Mohon tunggu...
Alifah Nur Fitria
Alifah Nur Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

like other mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Agrowisata di Tengah Kota

23 Juni 2021   10:57 Diperbarui: 23 Juni 2021   12:20 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PENDAHULUAN

            Pariwisata adalah salah satu hal yang membuat sebuah negara menarik untuk dikunjungi, termasuk Indonesia. Sektor pariwisata dapat membantu penghasilan dari negara itu sendiri, bahkan membantu mengembangkan perekonomian masyarakat serta melestarikan kekayaan alam. Karena banyaknya hal positif dari adanya pariwisata maka kita harus mengembangkan dan selalu berinovasi atas pariwisata yang kita miliki. Dalam hal itu, masyarakat harus bekerja sama dengan pemerintah untuk mewujudkan pengembangan di sektor pariwisata. Seperti yang diungkapkan oleh (Widayati & SBM, 2018), pembangunan kepariwisataan memerlukan perencanaan dan perancangan yang baik. Butuhnya perencanaan yang baik dirasakan oleh pemerintah selaku pemegang fungsi pengendali dan pengarah, dirasakan pula oleh swasta karena makin tajamnya kompetisi. serta menyadari bahwa keberhasilan suatu bisnis tidak akan terwujud jika tidak mendapat dukungan dari berbagai sektor. Peranan pemerintah sangat membantu terwujudnya objek wisata. Pemerintah memiliki kewajiban untuk mengatur pemanfaatan ruang melalui distribusi dan alokasi menurut kebutuhan. Pemerintah juga harus mengelola berbagai kepentingan secara proporsional dan tidak ada pihak yang selalu dirugikan atau selalu diuntungkan dalam kaitannya dengan pengalokasian ruang wisata.

Agrowisata merupakan salah satu contoh dari pariwisata dibidang pertanian. Agrowisata memanfaatkan pertanian sebagai objek wisatanya. Dijelaskan oleh Nurisjah bahwa agrowisata atau yang dimaksud wisata pertanian diartikan sebagai rangkaian aktivitas wisata yang memanfaatkan lokasi atau sektor pertanian mulai dari awal produksi hingga diperoleh produk pertanian dalam berbagai skala dan sistem yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan rekreasi di bidang pertanian (Budiarti & Muflikhati, 2013).

            Menurut Sanjaya, melalui pengembangan agrowisata dalam pemanfaatan lahan dengan menonjolkan budaya lokal, diharapkan dapat meningkatkan sekaligus melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara teknologi dan budaya lokal yang sesuai dengan lingkungan pada kondisi alaminya (Mayasari & Ramdhan, 2013).

 

ISI

  • Masalah Pada Potensi Agrowisata Perkotaan

Agrowisata merupakan contoh dari sektor pertanian yang memiliki bentuk ekonomi kreatif,

agrowisata dapat memberikan nilaai tambah bagi usaha agribisnis dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan petani. Agrowisata juga dapat dikatakan sebagai kombinasi antara pertanian dan pariwisata (Makarim & Baiquni, 2016). Agrowisata dapat dilakukan di desa maupun di kota. Wisata pertanian ini akan dijadikan pilihan bagi mereka yang ingin berlibur atau bahkan menambah pengetahuan. Mungkin saja kota besar merupakan peluang bagi para petani untuk menjalankan bisnis agrowisata, dimana petani menggambarkan dan mengembangkan konsep agrowisata yang memiliki pemandangan khas dan berbagai teknologi pertanian di tengah padatnya kota.

