Prinsip Al-Ma'hadu Laa Yanaamu Abdan yang berarti Pondok tidak pernah tidur membuat kegiatan di Pondok Modern Gontor tidak pernah berhenti, selalu bersambung dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya secara dinamis.
Kegiatan padat dan melibatkan ribuan anak remaja di dalamnya menjadi tantangan tersendiri, mengingat bukan perkara mudah mengatur anak remaja setingkat SMP dan SMA.
Menyiasati hal tersebut PM Gontor mempunyai suatu tradisi unik dan menarik yang dapat menggerakkan para santri dari satu kegiatan ke kegiatan lain secara efisien. Tradisi tersebut akrab disapa Tabkir atau Marosim.
Secara bahasa Tabkir merupakan kata dasar dari kata kerja bahasa Arab yaitu Baakaro yang berarti pagi-pagi atau lebih dini,sehingga dapat disimpulkan Tabkir berarti menyegerakan kegiatan lebih dini. Adapun Marosim juga berasal dari bahasa Arab yang berarti Upacara.
Mengapa dinamakan demikian? Disinilah letak keunikan tradisi ini. Kakak-kakak senior pengurus asrama atau yang biasa dipanggil Mudabbir tinggal berdiri tegak seperti sedang melaksanakan upacara bendera hari senin pagi, maka seluruh santri akan mempercepat langkah mereka bahkan berlari sekencang mungkin karena takut terlambat.Â
Tradisi unik ini tetap dipertahankan hingga kini karena terbukti dapat menjaga kualitas efisiensi waktu di PM Gontor. Tak hanya sekedar berdiri seperti patung, para Mudabbir juga mengistruksikan secara tegas agar seluruh santri bergegas sembari bertepuk tangan, bahkan tak jarang mereka "mengaum" sehingga tidak ada yang berani meremehkan instruksi mereka.
Apabila terlambat masuk kelas maka santri akan dimasukkan namanya dalam daftar pelanggaran, namun lain halnya jika santri terlambat Shalat berjamaah, boleh jadi rambut akan segera menghilang.
Tapi Marosim ini tidak semengerikan yang anda bayangkan, sebagian memang bersikap seperti komandan pasukan militer, namun tak jarang juga yang bersikap lebih bersahabat guna mencairkan suasana dan juga agar santri tidak terlalu merasa ditekan dan dikejar kejar oleh waktu.
Efektifitas waktu memang sangat penting, tak hanya di pondok saja tetapi di seluruh lini kehidupan, maka PM Gontor telah ditata sedemikian rupa agar santri benar-benar menghargai waktu, agar mereka tidak diperbudak oleh waktu melainkan mereka sendiri yang mengatur waktu.