garden aeroponic system berbasis integrated farming yang dilakukan pada keluarga disabilitas di Kelurahan Karangayu diharapkan dapat menjadi contoh upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi khususnya pada penyandang disabilitas, sehingga kemudian dapat turut menurunkan angka malnutrisi.
Ditulis oleh (Alifatul Husna Nuril Faza)
(Mahasiswa S1 (Agroekoteknologi), (Fakultas Peternakan dan Pertanian), Universitas Diponegoro)
Anggota tim : Iwani Maharani (Fakultas Kesehatan Masyarakat), Alifia Syahda Irdiani (Fakultas Peternakan dan Pertanian), Alfira Damayanti (Fakultas Peternakan dan Pertanian), dan Fatimah Kurniawati (Fakultas Ekonomi dan Bisnis).
Dosen Pendamping: Dr. Ir. Eny Fuskhah, M.Si.
Tim PKM-PM Universitas Diponegoro Tahun 2024, The Tower Hope: Tower Garden Aeroponic System Berbasis Integrated Farming
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H