Perbankan syariah mendukung ekosistem industri halal di Indonesia, seperti makanan halal, pariwisata syariah, dan sertifikasi halal. Pembiayaan syariah sering digunakan untuk mendukung sektor ini.
e. Peningkatan Investasi Syariah
Bank syariah memfasilitasi produk investasi syariah seperti sukuk (obligasi syariah), yang menjadi sumber pembiayaan bagi proyek infrastruktur pemerintah. Sukuk negara Indonesia, misalnya, telah digunakan untuk membangun fasilitas pendidikan, jalan, dan rumah sakit.
Tantangan Perbankan Syariah
Meskipun memiliki keunggulan dan potensi besar, perbankan syariah masih menghadapi berbagai tantangan yang menghambat perkembangan dan kontribusinya secara optimal dalam sistem keuangan. Berikut adalah tantangan utama perbankan syariah, khususnya di Indonesia:
a. Rendahnya Literasi Keuangan Syariah
Banyak masyarakat belum memahami konsep, prinsip, dan manfaat perbankan syariah. Literasi keuangan syariah di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan literasi keuangan konvensional, sehingga banyak yang menganggap perbankan syariah sama dengan bank konvensional tetapi tanpa bunga.
b. Kompetisi dengan Bank Konvensional
Bank konvensional yang sudah mapan memiliki jaringan lebih luas, teknologi canggih, dan biaya operasional yang lebih efisien. Nasabah sering membandingkan tingkat keuntungan antara produk syariah dan konvensional, yang seringkali menganggap bank konvensional lebih menarik.
c. Kurangnya Inovasi dan Diversifikasi Produk
Produk perbankan syariah sering dianggap kurang bervariasi dan tidak sefleksibel produk konvensional. Keterbatasan inovasi ini membuat bank syariah sulit menarik perhatian segmen pasar tertentu, seperti generasi muda dan pelaku usaha besar.