Pada bab "Ramadan Kedua", dimulai dengan kisah pasca pernikahan Romlah dengan Sunody Abdurrohman. Cak Rusdi menulis tulisan ini bak cerita biasa, pembaca seakan membaca novel, meskipun buku ini mendapat klasifikasi sebagai buku Agama. Selayaknya membaca cerita pendek berseri. Pernahkah pembaca bertanya-tanya mengapa ada sebutan "Pak Haji" tetapi tidak ada "Ibu Puasa" atau bahkan "Mbak Syahadat"
Tulisan dalam buku ini diakhiri dengan sebuah dialog menarik, yang mana pengulas buku ini sendiri cukup menyukainya, inginkah kau tahu?
"Berwudu yang sebenarnya adalah memberi maaf. Memadamkan api kemarahan dan kebencian. Percuman kalian berwudu seribu kali, tapi hati kalian tidak memaafkan. Hanya muka kalian saja yang merasa sejuk, tapi hati kalian terus meredakan panas didera kebencian"Â
Temukan buku ini dengan mudah di mojok.co, selamat menikmati diksi-diksi ringan penuh hikmah. Bacalah kalimat-kalimat indah, maka, akan nian indah hati dan harimu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H