Malang (Kompasiana.com) - Melon (Cucumis meloL.) merupakan salah satu jenis buah yang banyak digemari masyarakat. Buah melon merupakan komoditas holtikultura yang telah banyak dikembangkan di Indonesia, baik dalam skala kecil maupun agribisnis. Melon merupakan buah klimaterik, dimana buah klimaterik merupakan buah yang mampu menghasilkan hormon etilen. Hal tersebut menyebabkan buah melon mudah membusuk setelah panen karena laju respirasinya akan meningkat tajam selama periode pematangan. Karakter daya simpan buah merupakan salah satu karakter penting dalam pemasaran buah melon.
Perlakuan-perlakuan pasca panen pada buah segar untuk mempertahankan kesegaran buah dalam penyimpanan yaitu penyimpanan pada suhu rendah, penyimpanan buah dengan perlakuan kimia, penyimpanan dengan atmosfer terkendali, dan edible coating. Namun dari semua perlakuan tersebut masih memiliki banyak kelemahan.Â
Sehingga dengan adanya berbagai pemasalahan tersebut membuat 4 orang mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yaitu Dikianur Alvianto, Stefani Devina Arie Putri, Alifah Maulidiyah, dan M Iqbal Najib Fahmi tertarik melakukan penelitian untuk meningkatkan umur simpan buah potong melon menggunakan  konsep  penambahan muatan listrik  dengan tegangan tinggi.
Bahan yang digunakan adalah tepung karagenan, aquades, dan potongan melon berukuran 3x3x3 cm3. Alat  yang digunakan adalah ukur gelas, cawan petri, timbangan analitis,  gelas gelas, pengaduk, pemanas yan dilengkapi wadah kontainer dengan  ukuran 13 cm, elektroda, generator tegangan tinggi, sensor suhu.
Tahapan penelitian ini meliputi: 1) Caragenan 0,3% b / v dicampur ke dalam air panas pada suhu 80C. 2)  Larutan karagenan dimasukkan ke dalam wadah baja tanpa steinless dengan  suhu terkontrol pada suhu 50 C. 3) Potongan melon dimasukkan ke dalam  larutan karagenan. 4) Listrik tegangan tinggi ditembakkan ke wadah selama 10 detik. 5) Melon dikeringkan dari larutan karagenan.
Dalam  penelitian ini, ada tiga jenis perlakuan yang terdiri dari kontrol  (tidak dilapisi), metode pelapis yang dicelup, dan pelapisan menggunakan tegangan listrik. Dalam penelitian ini, faktornya adalah waktu penyimpanan. Variasi Faktor waktu penyimpanan meliputi waktu yaitu  3, 6, 9, 12, dan 15 jam.
Berdasarkan  hasil pengujian organolaptik, tekstur, dan pengukuran kadar air,  perlakuan pelapisan listrik memiliki perlakuan yang lebih baik dibandingkan dengan dua perlakuan lainnya. Penambahan  muatan listrik pada lapisan pelapis menyebabkan permeabilitas lapisan  pelapis meningkat dibandingkan dengan metode pelapis yang dicelup.
"Alasan kami memilih buah potong adalah kami melihat permasalahan yang  ada di sekitar kita, misalnya buah potong untuk catering tidak akan  mampu bertahan lama di udara terbuka, namun dengan metode penambahan muatan listrik ini maka buah yang dilapisi akan bertahan hingga lebih dari 20 jam", ujar Diki selaku ketua dari kelompok penelitian ini.
Harapannya, dengan metode penambahan muatan listrik ini dapat membantu masyarakat maupun pengusaha dalam meningkatkan umur simpan buah potong. Selain itu, buah yang telah diberi aliran listrik tegangan tinggi tetap aman dikonsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H