            Melalui konsep agrowisata perkotaan, maka harus adanya ketersediaan lahan di tengah kota yang siap untuk dijadikan agrowisata. Ketersediaan lahan di kota merupakan masalah serius, karena banyaknya alih fungsi lahan pertanian ke lahan non-pertanian. Dijelaskan oleh (Kabupaten et al., 2015), bahwa semakin berkurangnya luas lahan bagi pertanian akan menghilangkan potensi dalam memproduksi padi yang dapat memenuhi kebutuhan bagi daerah sendiri maupun daerah lain. Hal tersebut membuat lahan pertanian menjadi sangat penting keberadaannya guna menjaga ketahanan pangan. Selain itu apabila alih fungsi lahan saat ini tidak bisa dikendalikan maka akan mempercepat alih fungsi lahan yang akan terjadi dikemudian hari. Dari penjelasan tersebut dapat dibuat kesimpulan bahwa alih fungsi lahan membawa dampak buruk bagi ketahanan pangan. Bahkan agrowisatapun tidak bisa berkembang jika tidak ada lahan.

            Sekalipun dilakukan di lahan yang sempit, agrowisata perkotaan harus dikembangkan dan dikemas secara menarik sesuai minat pasar. Luas sempitnya lahan bukan menjadi masalah, karena begitu banyak inovasi menanam dengan memanfaatkan lahan yang sempit.

  • Strategi Pengembangan Agrowisata Perkotaan

            Pertanian memiliki peluang yang cukup menjanjikan, selain hadirnya berguna untuk menjaga ketahanan pangan, sektor pertanianpun dapat dijadikan pariwisata. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk dapat mendukung adanya pengembangan agrowisata di tengah perkotaan. Menurut (Pambudi & Setyono, 2018) dalam mengembangkan agrowisata, perlu dilakukannya upaya pelatihan dan pemberian pendidikan kepada kelompok tani binaan yang nantinya kelompok tani binaan ini yang akan menjadi contoh bagi kelompok tani yang lain. Diperlukan juga peran aktif dari penyuluh pertanian setempat dalam pemberian pendidikan dan pelatihan kelompok tani tersebut yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan aksesibilitas petani terhadap teknologi yang ada di pertanian mulai dari pembibitan, pengolahan, pemanenan dan pengolahan pasca panen hingga pemasaran hasil pertaniannya.

            Menurut (Rumagit, 2017), strategi pengembangan agrowisata perkotaan yang dapat diimplementasikan yaitu :

  • Objek wisata yang sudah ada di daerah setempat dapat dimanfaatkan guna menarik perhatian investor.
  • Mengembangkan budaya di daerah setempat dengan cara memamerkan ciri dari agrowisata yang khas.
  • Adanya ketersediaan lahan juga perlu dimanfaatkan dengan menjaga dan memanfaatkan tingkat kesuburan tanah.
  • Dampak Pengembangan Agrowisata Perkotaan

Menurut (Kader, 2020), pariwisata merupakan sebuah aktifitas yang melibatkan banyak pihak, lintas sektoral dan bahkan lintas negara. Dengan demikan maka, dalam prespektif  ekonomi, pariwisata merupakan sebuah industri yang melibatkan banyak pelaku usaha, baik  lokal, domestik dan internasional. Dengan demikian maka dalam perkembangan terakhir,  pariwisata telah menjadi salah satu sektor pembangunan ekonomi yang sedang digalakkan dan  diperkuat oleh pemerintah, baik  pemerintah pusat maupun daerah.

            Agrowisata telah memberikan dampak yang baik bagi kesejahteraan serta perekonomian bagi para pekerja. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Luthfi et al., 2013) yang menyebutkan bahwa dari analisis Persepsi individu menunjukkan mayoritas (83,6%) responden persetujuan tentang pengembangan pariwisata berbasis pertanian, 88,4% responden setuju dengan kedatangan wisatawan, 79% menganggap pengembangan Pariwisata berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat, hanya 40,9% responden yang menyatakan jika pengembangan pariwisata menyerap tenaga kerja, 34% menyatakan jika pengembangan pariwisata dapat mendorong timbulnya usaha lokal, 54,8% responden menyatakan jika pengembangan pariwisata berpeluang untuk dijadikan pekerjaan tetap, 63,4% responden menyatakan jika pengembangan pariwisata mendorong peran organisasi lokal, sebanyak 59,6% menyatakan partisipasi individu dalam pariwisata, 57,8% menganggap pariwisata berperan dalam mendukung budaya dan seni lokal, dan 62,1% menyatakan jika pengembangan pariwisata dapat meningkatan keamanan setempat. Pendapat dari setiap individu tentang pengembangan agrowisata terkait dengan keuntungan ekonomi yang diperolehnya, yaitu (1) meningkatkan kesejahteraan, (2) mengurangi pengangguran, dan (3) mendorong masyarakat untuk memilikiusaha mandiri.

