Masjid Pertama dan Kedua yang Dibangun Nabi Muhammad SAW

Masjid adalah tempat bagi muslim untuk mengerjakan shalat 5 waktu dan shalat sunah lainnya, masjid jiga bisa dipakai sebagai tempat keagaamaan lainnya seperti berdakwah.

Kita patut bersyukur sebagai warga muslim Indonesia karena Indonesia adalah negara dengan jumlah mesjid terbanyak di dunia.

Walaupun Indonesia bukan negara islam, tapi tercatat ada 800.000 mesjid yang berdiri kokoh di Indonesia. Hal itu menandakan bahwa Indonesia adalah negara islami.

Bandingkan dengan negara Arab Saudi yang hanya punya 15.000 masjid.

Lalu masjid manakah yang pertama kali dibangun. Nah berikut ada 2 masjid paling awal dibangun oleh nabi Muhammad Saw, yakni masjid Quba dan Nabawi.

1. MASJID QUBA

Saat nabi Muhammad Saw. dan para sahabat hijrah ke Madinah, orang-orang Anshar (suku Auz dan Khazraj) menanti dengan antusias kedatangan beliau. Tatkala beliau tiba, mereka keluar rumah dan menyambutnya dengan penuh suka cita.

Sebelum tiba di Madinah, Nabi Muhammad saw. berhenti di Quba selama lima hari. Di Quba inilah, beliau mendirikan masjid, yang kemudian dikenal dengan sebutan Masjid Quba.

Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun setelah kenabian. Masjid ini dibangun pada 8 Rabiul Awwal atau 23 September 622 M. Keberadaan Masjid Quba sebagai masjid pertama yang didirikan umat islam menempatkannya pada posisi istimewa.

Masjid Quba merupakan manifestasi dan lambang dari keberanian kaum perintis dalam mengemukakan jati dirinya. Lebih dari itu, Masjid Quba adalah bentuk rumah ibadah pertama umat islam yang menjadi model di masa masa selanjutnya.

Posisi masjid Quba bertambah istimewa karena karena ia adalah salah satu dari hanya tiga masjid yang dicantumkan dalam al-Qur'an. Dua lainnya adalah Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Aqsha di Yerusalem. (Aizid, 2018: 557

2. MASJID NABAWI

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammad Saw. setelah Masjid Quba. Mesjid ini dibangun pada tahun 622 M atau 1 H.

Masjid ini merupakan salah satu bangunan yang mempunyai nilai historis-teologis yang paling utama di Madinah. Setiap orang yang datang ke Madinah, hati dan pandangannya pasti tertuju ke tempat yang bersejarah ini.

Pada awalnya, Masjid Nabawi dibangun dengan syarat sederhana sebagaimana bangunan masjid di pedalaman dan pelosok desa. Bahkan, bangunan tersebut identik dengan mushala dalam konotasi mukhtahir. (Aizid, 2018: 558)

Pada tahun 7 H, setelah adanya perang Khaybar, masjid Nabawi diperluas menjadi 47,32 m.

Di era Khulafau Rasyidin tepatnya pas Khalifah Abu Bakar ra, Masjid Nabawi tidak berubah. Barulah diperluas di era Khalifah Umar bin Khatab ra.

Dalam perjalanannya, Masjid Nabawi menjelma sebagai bangunan yang sangat megah. Dinasti-dinasti islamlah yang memprakarsai reovasi besar-besaran. Dimulai dari dinasti Umayah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Ottoman, dan Dinasti Arab Saudi Modern. (Misrawi, 2009:27)