            Disimpulkan oleh (Agustina, 2020) dalam skripsinya, dalam pengembangan agrowisata berupa sayuran organik sebagai destinasi pariwisata, membuat terdorongnya ekonomi kreatif untuk masuk ke dalam sub sektor desain, film, fotografi, arsitektur, kerajinan, video, riset dan pengembangan serta kuliner. Namun, pengambangan agrowisata yang ada belum maksimal hal ini dapat dilihat dari kurang adanya variasi dalam sayuran organik, begitu juga sarana dan prasarana agrowisata yang belum memadai.

SIMPULAN

            Pengembangan Agrowisata di tengah kota telah memberikan dampak yang baik mulai dari peningkatan kesejahteraan, mengurangi pengangguran, mengangkat perekonomian masyarakat, serta mendorong ekonomi kreatif. Masyarakat harus bekerjasama dengan pemerintah untuk mewujudkan pengembangan dalam agrowisata. Namun, masih kurangnya kesadaran diri untuk mengembangkan agrowisata di tengah kota dibuktikan dengan masih banyaknya alih fungsi lahan pertanian ke lahan non-pertanian.

DAFTAR PUSTAKA 

Agustina, A. (2020). PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK SEBAGAI DESTINASI AGROWISATA DALAM MENDORONG EKONOMI KREATIF (Studi Kasus di Kelurahan Karang Rejo Kec. Metro Utara). 

Budiarti, T., & Muflikhati, I. (2013). Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat Pada Usahatani Terpadu Guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani Dan Keberlanjutan Sistem Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 18(3), 200--207. 

Kabupaten, P., Di, K., & Jawa, P. (2015). ANALISIS PENYEBAB ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE LAHAN NON. 10(1), 2013--2018. 

Kader, A. (2020). Pembangunan ekonomi masyarakat melalui agrowisata. 2(1), 67--79. 

Luthfi, R. R., Pembangunan, K. P., Ekonomi, J. I., Ekonomi, F., Bisnis, D. A. N., & Brawijaya, U. (2013). MASYARAKAT DI SEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN DAN PEREKONOMIAN TAHUN 2009 -- 2013 ( Studi Kasus: Kota Batu ) JURNAL ILMIAH Disusun Oleh: 2013. 

Makarim, I. M., & Baiquni, M. B. M. (2016). Pengelolaan Agrowisata Berbasis Masyarakat di Desa Sidomulyo, Kota Batu. Jurnal Bumi Indonesia, 5(1), 223022. 

Mayasari, K., & Ramdhan, T. (2013). Strategi Pengembangan Agrowisata Perkotaan. Buletin Pertanian Perkotaan, 3(1), 21--28. 

Pambudi, S. H., & Setyono, P. (2018). STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN - STUDI KASUS DI DESA WISATA KALIGONO ( DEWI KANO ) KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PUWOREJO Agrotourism Development Strategy in Supporting Agriculture Development - Case Study Desa Wis. 16(2), 165--184. 

Rumagit, G. A. J. (2017). STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA RURUKAN Ireine Gratia Palit Celcius Talumingan. 13(2), 21--34. 

Widayati, T., & SBM, N. (2018). Srategy Pengembangan Agrowisata di Kota Semarang. Riptek, 12(1), 45--54. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun